Bocah Dua Tahun Tewas Hanyut di Parit
Saat kejadian, ibu korban Kadek Satrya Wiguna, 2, sedang memasak untuk memenuhi pesanan nasi bungkus. Bapak korban sedang kerja sebagai sopir.
SINGARAJA, NusaBali
Kadek Satrya Wiguna, balita yang baru berumur dua tahun, asal Lingkungan Penarukan Desa, Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Sabtu (13/2) sore meregang nyawa. Sebelumnya dia dikabarkan hilang oleh orangtuanya. Namun dari hasil pencarian warga bersama aparat setempat, korban Satrya sudah ditemukan tidak bernyawa di sebuah saluran parit, yang melintasi daerah depan rumahnya.
Kejadian tersebut berawal saat korban yang masih balita tersebut kesehariannya diasuh dan dijaga oleh ibunya Ni Putu Suarningsih, 35. Pada saat kejadian, Sabtu sekitar pukul 14.00 Wita, Suarningsih yang juga memiliki pekerjaan sambilan berdagang tipat rujak di kawasan Terminal Penarukan, sedang mendapat orderan nasi bungkus. Dia yang sibuk mempersiapkan pesanannya, seketika ingat dan tidak mendapati anak keduanya tersebut bermain di sekitar warung maupun halaman rumah yang berada di belakang warung.
“Katanya tadi ditinggal memasak oleh ibunya di dapur. Sedangkan anaknya semula bermain di halaman. Di depan rumah juga terdapat parit kecil kurang lebih selebar satu meter dengan kedalaman sekitar 70 centimeter, yang kebetulan hari ini (kemarin) airnya deras,” ujar Komang Arta, salah satu tetangga korban.
Menghilangnya korban membuat Suarningsih berusaha mencari dan menanyakan keberadaan anaknya kepada para tetangga. Namun pencariannya tidak membuahkan hasil. Sehingga kejadian tersebut sampai ke telinga aparat kelurahan termasuk Babinsa dan Babinkamtibmas. Bersama warga, aparat pun mempunyai ide untuk mencari di sepanjang aliran parit yang ada di depan rumah korban.
Benar saja, sekitar 30 menit pencarian, korban Satrya ditemukan mengambang dan tersangkut di pohon dalam aliran parit pada sekitar pukul 14.30 Wita. Tim pencarian yang saat itu ikut melakukan penyusuran, langsung mengevakuasi korban dan melakukan pertolongan pertama.
Namun sayang, pada saat itu, kondisi korban sudah lemas dan dingin. Warga pun beramai-ramai melarikannya ke RSUD Buleleng, untuk mendapat pertolongan. Tetapi korban Satrya tidak dapat tertolong dan dinyatakan tewas saat perjalanan menuju rumah sakit.
Ayah korban, Gede Eka Budi Priyatna, 35, yang bekerja sebagai sopir angkutan yang saat kejadian sedang narik, langsung bergegas ke rumah sakit, begitu mengetahui anak keduanya tersebut dikabarkan hilang dan ditemukan hanyut. Tangis histeris pun tidak dapat ditahan, hingga jenazah korban dipulangkan ke rumah duka.
Sementara itu, di rumah duka, tampak ramai tetangga dan keluarga terdekat telah ramai memadati rumah duka. Ibu korban, Suarningsih, dan kakak korban, Gede Yogi Erawan, 14, tampak sangat histeris. Suarningsih belum dapat menerima anaknya tewas karena hanyut. Sebagian warga dan keluarga terdekat, membantu mempersiapkan sarana upacara berupa banten pejati dan membuat taring. Sedangkan hingga sore kemarin keluarga korban belum menentukan kapan jenazah korban akan dikubur, dan masih menunggu hari baik.
Lurah Penarukan I Gusti Ngurah Oka, yang ditemui di lokasi kejadian, membenarkan bahwa kejadian tersebut berawal dari laporan anak hilang. Ia mengatakan, parit yang melintasi rumah korban memang jarang dialiri air. “Parit ini hanya teraliri air sewaktu-waktu, dan hari ini (Sabtu kemarin) sudah siang baru ada air besar,” kata dia.
Sementara itu, Kapolsek Kota Singaraja Kompol Nyoman Suarnata, menyatakan bahwa kejadian balita tewas tersebut murni karena hanyut. Dari hasil visum tim medis RSUD Buleleng tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. 7 k23
Komentar