nusabali

Serangan Jantung, Ditemukan Tewas dalam Apartemennya di Kuwait

  • www.nusabali.com-serangan-jantung-ditemukan-tewas-dalam-apartemennya-di-kuwait

Jenazah Made Gede Gunawan sudah dipulangkan ke Bali dan tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Senin dinihari. Penjabat Bupati Gianyar Ketut Rochineng pun sempat melayat ke rumah duka di Desa Bedulu

Made Gede Gunawan, TKI Asal Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh yang Sudah 7 Tahun Bekerja di Kuwait

GIANYAR, NusaBali
Seorang pekerja spa asal Banjar Gua, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Made Gede Gunawan, 37, meninggal di tempat kerjanya yakni Hotel Crown Plaza, Kuwait, Rabu (28/2) lalu. Made Gunawan yang sudah 7 tahun mengandalkan penghasilan sebagai spa terapis di Kuwait ini meregang nyawa karena serangan jantung.

Informasinya, korban Made Gede Gunawan awalnya ditemukan pingsan oleh teman kerja di apartemennya. Spa terapis berusia 37 tahun ini pun sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat di Kuwait. Namun, saat tiba di rumah sakit, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

Korban Made Gede Gunawan merupakan keponakan dari Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali, Putu Sumantra. Jenazah Gunawan sudah dipulangkan ke Bali dari Kuwait dan tiba di Bandara Internasional Ngu-rah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Senin (5/3) dinihari.

Dari Bandara Ngurah Rai, jenazah korban langsung dititipkan ke RSUD Sanjiwani Gianyar. Jenazahnya tidak langsung dibawa ke rumah duka di Banjar Gua, Desa Bedulu, karena berbagai pertimbangan. Rencananya, jenazah korban akan diabenkan keluaganya pada Budha Pon Watugunung, Rabu (14/3) depan.

Korban Gunawan berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Ni Kadek Sri Astuti, 37, serta anak semata wayang yang masih duduk di bangku sekolah TK, I Putu Suyasa, 5.

Ditemui NusaBali di rumah duka, Senin kemarin, istri almarhum, Kadek Sri Astuti, mengatakan suaminya tidak punya riwayat sakit jantung. Itu sebabnya, ketika mendapat kabar duka dari Kuwait soal kematian suaminya yang disebut akibat serangan jantung, Sri Astuti sempat tidak percaya. Apalagi, waktu itu keluarganya masih sibuk bersih-bersih usai pujawali di sanggah (pura keluarga).

Menurut Sri Astuti, suaminya terakhir kali pulang ke Bali, Desember 2017 lalu. Gunawan yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan I Putu Suwardana (almarhum) dan Ni Wayan Rasti (almarhum) kala itu pulang untuk mengurus pengabenan jenazah ibundanya, yang meninggal karena penyakit diabetes.

Rencananya, korban Gunawan akan kembali pulang ke Bali, April 2018 depan, untuk prosesi ngasti almarhum ibunya, Ni Wayan Rasti. Namun, dia keburu meninggal dunia dan pulang sudah jadi mayat.

“Saat pulang terakhir kalinya Desember 2017 lalu, suami saya tampak sehat. Selama ini, dia juga tidak pernah mengeluh sakit. Ketika terakhir menelepon seminggu lalu, dia juga nggak ada mengeluh apa-apa,” kenang Sri Astuti.

Sri Astuti sendiri sempat menghubungi agen yang memberangkatkan suaminya sebagai spa terapis ke Kuwait, setelah mendapat kabar duka soal kematian mendadak sang tulang punggung keluarga. Sri Astuti pun sangat sedih ketika pihak agen membenarkan suaminya telah meninggal di belahan Timur Tengah.

Meski demikian, Sri Astuti tidak ingin larut dalam kesedihan. Sri Astuti berusaha tabah dan tegar, serta menerima kenyataan sang suami telah berpulang buat selamanya. Dia berusaha tabah demi merawat anak semata wayangnya, I Putu Suyasa, yang kini menjadi yatim.

Menurut Sri Astuti, suaminya berangkat kerja sebagai spa terapis di Hotel Crown Plaza, Kuwait secara resmi dan taat segala administrasi. Karenanya, proses pemulangan jenazah almarhum pun praktis tanpa hambatan. “Kami besyukur karena pemulangan jenazah suami ditangung dari perusahaan. Jenazah sudah tiba di RSUD Sanjiwanti Gianyar, dinihari tadi (kemarin),” jelas ibu satu anak ini.

Di sisi lain, Kadis Tenaga Kerja Kabupaten Gianyar, AA Dalem Jagadhita, mengungkapkan proses pemulangan jenazah almarhum Made Geda Gunawan dari Kuwait ke Bali, relatif cepat. “Hal ini karena yang bersangkutan (korban) terdaftar secara resmi sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Karena TKI legal, maka pemerintah mudah memfasilitasinya dan berkomunikasi dengan Kedutaan RI di Kuwait,” ungkap Gung Dalem Jagadhita di rumah duka, Senin kemarin.

Gung Dalem Jagadhita memaparkan, jenazah korban Gunawan diterbangkan dari Kuwait, Sabtu (3/3) lalu. Setelah Jenazah tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang, Banten, Minggu (4/3) malam, jenazah korban langsung diterbangkan ke Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban. “Jenazah tiba di Bandara Ngurah Rai Tuban, Senin dinihari, dengan dijuemput keluarga, selanjutnya dititip di RSUD Sanjiwani Gianyar,” tandas Gung Dalem.

Sementara itu, kabar duka kematian spa terapis asal Desa Bedulu di tempat kerjanya di Kuwait ini mendapat perhatian dari Penjabat Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng. Penjabat Bupati yang notabene Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali ini pun sempat melayat ke rumah duka di Banjar Gua, Desa Bedulu, Kecamatan Gianyar, Senin kemarin.

Saat melayat ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa kemarin, birokrat asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng yang baru dua pekan menjadi Penjabat Bupati Gianyar ini didampingi sejumlah pejabat Pemkab Gianyar. Termasuk di antaranya Kadis Naker Gianyar AA Dalem Jagadhita, Kepala Badan Kesbangpol Gianyar I Dewa Gde Alit Mudiarta, dan Kadis Pertanian Gianyar I Made Raka. *nvi

Komentar