Tabanan Bakal Terapkan Parkir Elektronik
Pemerintah Kabupaten Tabanan akan menerapkan parkir elektronik (e-parkir).
TABANAN, NusaBali
Saat ini prosesnya masih di tahap penyediaan mesin parkir elektronik yang dibeli lewat e-katalog. Penerapan e-parkir ditarget terealisasi pada Juni 2018. Kepala Dinas Perhubungan Tabanan I Made Agus Harta Wiguna didampingi Kepala Bidang Prasarana Dinas Perhubungan Tabanan Ni Wayan Sri Wahyuni, menjelaskan saat ini tahapnya masih proses pengiriman mesin. Mesin parkir elektronik dipesan 15 unit, per unit seharga Rp 122.500.000, meliputi pemasangan hingga pelatihan.
“Sekarang masih proses pengiriman, kemarin katanya baru sampai di Tanjung Priok (Jakarta), dan rencananya 13 Maret akan dikirim ke Tabanan,” ungkapnya, Senin (5/3). Dikatakannya, penerapan e-parkir dengan pembayaran e-money ini
mekanismenya ada dua sistem. Pertama sistem on street parkir di tepi jalan dengan menggunakan alat 15 unit yang dinamakan alat parkir meter. Alat tersebut akan diletakkan di sepanjang Jalan Thamrin Kecamatan Kediri, dan di Jalan Gajah Mada, Jalan Gunung Batur, dan Jalan Melati, Kecamatan Tabanan.
Sementara mekanisme kedua sistemnya of street akan berlaku di Pasar Transit Tabanan atau bernama terminal parkir elektronik. Jadi ini alatnya beda dengan 15 unit alat tersebut.
“Sistem ini seperti parkir masuk bandara. Saat akan masuk areal parkir, ada plang, pencet mesin kemudian keluar karcis. Setelah keluar pasar baru bayar tarif parkir,” tutur Harta Wiguna.
Sedangkan yang on street, setiap warga diharuskan terlebih dahulu memiliki e-money. Pemakaiannya, tinggal memasukkan e-money ke dalam mesin, dan ikuti beberapa langkah, seperti akan parkir berapa jam, pilih jenis kendaraan dan nomor plat, kemudian tunggu beberapa detik, bukti akan keluar. “Estimasi pengaturan parkir diatur per jam, jika lebih dari itu maka masyarakat kembali ke mesin parkir untuk lakukan register,” jelas Harta Wiguna.
Diakuinya, ketika nanti diberlakukan e-parkir, diperkirakan banyak masyarakat masih belum bisa keluar dari zona nyaman. Maka dari itu pihaknya akan melakukan sosialisasi termasuk melakukan pelatihan kepada petugas. “Kami juga masih persiapan pendukung lainnya seperti koordinasi dengan pihak bank yang siapkan e-money dan lainnya. Sehingga kalau sudah siap, rencananya Juni akan terealisasi,” ujarnya.
Sementara bagi masyarakat yang belum punya e-money, tetap akan membayar parkir, sebab petugas parkir manual tetap disiagakan. Begitu pula di jalan yang sudah dipasang mesin e–parkir, akan ada petugas untuk mengarahkan dan input data.
Harta Wiguna menambahkan, e–parkir diterapkan untuk memaksimalkan kantong-kantong parkir yang ada, untuk meningkatkan PAD, serta meminimalisir kebocoran PAD. Tarif e–parkir sesuai dengan tarif parkir yang sekarang. Untuk roda dua sebesar Rp 2.000, dan kendaraan roda empat sebesar Rp 3.000 untuk sekali parkir. “Mudah-mudahan berjalan lancar selama proses persiapan dan saat realisasi,” tandas Harta Wiguna. *d
“Sekarang masih proses pengiriman, kemarin katanya baru sampai di Tanjung Priok (Jakarta), dan rencananya 13 Maret akan dikirim ke Tabanan,” ungkapnya, Senin (5/3). Dikatakannya, penerapan e-parkir dengan pembayaran e-money ini
mekanismenya ada dua sistem. Pertama sistem on street parkir di tepi jalan dengan menggunakan alat 15 unit yang dinamakan alat parkir meter. Alat tersebut akan diletakkan di sepanjang Jalan Thamrin Kecamatan Kediri, dan di Jalan Gajah Mada, Jalan Gunung Batur, dan Jalan Melati, Kecamatan Tabanan.
Sementara mekanisme kedua sistemnya of street akan berlaku di Pasar Transit Tabanan atau bernama terminal parkir elektronik. Jadi ini alatnya beda dengan 15 unit alat tersebut.
“Sistem ini seperti parkir masuk bandara. Saat akan masuk areal parkir, ada plang, pencet mesin kemudian keluar karcis. Setelah keluar pasar baru bayar tarif parkir,” tutur Harta Wiguna.
Sedangkan yang on street, setiap warga diharuskan terlebih dahulu memiliki e-money. Pemakaiannya, tinggal memasukkan e-money ke dalam mesin, dan ikuti beberapa langkah, seperti akan parkir berapa jam, pilih jenis kendaraan dan nomor plat, kemudian tunggu beberapa detik, bukti akan keluar. “Estimasi pengaturan parkir diatur per jam, jika lebih dari itu maka masyarakat kembali ke mesin parkir untuk lakukan register,” jelas Harta Wiguna.
Diakuinya, ketika nanti diberlakukan e-parkir, diperkirakan banyak masyarakat masih belum bisa keluar dari zona nyaman. Maka dari itu pihaknya akan melakukan sosialisasi termasuk melakukan pelatihan kepada petugas. “Kami juga masih persiapan pendukung lainnya seperti koordinasi dengan pihak bank yang siapkan e-money dan lainnya. Sehingga kalau sudah siap, rencananya Juni akan terealisasi,” ujarnya.
Sementara bagi masyarakat yang belum punya e-money, tetap akan membayar parkir, sebab petugas parkir manual tetap disiagakan. Begitu pula di jalan yang sudah dipasang mesin e–parkir, akan ada petugas untuk mengarahkan dan input data.
Harta Wiguna menambahkan, e–parkir diterapkan untuk memaksimalkan kantong-kantong parkir yang ada, untuk meningkatkan PAD, serta meminimalisir kebocoran PAD. Tarif e–parkir sesuai dengan tarif parkir yang sekarang. Untuk roda dua sebesar Rp 2.000, dan kendaraan roda empat sebesar Rp 3.000 untuk sekali parkir. “Mudah-mudahan berjalan lancar selama proses persiapan dan saat realisasi,” tandas Harta Wiguna. *d
1
Komentar