NTP Bali di Atas Nasional
Nilai Tukar Petani (NTP) di Bali pada Februari 2018 sebesar 103,88 persen.
DENPASAR, NusaBali
Angka itu lebih tinggi dari angka tingkat nasional pada bulan sama yang tercatat 102,33 persen. NTP jadi salah satu indikator dalam mengetahui tingkat kemampuan petani di pedesaan "NTP Bali pada Februari 2018 meningkat 0,39 persen, sedangkan NTP tingkat nasional menurun 0,57 persen, akibat indeks harga yang diterima petani secara nasional merosot 0,20 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Selasa (6/3).
Ia mengatakan, NTP Bali sebesar 103,88 persen pada bulan Februari 2018 meningkat 0,39 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 103,48 persen. Dari sisi indeks yang diterima petani (lt) mengalami kenaikan sebesar 0,87 persen dari 131,14 persen menjadi 132,28 persen.
“Dari sisi indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dari 126,73 persen menjadi 127,34 persen,”kata Adi Nugroho.
Dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali, terdiri atas empat subsektor mengalami kenaikan dan satu subsektor yakni tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 1,22 persen.
Keempat subsektor yang mengalami kenaikan meliputi subsektor hortikultura 1,76 persen, tanaman pangan 0,49 persen, peternakan 0,43 persen dan subsektor perikanan 0,36 persen.
Adi Nugroho menambahkan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan dan daya beli petani di daerah perdesaan. NTP juga mampu menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga.
NTP diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Semakin tinggi indeks NTP, secara relatif semakin kuat pula peranannya pada tingkat kemampuan daya beli petani.
Adi Nugroho menjelaskan, sementara indeks nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) di Bali mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen dari 111,51 persen pada bulan Januari 2018 menjadi 112,33 persen pada bulan Februari 2018.
Kenaikan indeks NTUP terjadi pada hampir seluruh subsektor, kecuali tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,97 persen. Sementara subsektor lainnya mengalami kenaikan yakni NTUP subsektor hortikultura 2,26 persen, perikanan 1,15 persen, tanaman pangan 0,89 persen dan subsektor peternakan 0,68 persen, ujar Adi Nugroho. *ant
Angka itu lebih tinggi dari angka tingkat nasional pada bulan sama yang tercatat 102,33 persen. NTP jadi salah satu indikator dalam mengetahui tingkat kemampuan petani di pedesaan "NTP Bali pada Februari 2018 meningkat 0,39 persen, sedangkan NTP tingkat nasional menurun 0,57 persen, akibat indeks harga yang diterima petani secara nasional merosot 0,20 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Selasa (6/3).
Ia mengatakan, NTP Bali sebesar 103,88 persen pada bulan Februari 2018 meningkat 0,39 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 103,48 persen. Dari sisi indeks yang diterima petani (lt) mengalami kenaikan sebesar 0,87 persen dari 131,14 persen menjadi 132,28 persen.
“Dari sisi indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dari 126,73 persen menjadi 127,34 persen,”kata Adi Nugroho.
Dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali, terdiri atas empat subsektor mengalami kenaikan dan satu subsektor yakni tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 1,22 persen.
Keempat subsektor yang mengalami kenaikan meliputi subsektor hortikultura 1,76 persen, tanaman pangan 0,49 persen, peternakan 0,43 persen dan subsektor perikanan 0,36 persen.
Adi Nugroho menambahkan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan dan daya beli petani di daerah perdesaan. NTP juga mampu menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga.
NTP diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Semakin tinggi indeks NTP, secara relatif semakin kuat pula peranannya pada tingkat kemampuan daya beli petani.
Adi Nugroho menjelaskan, sementara indeks nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) di Bali mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen dari 111,51 persen pada bulan Januari 2018 menjadi 112,33 persen pada bulan Februari 2018.
Kenaikan indeks NTUP terjadi pada hampir seluruh subsektor, kecuali tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,97 persen. Sementara subsektor lainnya mengalami kenaikan yakni NTUP subsektor hortikultura 2,26 persen, perikanan 1,15 persen, tanaman pangan 0,89 persen dan subsektor peternakan 0,68 persen, ujar Adi Nugroho. *ant
1
Komentar