nusabali

5 Orang Tidur-Memasak di Gubuk 2 Meter x 2 Meter

  • www.nusabali.com-5-orang-tidur-memasak-di-gubuk-2-meter-x-2-meter

Bedeng yang ditempati pasutri Ketut Tangkas Wijaya Kusuma-Luh Suarmini bersama tiga anaknya adalah bale bengong milik saudaranya, yang diberi dinding dari seng bekas dan triplek bekas

Potret Keluarga Miskin di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Buleleng


SINGARAJA, NusaBali
Pasangan suami istri (Pasutri) Ketut Tangkas Wijaya Kusuma, 32, dan Luh Suarmini, 30, termasuk salah satu potret keluarga di wilayah Kabupaten Buleleng yang hidupnya paling memprihatinkan. Bayangkan, pasutri dengan tiga anak ini harus tinggal berdesakan dalam bedeng sempit berukuran hanya 2 meter x 2 meter di Banjar Kauh Teben, Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Buleleng. Di siitulah sekeluarga beranggotakan 5 orang ini tidur dan memasak jadi satu.

Pasutri Ketut Tangkas Wijaya Kusuma dan Luh Suarmini dikaruniai tiga anak yang masih kecil. Si sulung baru duduk di Kelas V SD, sementara anak nomor dua masih Kelas II SD, sedangkan si bungsu belum bersekolah. Tak lama lagi mereka bakal dikaruniai anak keempat, karena Luh Suarmini kini sedang dalam kondisi hamil tua.

Pasangan Ketut Tangkas-Luh Suarmini bersama anak-anak mereka terpaksa harus tinggal berdesakan di bedeng sempit ukuran 2 meter x 2 meter, setelah gubuk yang ditempati sebelumnya roboh akibat diterjang hujan angin, Desember 2017 lalu. Pihak desa pun sudah mengusulkan bantuan bedah rumah bagi keluarga Ketut Tangkas tahun 2018 ini.

Keluarga kecil Ketut Tangkas tinggal satu pekarangan dengan rumah orangtuanya. Dalam pekarangan itu juga tinggal lima saudara dari Ketut Tangkas. Mereka semua termasuk kurang mampu dari sisi ekonomi. Ketut Tangkas dan lima saudaranya hanya pekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu. Tidak ada jaringan listrik di pekarangan rumah keluarga besar ini.

Selama ini, ayah dari Ketut Tangkas, yakni Nyoman Suta Ariana, bersama istrinya, tinggal di rumah sederhana bantuan bedah rumah sekitar tahun 2010. Kemudian, salah satu saudara dari Ketut Tangkas juga mendapat bantuan rehab rumah sekitar tahun 2014.

Sedangkan Ketut Tangkas sendiri sejatinya sudah masuk daftar tunggu penerima bantuan rehab rumah sejak 2 tahun silam. Namun apes, bantuan yang diharapkan tidak kunjung terealisasi. Sudah begitu, gubuk yang ditempati Ketut Tangkas bersama istri dan tiga anaknya justru ambruk diterjang hujan disertai angin kecang, Desember 2017 lalu.

Sebelum roboh diterjang hujan angin, gubuk yang ditempati keluarga Ketut Tangkas rencananya akan direhab dengan bantuan dari pemerintah. Maklum, gubuk yang akhirnya roboh itu hanya berdingding bekas-bekas baliho, dengan atap seng bekas. “Dulu kami tinggal di gubuk. Karena gubuknya roboh diterjang hujan angin, kami pindah pinjam bale begong kakak,” kenang Ketut Tangkas saat ditemui NusaBali di gubuk sempitnya, Minggu (4/3) siang.

Nah, bale bengong ukuran 2 meter x 2 meter terbuat dari bambu milik kakaknya itulah yang kini ditempati keluarga Ketut Tangkas. Bale bengong tersebut dipermak menjadi bedeng untuk tempat tidur sekaligus memasak. Bedeng ini hanya berdinding seng bekas dan triplek bekas. Sedangkan atapnya dari anyaman daun kelapa yang ditutupi terpal. Penerangan gubuk ini memakai lampu petromak, karena tidak ada layanan listrik. Salah satu saudaranya ada yang mendapat jaringan listrik dengan nyantel di tetangga.

“Di sinilah kami tidur bersama istri dan anak. Mau bagaimana lagi, karena sudah tidak ada tempat. Mau membuat rumah juga tidak punya uang. Jangankan bikin rumah, untuk makan saja kami sulit,” keluh Ketut Tangkas. Ketut Tangkas berharap bisa mendapat bantuan dari pemerintah. Ketut Tangkas mengaku sudah pernah didata untuk mendapat bantuan rehab rumah dari Pemkab Buleleng. Namun, dia tidak tahu kapan bantuan itu akan diterima.

Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Jagaraga, Made Sumendra Nurjaya, menyatakan pendataan terhadap warga kurang mampu, termasuk keluarga Ketut Tangkas, sudah dilakukan. Mereka diusulkan untuk mendapat bantuan bedah rumah maupun rehab rumah.

Untuk keluarga Ketut Tangkas, kata Sumendra Nurjaya, akan mendapat bantuan rehab rumah senilai Rp 15 juta, yang digelontor Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng  tahun anggaran 2018. “Kalau datanya (berapa jumlah warga yang diusulkan, Red), dibawa oleh masing-masing Kadus (Kepala Dusun). Tapi, keluarga Ketut Tangkas sudah diusulkan ke Dinas Perkimta. Realisasi tahun ini, tapi kapan waktunya, saya tidak tahu,” jelas Sumendra Nurjaya. *k19

Komentar