DLH Tebar Toga ke 29 Sekolah
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar menebar ribuan tanaman berupa 50 jenis tanaman keluarga (Toga) dan belasan jenis tanaman upakara.
GIANYAR, NusaBali
Penyebaran tersebut guna meningkatkan kecintaan warga sekolah terhadap manfaat Toga, sekaligus menguatkan sekolah sebagai adiwiyata berbasis lingkungan.Hal itu disampaikan Kepala DLH Ginauyar I Wayan Kujus Pawitra di Gianyar, Rabu (7/3). Kata dia, ada 29 sekolah SD hingga SMA pada tujuh kecamatan di Gianyar akan diberikan bantuan toga. Toga ini didrop ke sekolah disertai pembinaan dari DLH, triwulan I 2018. Program ini akan dilanjutkan dengan pemberian tanaman upakara pada 29 sekolah tersebut. ‘’29 sekolah yang kami sasar itu, ada sekolah yang telah lolos dalam Lomba Adiwiyata tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional. Tentu juga ada sekolah yang disiapkan untuk mengikuti lomba itu ke depan,’’ jelasnya.
Konsep Adiwiyata, lanjjut dia, tempat yang baik dan ideal untuk meraih segala ilmu pengetahuan demi tercapainya kesejahteraan. Kujus menilai, terlepas dari penyiapan sekolah sebagai calon peserta lomba adiwiyata, budidaya hayati bidang toga dan tanaman upakara tentu tak sekadar merindangkan halaman sekolah. Di dalamnya ada penanaman nilai-nilai kearifan lokal. Karena tanaman ini tak hanya bermanfaat untuk obat dan bahan upakara Hindu, namun juga untuk penelitian sekolah. ‘’Sekolah dapat menanamkan budi pakerti pada anak-anak tentang pentingnya sumber daya hati dan etika lingkungannya. Dalam kearifan lokal Bali ada Tri Hita karana, tiga relasi keseimbanagn manusia dengan lingkungan dan Tuhan/Ida Sanghyang Widhi Wasa,’’ jelasnya.
Kata Kujus, toga yang ditebar antara lain kumis kucing, sirih merah dan hijau, kakap, temu, kunyit, dan lainnya. Sedangkan tanaman upakara antara lain, cempaka, majegau, pandan arum, dan lain sebagainya. *lsa
Konsep Adiwiyata, lanjjut dia, tempat yang baik dan ideal untuk meraih segala ilmu pengetahuan demi tercapainya kesejahteraan. Kujus menilai, terlepas dari penyiapan sekolah sebagai calon peserta lomba adiwiyata, budidaya hayati bidang toga dan tanaman upakara tentu tak sekadar merindangkan halaman sekolah. Di dalamnya ada penanaman nilai-nilai kearifan lokal. Karena tanaman ini tak hanya bermanfaat untuk obat dan bahan upakara Hindu, namun juga untuk penelitian sekolah. ‘’Sekolah dapat menanamkan budi pakerti pada anak-anak tentang pentingnya sumber daya hati dan etika lingkungannya. Dalam kearifan lokal Bali ada Tri Hita karana, tiga relasi keseimbanagn manusia dengan lingkungan dan Tuhan/Ida Sanghyang Widhi Wasa,’’ jelasnya.
Kata Kujus, toga yang ditebar antara lain kumis kucing, sirih merah dan hijau, kakap, temu, kunyit, dan lainnya. Sedangkan tanaman upakara antara lain, cempaka, majegau, pandan arum, dan lain sebagainya. *lsa
Komentar