Warga Banjar Temukus Tanam Sereh Wangi
Setelah padang kasna dan tanaman pangan lainnya gagal tumbuh akibat terpapar panasnya abu vulkanik, warga Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem kembali menanam sereh wangi.
AMLAPURA, NusaBali
Budidaya sereh wangi ini atas petunjuk investor dari Medan, Kacuk. Tahun ini, sebanyak 50.000 batang sereh wangi yang ditanam. Sementara pada Oktober 2017 sebanyak 40.000 batang. Budidaya sereh wangi ini memanfaatkan lahan miring seluas 5 hektare dikoordinasikan Bendesa Pakraman Temukus yang juga Kelian Kelompok Tani Sigarata, I Nengah Sindia. Bibit sereh wangi yang ditanam 14 anggota Kelompok Tani Sigerata didatangkan investor. Targetnya tuntas tanam selama Maret 2018. Sebab, geografisnya menyulitkan bertanam terutama di kemiringan yang cukup curam.
Teknik tanamnya sederhana, terlebih dahulu dengan menggemburkan lahan, kemudian membuat lubang sedalam 25 cm dan batang sereh wangi ditanam miring ke arah matahari terbit. Jarak tanam satu pohon ke pohon lain sekitar 1 meter. Sereh wangi merupakan tanaman jenis baru yang anti abu vulkanik. Tanam pertama pada Oktober 2017 diperkirakan mulai panen pada bulan April-Mei 2018. Nantinya yang dipanen daunnya, disuling jadi minyak. Kacuk selaku bapak angkat membawakan mesin penyulingan. Nilai penjualannya per liter minyak atsiri Rp 200.000 hingga Rp 300.000, tergantung kualitas minyak.
Disebutkan, manfaat minyak atsiri di antaranya untuk antiseptik alami, menghilangkan bau badan dengan meminum setetes minyak secara teratur, mengencangkan pori kulit dengan cara dioleskan, untuk merawat kulit, bersihkan barang dapur karena mengandung anti jamur, melemaskan otot, pengharum alami, memperlancar detoksifikasi atau untuk membuang racun dalam tubuh dan sebagainya. “Kami berharap hasilnya optimal dan memberikan harapan untuk kesejahteraan masyarakat di Desa Pakraman Temukus. Kami hanya mengajak anggota kelompok bertanam sereh wangi, bibit diberikan bapak angkat,” kata Nengah Sindia, Rabu (7/3).
Camat Rendang, I Wayan Mastra mendukung kerja keras krama Desa Pakraman Temukus dengan inovasi bertanam sereh wangi. “Setelah padang kasna jadi andalan dan tanaman pangan mati terpapar abu vulkanik, sereh wangi memberikan harapan baru,” katanya. Diharapkan, panen perdana dari budidaya sereh wangi yang dilakukan pada bulan Oktober 2017 sesuai harapan. Pada bulan April atau Mei krama tani sudah bisa panen dan menyuling daun sereh wangi menjadi minyak. *k16
Budidaya sereh wangi ini atas petunjuk investor dari Medan, Kacuk. Tahun ini, sebanyak 50.000 batang sereh wangi yang ditanam. Sementara pada Oktober 2017 sebanyak 40.000 batang. Budidaya sereh wangi ini memanfaatkan lahan miring seluas 5 hektare dikoordinasikan Bendesa Pakraman Temukus yang juga Kelian Kelompok Tani Sigarata, I Nengah Sindia. Bibit sereh wangi yang ditanam 14 anggota Kelompok Tani Sigerata didatangkan investor. Targetnya tuntas tanam selama Maret 2018. Sebab, geografisnya menyulitkan bertanam terutama di kemiringan yang cukup curam.
Teknik tanamnya sederhana, terlebih dahulu dengan menggemburkan lahan, kemudian membuat lubang sedalam 25 cm dan batang sereh wangi ditanam miring ke arah matahari terbit. Jarak tanam satu pohon ke pohon lain sekitar 1 meter. Sereh wangi merupakan tanaman jenis baru yang anti abu vulkanik. Tanam pertama pada Oktober 2017 diperkirakan mulai panen pada bulan April-Mei 2018. Nantinya yang dipanen daunnya, disuling jadi minyak. Kacuk selaku bapak angkat membawakan mesin penyulingan. Nilai penjualannya per liter minyak atsiri Rp 200.000 hingga Rp 300.000, tergantung kualitas minyak.
Disebutkan, manfaat minyak atsiri di antaranya untuk antiseptik alami, menghilangkan bau badan dengan meminum setetes minyak secara teratur, mengencangkan pori kulit dengan cara dioleskan, untuk merawat kulit, bersihkan barang dapur karena mengandung anti jamur, melemaskan otot, pengharum alami, memperlancar detoksifikasi atau untuk membuang racun dalam tubuh dan sebagainya. “Kami berharap hasilnya optimal dan memberikan harapan untuk kesejahteraan masyarakat di Desa Pakraman Temukus. Kami hanya mengajak anggota kelompok bertanam sereh wangi, bibit diberikan bapak angkat,” kata Nengah Sindia, Rabu (7/3).
Camat Rendang, I Wayan Mastra mendukung kerja keras krama Desa Pakraman Temukus dengan inovasi bertanam sereh wangi. “Setelah padang kasna jadi andalan dan tanaman pangan mati terpapar abu vulkanik, sereh wangi memberikan harapan baru,” katanya. Diharapkan, panen perdana dari budidaya sereh wangi yang dilakukan pada bulan Oktober 2017 sesuai harapan. Pada bulan April atau Mei krama tani sudah bisa panen dan menyuling daun sereh wangi menjadi minyak. *k16
Komentar