nusabali

Orok Gegerkan Warga Pantai Pebuahan

  • www.nusabali.com-orok-gegerkan-warga-pantai-pebuahan

Meski sudah dalam keadaan tidak utuh, mayat orok itu tidak sampai mengeluarkan bau busuk.

NEGARA, NusaBali
Warga di seputaran Pantai Pebuahan, Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, digegerkan penemuan orok terdampar di pantai setempat, Jumat (9/3) siang. Orok perempuan yang sempat dikira kayu itu, ditemukan sudah membiru. Beberapa bagian tubuhnya sudah lepas. Pihak kepolisian kini memburu pemilik dan pelaku pembuang orok tersebut.

Sesuai informasi di lapangan, orok tersebut pertama kali ditemukan warga Banjar Pebuahan, Subahan,42, sekitar pukul 13.00 Wita. Saat itu, nelayan ini ke pantai karena hendak melaut. Saat akan mengambil jukung, Subahan berjalan dari arah timur ke barat, melewati posisi orok teresbut. Namun dia hanya memperhatikan sepintas, mengira benda sejenis batang kayu. “Sudah sempat saya lihat, karena saya kira batang kayu. Tetapi waktu sudah mau ambil jukung, saya penasaran, makanya kembali balik untuk memastikan, dan ternyata orok,” ujar Subahan.

Guna memastikan hal tersebut, Subahan langsung mengabarkan kepada warga sekitar, yang tinggal sekitar lima meter dari lokasi penemuan orok. Khawatir dibawa ombak ke tengah laut, orok yang dalam kondisi mengenaskan itu dievakusi seorang ibu rumah tangga (IRT) setempat, Mukaranah,50, dengan cara dirangkul menggunakan alas kardus. Orok langsung dibawa ke pinggir rumah warga setempat.

Orok itu pun dilaporkan ke aparat Kepolisian. Polisi datang ke lokasi, lanjut melakukan olah TKP melibatkan Tim Inafis Polres Jembrana, dan  mengamankan orok tersebut ke Ruang Jenazah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) RSU Negara.

Subahan didampingi beberapa warga sekitar, mengatakan meski sudah dalam keadaan tidak utuh, mayat orok itu tidak sampai mengeluarkan bau busuk. Warga pun memperkirakan orok itu, belum lama dibuang ke laut, tidak ada sampai lebih seminggu. Namun beberapa bagian tubuhnya, diketahui sudah tidak utuh. Seperti bagian kepala hancur, daun telinga hilang, betis kanan hilang, sejumlah bagian kulit serta bagian daging kaki kiri hilang, dan luka pada pusar. “Tadi waktu ditemukan, luka di pusarnya masih mengeluarkan darah, dan kemungkingkan waktu dibuang masih ada tali pusarnya. Kondisinya seperti masih segar. Kemungkinan karena terbentur karang atau sempat digerogoti ikan, makanya hancur,” ujar Subahan didampingi sejumlah warga sekitar lainnya.

Salah seorang dokter jaga UPTD RSU Negara, dr Ady Prastama, yang sempat melakukan pemeriksaan luar terhadap orok tersebut, mengatakan, tidak dapat memastika perkiraan umur maupun perkiraan waktu kematian serta penyebab kematian orok tersebut. Menurutnya, sesuai hasil pemeriksaan luar, untuk fisik orok yang dibawa ke Ruang Jenazah UPTD RSU Negara pada sekitar pukul 15.30 Wita itu, dan beberapa bagian tubuhnya telah hilang. Berat orok 700 gram, panjang dari kepala hingga lutut sekitar 30 centimter, dan panjang rambut 1 centimeter. “Untuk umur, perkiraan waktu kematian, termasuk penyebanya, lebih jelas melalui otopsi di RSUP Sanglah. Kami di sini hanya melakukan pemeriksaan luar, dan melihat kondisi luarnya,”  ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yusak Agustinus Sooai, mengaku masih melakukan penyelidikan terhadap kasus temuan mayat orok tersebut. Pihaknya berencana mengirim mayat orok tersebut ke RSUP Sanglah, Denpasar, untuk dilakukan otopsi, agar bisa mendapat petunjuk lebih lanjut mengenai kematian orok tersebut. “Masih kami selidiki. Nanti rencana kami kirim ke Sanglah. Tetapi sementara masih kami titipkan di Rumah Sakit Negara,” ujarnya. *ode

Komentar