nusabali

Sang Anak Sempat Grogi Saat Pertama Mainkan Karakter Susik

  • www.nusabali.com-sang-anak-sempat-grogi-saat-pertama-mainkan-karakter-susik

Sebelum jatuh sakit 6 bulan lalu, Made Ngurah ‘Susik’ Sadika sempat berencana duet dengan anaknya, Gede Arya Darmadi, untuk membentuk karakter perempuan kembar di panggung. Sang ayah hendak mainkan karakter Susik, sementara sang anak mainkan karakter Bunga

Seniman Bondres Made Ngurah ‘Susik’ Sadika Sakit, Kariernya di Panggung Dilanjutkan Putra Sulung


SINGARAJA, NusaBali
Seniman bondres I Made Ngurah ‘Susik’ Sadika, 53, sudah selama 6 bulan tidak tampil menghibur masyarakat, karena menderita penyakit gagal ginjal. Masyarakat pun rindu akan lawakan seniman bondres yang beken lewat peran Susik dan kerap mengucapkan kalimat ‘nyanan welange jak memek’ ini. Namun, masyarakat cukup terhibur karena putra sulung Ngurah ‘Susik’ Sadika, yakni Gede Arya Darmadi alias Cimcim, 28, sudah meniti karier kesenian bondres untuk melanjutkan karakter ‘Susik’ dari ayahnya.

Adalah Ngurah ‘Susik’ Sadika sendiri yang mendelegasikan karakter Susik untuk dimainkan sang anak, Gede Arya Darmadi. Mandat itu diberikan menyusul banyaknya permintaan bagi Susik Bondres untuk tampil, padahal dia sedang sakit. Mandat untuk melanjutkan karakternya kepada sang anak itu diberikan Susik Sadika 6 bulan lalu, ketika seniman bondres berusia 53 tahun tersebut sudah tak sanggup lagi menahan sakit yang menggerogiti tubuhnya dan mengharuskannya menjalani perawatan intensif.

Jauh sebelum menerima mandat dari ayahnya untuk melanjutkan karakter Susik, Arya Darmadi sejatinya sejak kecil sudah berkecimpung di dunia seni. Pemuda berusia 28 tahun ini adalah jebolan Padepokan Seni Dwi Mekar, Buleleng. Selain piawai magambel (menabuh gong), Arya Darmadi juga menguasai tarian Bali.

Arya Darmadi yang memiliki postur tubuh hampir sama dengan sang ayah, Susik Sadika, juga mulai terjun mengeluti kesenian topeng bondres saat masih duduk di bangku SMA. “Awalnya, saya coba ngelawak di acara sekolah menggunakan topeng, karena memang dari dulu besar di sanggar,” kenang Arya Darmadi saat ditemui NusaBali di rumahnya, Jalan Puri Kresna Gang V Singaraja, Keluarahan Kendran,  Kecamatan Buleleng, Rabu (7/3).

Begitu tamat SMA, Arya Darmadi bergabung di grup Bondres Soblek tahun 2009. Saat itu, seniman yang akrab dipanggil Cimcim ini masih freelance dan dibon sana-sini untuk bermain bondres. Ketika itu, anak dari Susik Sadika ini memerankan karakter ‘Susan’. Pada 2013, Arya Darmadi ditawari bergabung dengan grup Bondres Sunari Banjra asuhan Wayan Sujana. Saat itulah dia mendapatkan karakter baru dengan nama panggung ‘Gek Mawar’.

Dalam pentas bondres, baik Arya Darmadi maupun sang ayah Susik Sadika sama-sama memerankan sosok wanita centil. Anak dan ayahnya ini tetap bersaing secara fair. Namun, pionir tetaplah pionir: sosok ayah yang memainkan karakter Susik sejauh ini belum bisa ditandingi oleh Arya Darmadi dengan karakter Gek Mawar. Karakter Susik masih menjadi favorit masyarakat Bali.

Saat didelegasikan memainkan karakter Susik oleh sang ayah, September 2017 lalu, Arya Darmadi sempat tidak percaya diri. Maklum saja, Susik yang sudah dikenal seantero dunia dengan tokoh aslinya, jelas akan kentara jika dimainkan oleh orang lain. “Bapak mendelegasikan kepada saya untuk lanjutkan karakter Susik, karena beliau kasihan sama masyarakat yang sudah mencarinya untuk manggung, biar mereka tidak kecewa,” tutur Arya Darmadi.

Namun, dalam memainkan karakter Susik di panggung, Arya Darmadi tetap atas seizin dan persetujuan panitia yang mengundangnya tampil. Dengan kepercayaan ayah yang dibanggakannya dan masyarakat Bali, secara perlahan Arya Darmadi mulai mempelajari sosok Susik yang selama ini menjadi ikon bondres. Pemuda kelahiran Singaraja, Buleleng, 14 September 1990, ini banyak belajar dari sang ayah yang tengah berjuang melawan sakit.

“Saya banyak mendapat motivasi langsung dari bapak,” jelas jebolan IHDN Kampus Singaraja ini. Selama 6 bulan ini, Arya Darmadi getol mempelajari cara berjalan dan gerak-gerik karakter Susik yang biasa diperankan ayahnya. Bahkan, dia juga mempelajari alunan ketawa khas Susik.

Menurut Arya Darmadi, saat pentas perdana menggantikan ayahnya menggunakan tapel Susik, dirinya sempat grogi. Apalagi, sempat kentara oleh penonton bahwa yang menarikan topeng Susik bukan penari aslinya.

Namun, seiring berjalannya waktu dan jam terbang yang makin banyak, Arya Darmadi mulai meresapi dan menjiwai karakter Susik yang selama ini dimainkan oleh sang ayah. “Tapi, saya masih harus tetap belajar untuk dapat memuaskan hati dan menghibur masyarakat Bali,” papar seniman bondres yang kini jadi pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini.

Arya Darmadi mengku tidak akan berhenti untuk melanjutkan misi ayahnya sebagai seniman bondres yang memberikan penghiburan bagi masyarakat. Dia juga bertekad belajar lebih giat lagi untuk mempertahankan posisi Susik di hati masyarakat Bali.

Jauh sebelum sang ayah, Susik Sadika, jatuh sakit, mereka sempat memiliki proyeksi untuk menciptakan sosok wanita kembar: Susik dan Bunga. Karakter Susik rencananya akan dimainkan ayahnya, sementara Arya Darmadi memainkan karakter Susan. Sayangnya, sampai saat ini mimpi tersebut belum terwujud, karena Susik Sadika keluiare masuk rumah sakit sejak September 2017.

“Ya, mudah-mudahan bapak cepat pulih, sehingga cita-citanya untuk membuat wanita kembar di panggung tercapai dan kembali menghibur masyarakat Bali,” harap anak sulung dari dua bersaudara pasangan Made Ngurah ‘Susik’ Sadika dan Ni Luh Rening ini.

Sang ayah, Susik Sadika, saat ini harus rutin cuci darah dua kali seminggu, karena menderita gagal ginjal, sejak September 2017 lalu. Selain itu, Susik Sadika juga beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Awalnya, seniman bondres asal Banjar Kelod Kauh, Desa Panji, Ke-camatan Sukasada kelahiran Singaraja, 22 Agustus 1964, ini dilarikan ke RSUD Buleleng, 21 September 2017 malam.

Sebelum dibawa ke RSUD Buleleng, seniman bondres yang suka lontarkan kalimat ‘nyanan welange jak memek’ dalam pentas ini pun masih sempat manggung di kawasan seberang Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung bersama dengan grupnya beranggotakan empat seniman. “Pulang dari nopeng jam enam sore, sudah pada bengkak badannya. Dan, akhirnya dibawa ke rumah sakit dan langsung opname,” kenang sang istri, Ni Luh Rening, kepada NusaBali kala itu.

Terungkap, penyakit gagal ginjal yang diderita Susik Bondres baru belakangan diketahui. Sebelumnya, ayah dua anak ini divonis dokter menderita penyakit kencing manis dan hipertensi sejak 2012. Pada 2015 lalu, Susik Bondres juga sempat menjalani operasi batu ginjal. Kini, seniman bondres yang menjabat Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Budaya Baca di Dinas Perpustakaan & Arsip Daerah Kabupaten Buleleng ini divonis gagal ginjal. *k23

Komentar