nusabali

Siswi SMP Gantung Diri, Tinggalkan Surat untuk Orangtua

  • www.nusabali.com-siswi-smp-gantung-diri-tinggalkan-surat-untuk-orangtua

Siswi kelas IX SMPN 1 Susut, Ni Luh Eka Wahyuni, 15, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa tergantung di pohon manggis milik orangtuanya di Banjar Bungan, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli, Sabtu (10/3).

Pagi Hari di Sekolah Sempat Nangis

BANGLI, NusaBali
Mendiang Luh Eka meninggal surat permohonan maaf yang ditulis tangan untuk kedua orangtua, I Wayan Lega, 40, dan Ni Nyoman Mastri, 38. Jenazah Luh Eka ditemukan pertama kali oleh kakeknya, I Nengah Kenak, 65.  Ditemui di rumah duka, Nengah Kenak menuturkan awalnya sekitar pukul 15.30 Wita, dia hendak mencari kayu bakar di pinggiran tukad. Kebetulan Nengah Kenak tidak tinggal satu rumah dengan orangtua Luh Eka.

Saat itu Nengah Kenak melihat dari kejauhan ada celana berwarna biru tergantung di pohon manggis. Karena penasaran dia mendekati celana yang tergantung tersebut. Ternyata dilihat ada badan manusia yang tergantung. “Saya penasaran karena siangnya saya lewat sini tidak ada celana yang tergantung. Ternyata cucu saya yang gantung diri. Saat saya dekati tubuh sudah membiru,” tuturnya.

Melihat hal tersebut, Nengah Kenak langsung mencari kedua orangtua Luh  Eka, Wayan Lega dan Ni Mastri, untuk memberitahukan kondisi putrinya. “Bapaknya sedang bekerja mencari kayu, sedangkan ibunya sedang keluar,” ujar Nengah Kenak. Informasi di rumah duka, Ni Luh Eka Wahyuni adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya Ni Nengah Ema Safitri baru berusia 4 tahun.

Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan kepada Bhabinkamtibmas Desa  Tiga. Selang beberapa menit pihak kepolisian mendatangi lokasi dan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).  Belum diketahui motif yang mendasari Luh Eka melakukan aksi bunuh diri. Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi mengatakan pihaknya masih mendalami kasus tersebut. “Motif masih didalami, sementara kami belum bisa meminta keterangan pihak orangtua karena masih shock,” jelasnya.

Di sisi lain, pihak keluarga menemukan sebuah surat tulisan tangan. Surat tersebut merupakan surat yang ditulis Luh Eka sebelum gantung diri, ditujukan kepada kedua orangtuanya. Dalam surat tersebut Luh Eka mengungkapkan permohonan maafnya, karena sudah membuat malu dan mengecewakan orangtua atas tindakan yang diperbuatnya. Luh Eka juga menyampaikan ucapan terima kasih karena sudah dirawat oleh orangtuanya.

Sementara itu, jenazah Eka ditempatkan di lokasi gantung diri. Hal itu karena adat di Banjar Buungan, warga yang meninggal dengan cara ulah pati tidak diizinkan dibawa ke rumah. Kemudian warga setempat gotong royong mempersiapkan sarana untuk penguburan janazah Luh Eka di Setra Banjar Buungan. Satu per satu kerabat berdatangan melayat ke rumah duka.  Masih di rumah duka, sejumlah teman sekolah korban kemarin datang melayat. Mereka mengaku tidak mengetahui Luh Eka memiliki masalah, karena almarhum tidak pernah bercerita. Luh Eka dikenal sebagai siswi yang aktif di kelas, dan anaknya periang. Pada Sabtu pagi kemarin, Luh Eka masih sekolah seperti biasa, tidak ada hal yang aneh. Tetapi Luh Eka sempat menangis saat di sekolah. “Sempat nangis di sekolah, tapi kami tidak tahu apa penyebabnya. Dia juga tidak mau cerita,” ungkap Ni Wayan Sukma Suadianti, salah seorang teman Luh Eka saat ditemui di rumah duka.

Dikatakan pula, saat di sekolah wajah Luh Eka terlihat memerah, seperti orang alergi. “Di wajah timbul bintik-bintik merah, kami kira alergi. Kami coba tanya dia punya masalah apa, dia ngaku tidak ada masalah di sekolah, dengan keluarga atau pacarnya. Dan pacarnya anak SMA di dekat sini,” imbuh temannya yang lain.  Tercatat kasus bunuh diri di wilayah Kabupaten Bangli sejak Januari hingga Sabtu (10/3) sebanyak 14 kasus. *e

Komentar