nusabali

Tiga Komunitas Tampil Apik, Sayang Penonton Sepi

  • www.nusabali.com-tiga-komunitas-tampil-apik-sayang-penonton-sepi

Pengamat: Penikmat Musik Punya Music of Sence-nya Sendiri

DENPASAR, NusaBali

Pentas seni musik sebagai seni tematik pertama pada ajang Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya (BMN) III 2018 menjadi kesempatan bagi komunitas seni musik yang di Bali untuk menunjukkan dirinya. Pada Minggu kedua, tiga komunitas seni musik dapat kesempatan menghibur penonton. Yakni, Komunitas Don Biu Denpasar, Gajah Etnik Tabanan, dan Komunitas Ruang Singgah Negara.

Mereka tampil menunjukkan kreativitasnya di atas panggung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Minggu (11/3) malam. Penampilan ketiganya sungguh memikat dan apik. Sedari awal, penampilan sudah memukau melalui renungan tentang dinamisme dan kemerdekaan dalam seni yang dibawakan Komunitas Don Biu Denpasar. Mereka mempersembahkan enam penampilan dalam balutan instrumen musikal dan sastra terasa kental akan penghayatan.

Sementara Komunitas Seni Gajah Etnik Tabanan juga tak ketinggalan. Mereka mempersembahkan lima penampilan yang tak kalah memukau dari penampil sebelumnya. Suasana pun berubah jadi haru biru saat penampilan dari Komunitas Ruang Singgah Negara menampilkan seni musik bertajuk ‘Rahasia Doa’. Penampilan memikat itu memang tidak terlalu banyak penonton. Hanya penikmat seni yang sungguh-sungguh melihat, merasa, meraba, dan mengapresiasi penampilannya.

Menurut pengamat seni musik,  Dr I Nyoman Astita MA, mencari penonton yang memang memiliki ketertarikan akan seni itu sulit. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan masyarakat untuk menonton pertunjukan besar yang cenderung menampilkan bentuk visual. Seperti pertunjukan joged atau treatrikal pasti lebih ramai, jika dibandingkan musik. Alasan ini dikemukakan, karena dirinya juga telah lama bergelut dalam dunia seni musik dan khusus mengamati seni musik. “Penikmat musik memiliki music of sence-nya sendiri. Jadi, mencari penonton yang memang memiliki ketertarikan akan seni itu memang sulit,” katanya.

Akan tetapi Astita tidak dapat menyalahkan keadaan ini pada masyarakat, karena tak dipungkiri seni memang memiliki gaya dan penggemarnya masing-masing. Justru Astita mengharapkan hal ini dapat merangsang kreativitas seniman musik, khususnya musik lokal. Seniman musik haruslah tetap berkarya, meski harus sambil menanti penikmat musik yang sejati.*ind

Komentar