nusabali

Satukan Penyair di Nusantara

  • www.nusabali.com-satukan-penyair-di-nusantara

Tidak hanya dari berbagai daerah berbeda, para penyair di dalam buku ini juga datang dari latar belakang sosial dan profesi hingga agama yang berbeda. Termasuk tidak terbatas pada usia.

Buku ‘Obituari Negeri Pelangi’

DENPASAR, NusaBali
Sebuah buku antologi puisi bertajuk ‘Obituari Negeri Pelangi’ buah karya dari 18 penyair dari berbagai daerah di Indonesia berhasil diterbitkan.  Menariknya, ada satu penyair muda berumur sembilan tahun ikut menghiasi buku setebal 144 halaman tersebut. Dialah Ni Nyoman Rianti Adi Saraswati Putri.

Sebagaimana para penulis lainnya, pelajar yang kini masih duduk di bangku kelas III SD Lentera Hati Jimbaran, Badung, ini juga menyumbang 3 puisi. Putri pasangan Made Adi Dwi Buda Susila dan Putu Wedayanti ini mengaku bangga bisa menjadi bagian dari buku ini. Dia berharap bisa kembali mengisi buku seperti itu lagi.

Penulis lainnya, Putu Anggia, mengaku sangat termotivasi sekaligus bangga. "Saya juga senang bisa bertemu beberapa penyair yang muda dan berbakat. Semoga dengan adanya kegiatan ini, saya dan penyair lainnya bisa membagikan ide ide positif yang ada di lingkungan sekitar,” ucapnya pada suatu kesempatan, Minggu (11/3).

Mereka para penyair diantaranya Aris Nohara (Temanggung), Arwin  Saputra (Bulukumba), Asri Nurjannah (Garut), Dhaniar Retno Wulandari (Surakarta), Dita Puspitarani (Surabaya), Eny Suswanty (Jogja), Nurinara W R (Nganjuk), Sudiawan Imam Prakoso Adi (Tulungagung), Susan T (Semarang).

Sedangkan penyair dari Bali diantaranya I Ketut Adi Juliantara (Kuta), Ian Vendata (Kuta), Komang Erawati (Denpasar), Marini (Singaraja), Marsellus N Pampur (Denpasar), dan Niswa Djupri (Denpasar), Omang Riani (Kuta), Putu Anggia Agnes Hasianna (Denpasar), dan Wira Adnyani (Gianyar).

Buku yang diterbitkan oleh Niswaka Publisher ini berisikan 54 puisi. Masing-masing penyair menyumbang tiga puisi di buku itu. Niswa Djupri selaku pihak dari Niswaka Publisher mengatakan, sesuai dengan judul antologi puisi 18 penyair ini, buku ini sebagai ajang kekeluargaan penyair seluruh Indonesia. Ada tujuan besar di balik menggandeng penyair dari berbagai daerah ini, yakni ingin memberitahu masyarakat bahwa negeri Indonesia yang banyak warna dari sisi suku, bahasa, agama, dan lainnya yang membuat berbeda. “Sesungguhnya hal-hal itu tidaklah berbeda. Kami ingin membuktikan bahwa dari puisi mampu membuat negeri ini menjadi lebih baik. Indonesia, negeri pelangi yang indah,” ungkapnya.

Tidak hanya dari berbagai daerah berbeda, para penyair di dalam buku ini juga datang dari latar belakang sosial dan profesi hingga agama yang berbeda. Termasuk tidak terbatas pada usia. “Ini menandakan bahwa inilah Indonesia, serta sastra yang bisa milik siapa saja,” imbuh wanita yang berprofesi sebagai guru ini.

Sekaligus, pihaknya juga berupaya dalam melaksanakan gagasan-gagasan dari segala kreatifitas dan harapan penyair. Dengan harapan agar dunia sastra Indonesia, khususnya puisi kian maju dan berkembang. “Saya ingin menunjukkan besarnya kepedulian kalangan penyair terhadap perkembangan dunia sastra Indonesia, khususnya puisi,” tandasnya. *ind

Komentar