Anak Pengungsi Semangat Belajar di Perpustakaan
Anak-anak pengungsi yang menempati kantor UPTD Dinas Pertanian Kecamatan Rendang di Banjar Singerata, Desa Rendang, punya tempat baru untuk berkumpul dan belajar.
AMLAPURA, NusaBali
Sepulang sekolah, mereka berbaur dan belajar bersama di perpustakaan yang dibuat relawan PMI Provinsi Bali. Tersedia 200 jenis buku bacaan untuk siswa sekolah dasar (SD).
Anak-anak pengungsi ini mengaku sepulang sekolah lebih bersemangat belajar di perpustakaan. “Di sini kan ada juga buku pelajaran yang mirip di sekolah. Setidaknya dengan baca-baca, tambah wawasan dan memperkaya ilmu,” ungkap Ni Putu Nita Astari. Siswi kelas III ini juga mengaku sesekali belajar bahasa Inggris. Sementara Ni Luh Anggita Nadi Artini mengaku tidak pernah absen mengunjungi perpustakaan. “Saya mesti lebih rajin belajar untuk mengejar juara I yang pernah lepas,” kata Artini. Siswi kelas IV ini tercatat jadi bintang kelas yakni juara I di kelas I dan kelas II. Setelah menginjak kelas III dan kelas IV turun menjadi juara II.
Sementara Koordinator Relawan PMI Provinsi Bali, I Wayan Aryawan, mengaku mendirikan perpustakaan sejak pertengahan Januari 2018. Perpustakaan ini terwujud karena ada sumbangan buku dari donatur. “Hanya saja jumlah buku tidak sebanding dengan jumlah anak-anak pengungsi di sini yang mencapai 120 anak,” ungkapnya. Aryawan berharap ada donatur menyumbang buku untuk SD. Sehingga lebih banyak pilihan. Ditambahkan, pendirian perpustakaan ini bertujuan memberikan edukasi dan tempat bermain untuk mengurangi jenuh. *k16
Sepulang sekolah, mereka berbaur dan belajar bersama di perpustakaan yang dibuat relawan PMI Provinsi Bali. Tersedia 200 jenis buku bacaan untuk siswa sekolah dasar (SD).
Anak-anak pengungsi ini mengaku sepulang sekolah lebih bersemangat belajar di perpustakaan. “Di sini kan ada juga buku pelajaran yang mirip di sekolah. Setidaknya dengan baca-baca, tambah wawasan dan memperkaya ilmu,” ungkap Ni Putu Nita Astari. Siswi kelas III ini juga mengaku sesekali belajar bahasa Inggris. Sementara Ni Luh Anggita Nadi Artini mengaku tidak pernah absen mengunjungi perpustakaan. “Saya mesti lebih rajin belajar untuk mengejar juara I yang pernah lepas,” kata Artini. Siswi kelas IV ini tercatat jadi bintang kelas yakni juara I di kelas I dan kelas II. Setelah menginjak kelas III dan kelas IV turun menjadi juara II.
Sementara Koordinator Relawan PMI Provinsi Bali, I Wayan Aryawan, mengaku mendirikan perpustakaan sejak pertengahan Januari 2018. Perpustakaan ini terwujud karena ada sumbangan buku dari donatur. “Hanya saja jumlah buku tidak sebanding dengan jumlah anak-anak pengungsi di sini yang mencapai 120 anak,” ungkapnya. Aryawan berharap ada donatur menyumbang buku untuk SD. Sehingga lebih banyak pilihan. Ditambahkan, pendirian perpustakaan ini bertujuan memberikan edukasi dan tempat bermain untuk mengurangi jenuh. *k16
Komentar