Suwendha Perintis, Puspayoga Negosiator, Rai Mantra Kreatif
Selaku Walikota Denpasar pertama, Made Suwendha ibaratnya memulai dari nol persen. Dia berjuang ekstra garap sumber-sumber PAD dari pajak reklame, pajak bangsa asing, pajak keramaian, hingga pajak tanah.
Menurut Made Westra, di era Walikota Puspayoga adalah masa kepemimpinan yang tegas, ditunjukkan saat membongkar toko-toko di Jalan Gajah Mada Denpasar dan Jalan Sulawesi Denpasar. “Keberanian Ajung (panggilan Puspayoga) ditunjukkan dengan sikap tegas dalam penataan kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar itu. Fenomenal sekali waktu itu,” tandas Westra.
Puspayoga juga dikenal sebagai negosiator yang tangguh. “Mungkin karena politisi, beliau (Puspayoga) sangat bagus negoisasinya dengan partai lain. Hampir tidak ada gesekan antara eksekutif dan legislatif saat kepemimpinan beliau. Kalau mendekati PDIP sudah biasa, tapi dekati partai lain sungguh luar biasa,” tegas mantan birokrat asal Desa les, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Mantan Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Golkar waktu itu, I Ketut Suwandhi, juga mengakui kepiawaian Walikota Puspayoga dalam bernegosiasi. “Ajung sangat menghormati legislatif sebagai kawasan kerja, bukan pesaing. Sehingga, waktu itu pemerintahannya nyaris tanpa gejolak, kaling menghormati,” ujar Suwandhi yang kini Ketua Komisi II DPRD Bali.
Bukan hanya itu. Di mata Westra, Walikota Puspayoga yang mengenalkan dan mempopulerkan makanan rakyat Nasi Jingo. Dalam seni budaya, Puspayoga juga melestarikan kesenian rakyat dan pentas anak-anak. “Pentas Taman Kanak-kanak setiap Minggu yang sampai sekarang ada di Lapangan Puputan Badung, itu buah karya Ajung,” puji Westra.
Setelah Puspayoga naik menjadi Wagub Bali tahun 2008, maka IB Rai Mantra menggantikannya sebagai Walikota Denpasar 2008-2010. Rai Mantra naik otomatis tanpa pemilihan, karena saat itu menjabat Wakil Walikota Denpasar. Rai Mantra mendapatkan pasangan I Gusti Ngurah Jaya Negara di posisi Wakil Walikota.
Kemudian, pasangan Rai Mantra-Jaya Negara terpilih kembali sebagai Walikota-Wakil Walikota Denpasar 2010-2015 melalui Pilkada 2010. Bahkan, pasangan incumbent ini kembali terpilih sebagai Walikota-Wakil Walikota Denpasar 2016-2021 melalui Pilkada 2015. Paket yang diusung PDIP ini akan dilantik oleh Gubernur Bali, 17 Februari 2016 besok.
Pada era kepemimpinanya Rai Mantra-Jaya Negara (periode 2008-2010 dan 2010-2015), Denpasar menampilkan kepemimpinan yang bersih dan menonjolkan pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Rai Mantra-Jaya Negara juga melakukan berbagai terobosan kreatif untuk memajukan perekonomian rakyat.
Hal ini diakui politisi senior Golkar asal Denpasar, Ketut Suwandhi. Menurut Sang Jenderal Kota, semua walikota yang pernah memimpin Denpasar punya kelebihan. “Suwendha kelebihannya penataan jalan-jalan pinggir sungai, taman diperbaiki. Sehingga tidak ada yang buang kotoran dan sampah sembarangan ke sungai. Sedangkan Puspayoga fenomenal dalam kesenian dan budaya serta orangnya merakyat. Sebaliknya, Rai Mantra mengarah kepada kemajuan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif. Leadership-nya juga bagus terutama dalam pemerintahan,” ujar Suwandhi yang juga mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar.
Sementara itu, pengamat tata ruang Prof Dr Ir Putu Rumawan Salain mengatakan banyak harapan kepada Walikota Denpasar 2016-2021. “Karena tantangannya banyak, Denpasar makin padat dengan masalah penduduk yang terus bertambah. Sekarang ada 900.000 jiwa lho. Nanti akan menjadi 1 juta jiwa. Denpasar akan menjadi metropolitan. Sangat berat tantangan pemimpin kita,” ujar Rumawan kepada NusaBali, Senin kemarin.
Akademisi Unud ini mengingatkan pemimpin di Denpasar harus segera membuat pengendalian tata ruang. Saat ini, kepadatan penduduk sudah harus dikendalikan. “Karena kepadatan penduduk memerlukan transportasi, memerlukan lahan untuk tinggal. Kalau tidak dikendalikan, Denpasar akan susah ke depan. Sementara alih fungsi lahan, banjir menjadi masalah tiap tahun,” ujar Rumawan. 7 nat
1
2
Komentar