nusabali

Museum Soenda Ketjil Dibuka

  • www.nusabali.com-museum-soenda-ketjil-dibuka

Keluarga Mr Pudja Siap Sumbang Peninggalan Sejarah

SINGARAJA, NusaBali

Museum Soenda Ketjil dibangun Pemkab Buleleng, di kawasan eks Pelabuhan Buleleng, akhirnya dibuka untuk umum, Selasa (13/3) pagi. Museum dibuka Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka dengan pemotongan pita.

Museum ini sangat erat kaitannya dengan sejarah politik Buleleng sebagai ibu kota Soenda Ketjil meliputi Bali, NTB, dan NTT.  Sebelumnya museum Soenda Ketjil sudah menjalani proses penataan yang menggunakan salah satu gedung tua peninggalan zaman Belanda di eks Pelabuhan Buleleng dengan anggaran Rp 1 miliar. Anggaran ini dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2017. Meski koleksi museum baru diisi 20 persen, tetap dibuka untuk umum sebagai pusat informasi sejarah Buleleng yang pernah menjadi ibu kota provinsi Soenda Ketjil. Museum ini akan terus dilengkapi dan akan digrandopening pada Oktober 2018.

Dalam museum selain terdapat poster terkait sejarah Soenda Ketjil juga dilengkapi sejumlah barang peninggalan milik Mr I Gusti Ketut Pudja. Tampak kamera tua dan sebuah topi yang disebut milik beliau pada masa itu. Penataan museum pun dibuat berbeda seperti penyertaan background selfi dan foto dan cerita sejarah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Dewa Ketut Puspaka, usai acara menjelaskan, Museum Soenda Ketjil menjadi pelengkap museum yang ada di Buleleng, yakni museum Buleleng dan Gedong Krtya. Pihaknya mengatakan Buleleng memiliki nilai sejarah politik yang sangat kental.

Dia pun mengaku sedang mencari tahu alasan teknokratis sebab-sebab pemindahan ibu kota Provinsi Bali dari Buleleng ke Denpasar. Padahal, menurutnya, Buleleng sudah disiapkan khusus pada zaman itu sebagai pusat pemerintahan provinsi. Bahkan tidak hanya untuk Bali, tetapi meliputi NTB dan NTT. “Kami sedang mencari jawaban itu untuk menjawab nanti pertanyaan generasi muda yang datang ke tempat ini untuk mencari sumber informasi sejarah. Sampai saat ini kami belum mendapatkan jawaban secara teknokratis,” kata dia.

Pihaknya mengatakan, Museum Soenda Ketjil merupakan salah satu alasan Buleleng menjadi lebih maju. Ditanya soal koleksi yang masih minim, pihaknya menyebutkan akan terus berupaya melengkapi museum bersejarah ini. Bahkan Pemkab Buleleng segera akan mengajukan proposal pengadaan koleksi museum yang kini banyak di museum nasional termasuk Belanda agar dapat diturunkan ke Buleleng. “Kami akan sambut kesempatan baik yang diberikan Kemendikbud untuk pengajuan proposal untuk memperkaya museum dan APBD juga mendukung bagaimana membesarkan museum ini,” imbuh dia.

Sambutan juga diberikan oleh keluarga Mr I Gusti Ketut Pudja yang juga hadir dalam kesempatan itu. Pihak keluarga menyambut baik apresiasi pemerintah membangun Museum Soenda Ketjil yang dulu pernah dipimpin oleh Mr I Gusti Ketut Pudja. Putri ketiga Mr Pudja, Gusti Nyoman Arinti, mengapresiasi tinggi upaya Pemkab Buleleng mewujudkan museum yang menyertakan jasa ayahnya. “Kami sangat berterimakasih sekali, ayah kami masih diingat dan dihargai,” ujarnya yang didampingi sejumlah anggota keluarga lainnya. Pihaknya mengaku tidak keberatan jika Pemkab Buleleng masih memerlukan barang peninggalan Mr Pudja untuk menjadi koleksi di museum tersebut.

Arinti menyebutkan barang peninggalan milik ayahnya masih ada banyak dan kini masih tersimpan rapi di Puri Anyar Sukasada. Seperti mesin ketik, tempat tidur, baju, sendok makan, meja, hingga lencana dan piagam penghargaan. Meski sebagian juga sudah dibawa ke museum BPK di Magelang. “Masih ada banyak, kalau memang diperlukan kami siap untuk menyumbangkan,” kata dia yang didampingi keponakannya I Gusti Ngurah Kertayun.

Salah satu akademisi dan sejarahawan I Made Pageh menilai pendirian Museum Soenda Ketjil, sangat vital. Apalagi dari Buleleng sendiri dulu pernah menjadi ibu kota Provinsi Soenda Ketjil, yang tidak lepas dari pahlawan nasional Mr I Gusti Ketut Pudja.  Secara hakiki, kata Pageh, Buleleng memiliki pahlawan multi budaya sehingga yang dipajang di museum ini tidak lagi koleksi senjata dan perang.

Museum Soenda Ketjil, menurutnya, bagaikan daftar isi. Melalui museum ini wisatawan yang datang dapat berkunjung ke tempat lain, seperti Puri Anyar Sukasda, rumah tua Mr Pudja, museum Buleleng yang menyimpan sebagian peninggalannya, Gedong Kertya bahkan museum lain di Bali. “Museum ini masternya, pusat informasi, karena Soenda Ketjil dulu tidak hanya Bali, namun juga NTB dan NTT. Penataannya pun memang seperti ini tidak banyak koleksi, tetapi lebih banyak foto, ada tempat selfi, ajang promosi karya, atraksi budyaa dan penanda peristiwa masa lalu,” katanya. *k23

Komentar