Nia Dinata Ingin Sineas Kritis Terhadap Isu
Nia Dinata dikenal sebagai salah satu sineas wanita berbakat.
JAKARTA, NusaBali
Ia lebih mengedepankan sebuah isu yang menjadi permasalahan untuk diangkat lewat karya-karyanya. Kini ia tergabung dalam dalam sebuah projek mini dokumenter yang berkolaborasi dengan 9 anak muda Indonesia sebagai co-director.
Dalam kesempatan ini Nia Dinata mengungkap kebahagiaannya bisa ikut bergabung, karena dapat mengedukasi anak muda bagaimana cara melihat dunia dengan mata sebagai filmmaker. Apalagi dalam projek tersebut, ia dapat menemukan sembilan anak muda yang mempunyai motivasi untuk berkolaborasi dan berkarya. Mereka juga mau belajar untuk memulai film dari tahap awal.
Dalam setiap pembuatan film, Nia Dinata juga menekankan adanya edukasi dari setiap filmmaker. Mereka tidak bisa jika hanya membuat film yang sifatnya komersil. Yang sifatnya hanya senang-senang semata.
"Yang harus diperhatikan itu edukasi, kalo gak ada edukasi seorang filmmaker mau buat film itu darimana, karena kita kan gak bisa kalo hanya belajar dari film yang sifatnya komersil, mereka harus belajar dari sesuatu yang idealis, kritis terhadap isu, gak bisa cuma mau fun dan senang-senang doang," ungkap Nia Dinata saat ditemui ditemui di Talkshow Insto, Buka Mata Buka Cerita, di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Senin (12/3) seperti dilansir kapanlagi.
Perkembangan dalam film, khususnya film dokumenter pun sekarang telah berkembang begitu pesatnya. Dan kebanyakan, hampir sekitar 200 persen film dokumenter diproduksi di Indonesia. Apalagi banyak penghargaan di ajang internasional yang di raih dari film-film dokumenter Indonesia.
"Aduh bagus banget film dokumenter sekarang, salah satunya project change apalagi saya sendiri banyak dikirimin workshop dokumentary terus secara internasional. Di Jogja itu udah menjadi pusat film dokumenter dunia yang udah banyak menyelenggarakan festival film dokumenter yang udah sampe internasional dong. Jadi its really good cuman media aja kurang mau belajar dan mau cari tau tentang dokumenter," ungkap Nia Dinata.
Kini film dokumenter tak kalah bersaing dengan film fiksi kebanyakan. Film dokumenter telah memiliki penikmatnya sendiri. Kedepannya Nia Dinata akan disibukkan dengan launching film terbarunya yang berjudul Kenapa Harus Bule di tanggal 15 Maret mendatang. *
Ia lebih mengedepankan sebuah isu yang menjadi permasalahan untuk diangkat lewat karya-karyanya. Kini ia tergabung dalam dalam sebuah projek mini dokumenter yang berkolaborasi dengan 9 anak muda Indonesia sebagai co-director.
Dalam kesempatan ini Nia Dinata mengungkap kebahagiaannya bisa ikut bergabung, karena dapat mengedukasi anak muda bagaimana cara melihat dunia dengan mata sebagai filmmaker. Apalagi dalam projek tersebut, ia dapat menemukan sembilan anak muda yang mempunyai motivasi untuk berkolaborasi dan berkarya. Mereka juga mau belajar untuk memulai film dari tahap awal.
Dalam setiap pembuatan film, Nia Dinata juga menekankan adanya edukasi dari setiap filmmaker. Mereka tidak bisa jika hanya membuat film yang sifatnya komersil. Yang sifatnya hanya senang-senang semata.
"Yang harus diperhatikan itu edukasi, kalo gak ada edukasi seorang filmmaker mau buat film itu darimana, karena kita kan gak bisa kalo hanya belajar dari film yang sifatnya komersil, mereka harus belajar dari sesuatu yang idealis, kritis terhadap isu, gak bisa cuma mau fun dan senang-senang doang," ungkap Nia Dinata saat ditemui ditemui di Talkshow Insto, Buka Mata Buka Cerita, di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Senin (12/3) seperti dilansir kapanlagi.
Perkembangan dalam film, khususnya film dokumenter pun sekarang telah berkembang begitu pesatnya. Dan kebanyakan, hampir sekitar 200 persen film dokumenter diproduksi di Indonesia. Apalagi banyak penghargaan di ajang internasional yang di raih dari film-film dokumenter Indonesia.
"Aduh bagus banget film dokumenter sekarang, salah satunya project change apalagi saya sendiri banyak dikirimin workshop dokumentary terus secara internasional. Di Jogja itu udah menjadi pusat film dokumenter dunia yang udah banyak menyelenggarakan festival film dokumenter yang udah sampe internasional dong. Jadi its really good cuman media aja kurang mau belajar dan mau cari tau tentang dokumenter," ungkap Nia Dinata.
Kini film dokumenter tak kalah bersaing dengan film fiksi kebanyakan. Film dokumenter telah memiliki penikmatnya sendiri. Kedepannya Nia Dinata akan disibukkan dengan launching film terbarunya yang berjudul Kenapa Harus Bule di tanggal 15 Maret mendatang. *
Komentar