Nasabah Saldo Minus BRI Bertambah Banyak
Kecil kemungkinan skimming, BRI blokir rekening semua korban
KEDIRI, NusaBali
Nasabah Bank Rakyat Indonesia atau BRI yang saldonya berkurang secara misterius di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur bertambah banyak. Awalnya cuma 33 nasabah, kini menjadi 87 nasabah. Kepolisian menyebut, sangat mungkin jumlah korban akan terus bertambah.
Informasi yang diperoleh dari Kepolisian menyebutkan, yang terdata sementara para korban adalah nasabah BRI Unit Ngadiluwih sebanyak 33 orang dan Unit Purwokerto sebanyak 54 orang. Dua kantor unit BRI itu berada di Ngadiluwih. BRI telah memblokir rekening semua korban.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, membenarkan soal bertambahnya jumlah korban itu."Dan sangat mungkin bertambah lagi. Bisa ratusan korbannya, karena kasus ini sistem (BRI) yang diganggu," ujarnya seperti dilansir vivanews, Rabu (14/3).
Tim dari Subdit Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim telah berada di Kediri guna membantu menyelidiki. Selain polisi, tim dari BRI juga bergabung mengungkap apa yang sebetulnya terjadi. "Dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) juga turun," kata Kepala Polres Kediri, Ajun Komisaris Besar Polisi Erick Hermawan, dikonfirmasi terpisah.
Dia menjelaskan, dua kemungkinan penyebab uang para korban di BRI terdebet sendiri. Bisa jadi karena adanya tindakan kejahatan skimming atau peretasan sistem informasi teknologi BRI, sehingga data nasabah dikendalikan oleh oknum tidak bertanggung jawab. "Tapi kalau skimming kecil kemungkinan," ujar Erick.
Polres Kediri sudah melakukan serangkaian penyelidikan terkait hilangnya uang nasabah BRI Kediri. Erick Hermawan membenarkan jika saat ini kepolisian sedang melakukan penyelidikan tersendiri terkait hilangnya uang nasabah BRI Cabang Kediri.
"Iya, anggota saya sudah melakukan penyelidikan terhadap berita hilangnya uang nasabah BRI Kediri," ujar Erick, Rabu (14/3) dilansir detik.
Saat ini, lanjut Erick, anggota Satreskrim Polres Kediri telah meminta keterangan dari 8 orang sebagai saksi terkait hilangnya uang nasabah BRI Kediri secara miaterius."Kami proaktif dalam hal ini, bahkan kami telah memintai keterangan 8 orang terkait kejadian ini," imbuh Erick.
Kasatreskrim Polres Kediri AKP Hanif Fatih pun membenarkan pernyataan Kapolres terkait penyelidikan uang nasabah yang hilang ini, kendati pihaknya belum menerima pelaporan resmi dari nasabah.
Menurut Hanif, saat ini dirinya tengah menyelidiki dan mengumpulkan keterangan, baik dari nasabah maupun BRI. Para nasabah sendiri saat ini juga sedang menunggu tindak lanjut dari BRI, yaitu pengembalian uang dalam waktu 14 hari.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 30 orang nasabah BRI Kecamatan Ngadiluwih melaporkan diri ke kantor Unit Ngadiluwih, bahwa uang tabungan mereka terdebet dengan nominal bervariasi, mulai dari Rp 1-5 juta dengan nilai akumulatif hingga puluhan juta rupiah.
Korban menerima laporan transaksi melalui pesan singkat, padahal tidak melakukan transaksi apa pun. Transaksi misterius itu terjadi dalam rentang 10-11 Maret 2018. Korban dan nasabah yang khawatir lantas mengajukan pemblokiran rekening. *
Informasi yang diperoleh dari Kepolisian menyebutkan, yang terdata sementara para korban adalah nasabah BRI Unit Ngadiluwih sebanyak 33 orang dan Unit Purwokerto sebanyak 54 orang. Dua kantor unit BRI itu berada di Ngadiluwih. BRI telah memblokir rekening semua korban.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, membenarkan soal bertambahnya jumlah korban itu."Dan sangat mungkin bertambah lagi. Bisa ratusan korbannya, karena kasus ini sistem (BRI) yang diganggu," ujarnya seperti dilansir vivanews, Rabu (14/3).
Tim dari Subdit Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim telah berada di Kediri guna membantu menyelidiki. Selain polisi, tim dari BRI juga bergabung mengungkap apa yang sebetulnya terjadi. "Dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) juga turun," kata Kepala Polres Kediri, Ajun Komisaris Besar Polisi Erick Hermawan, dikonfirmasi terpisah.
Dia menjelaskan, dua kemungkinan penyebab uang para korban di BRI terdebet sendiri. Bisa jadi karena adanya tindakan kejahatan skimming atau peretasan sistem informasi teknologi BRI, sehingga data nasabah dikendalikan oleh oknum tidak bertanggung jawab. "Tapi kalau skimming kecil kemungkinan," ujar Erick.
Polres Kediri sudah melakukan serangkaian penyelidikan terkait hilangnya uang nasabah BRI Kediri. Erick Hermawan membenarkan jika saat ini kepolisian sedang melakukan penyelidikan tersendiri terkait hilangnya uang nasabah BRI Cabang Kediri.
"Iya, anggota saya sudah melakukan penyelidikan terhadap berita hilangnya uang nasabah BRI Kediri," ujar Erick, Rabu (14/3) dilansir detik.
Saat ini, lanjut Erick, anggota Satreskrim Polres Kediri telah meminta keterangan dari 8 orang sebagai saksi terkait hilangnya uang nasabah BRI Kediri secara miaterius."Kami proaktif dalam hal ini, bahkan kami telah memintai keterangan 8 orang terkait kejadian ini," imbuh Erick.
Kasatreskrim Polres Kediri AKP Hanif Fatih pun membenarkan pernyataan Kapolres terkait penyelidikan uang nasabah yang hilang ini, kendati pihaknya belum menerima pelaporan resmi dari nasabah.
Menurut Hanif, saat ini dirinya tengah menyelidiki dan mengumpulkan keterangan, baik dari nasabah maupun BRI. Para nasabah sendiri saat ini juga sedang menunggu tindak lanjut dari BRI, yaitu pengembalian uang dalam waktu 14 hari.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 30 orang nasabah BRI Kecamatan Ngadiluwih melaporkan diri ke kantor Unit Ngadiluwih, bahwa uang tabungan mereka terdebet dengan nominal bervariasi, mulai dari Rp 1-5 juta dengan nilai akumulatif hingga puluhan juta rupiah.
Korban menerima laporan transaksi melalui pesan singkat, padahal tidak melakukan transaksi apa pun. Transaksi misterius itu terjadi dalam rentang 10-11 Maret 2018. Korban dan nasabah yang khawatir lantas mengajukan pemblokiran rekening. *
1
Komentar