Gaya Hidup dan Pariwisata Ditawarkan ke Investor
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar Regional Investment Forum (RIF) 2018 untuk menawarkan sektor gaya hidup dan pariwisata yang dihadiri 350 peserta mulai dari investor dalam dan luar negeri.
JAKARTA, NusaBali
Kegiatan tersebut dihadiri 350 partisipan mengikuti acara tersebut, termasuk 71 perusahaan asing dari negara Korea Selatan, Timur Tengah, Jepang, Singapura, Taiwan, Malaysia, Australia, China, Inggris, India, Rusia dan Amerika Serikat serta 62 perusahaan dalam negeri dari berbagai sektor.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan sektor gaya hidup dan pariwisata tengah menjadi perhatian para investor saat ini. Hal itu juga sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa saat ini dunia sedang memasuki era gaya hidup.
"Ini sangat dipengaruhi oleh jutaan orang di dunia yang naik kelas menjadi kelas menengah, sehingga mempengaruhi pola konsumsi dari belanja barang-barang menjadi belanja hiburan," katanya.
Menurut Thomas, belanja barang-barang bermerek yang biasa dilakukan oleh kelas menengah digantikan dengan selfie atau wefie atau vlog dengan latar belakang objek pariwisata atau pemandangan wisata.
"Ini menjadi peluang utama bagi dua sektor yang saling berkaitan ini, 'lifestyle' yang menyangkut kuliner, fesyen, hiburan serta sektor pariwisata," lanjutnya.
Fenomena ini dibuktikan dengan bagaimana tiap tahun performa industri pariwisata di Indonesia terus meningkat, yang pertumbuhannya sangat kontras bila dibandingkan kinerja industri berbasis komoditas seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa sawit yang terus merosot.
Berdasarkan data dari Bank Dunia saat ini setidaknya 52 juta orang di Indonesia masuk dalam kelas menengah yang berkontribusi pada 43 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
BKPM sendiri mencatat realisasi investasi di bidang industri pariwisata selama lima tahun terakhir (2013-2017) rata-rata tumbuh sebesar 20 persen per tahun, dan khusus pada tahun 2017 tercatat peningkatannya mencapai 31 persen mencapai angka 1,7 miliar dolar AS.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui pertumbuhan sektor pariwisata menunjukkan perkembangan yang menggembirakan karena meningkat pesat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Pariwisata di Indonesia termasuk sektor yang tumbuh paling pesat di dunia. Investasi sektor pariwisata tahun 2017 juga menunjukkan kenaikan dengan capaian 102 persen dari target yang dicanangkan oleh pemerintah," lanjutnya.
Arief menyampaikan bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang masuk di Indonesia naik 22 persen. "Kami telah menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2018, yang mana 10 destinasi pariwisata prioritas (10 Bali baru) tetap akan menjadi prioritas untuk didorong perkembangannya," ungkap Arief.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menambahkan otoritas bank sentral menilai fundamental moneter cukup kondusif bahwa investor di sektor pariwisata untuk menarik lebih banyak wisatawan asing untuk masuk ke Indonesia. Sementara Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Ricky Joseph Pesik menyampaikan kontribusi ekonomi kreatif untuk PDB pada tahun 2016 mencapai Rp922,59 triliun, tumbuh 4.95 persen dan berkontribusi sebesar 7,44 persen terhadap total perekonomian. *ant
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan sektor gaya hidup dan pariwisata tengah menjadi perhatian para investor saat ini. Hal itu juga sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa saat ini dunia sedang memasuki era gaya hidup.
"Ini sangat dipengaruhi oleh jutaan orang di dunia yang naik kelas menjadi kelas menengah, sehingga mempengaruhi pola konsumsi dari belanja barang-barang menjadi belanja hiburan," katanya.
Menurut Thomas, belanja barang-barang bermerek yang biasa dilakukan oleh kelas menengah digantikan dengan selfie atau wefie atau vlog dengan latar belakang objek pariwisata atau pemandangan wisata.
"Ini menjadi peluang utama bagi dua sektor yang saling berkaitan ini, 'lifestyle' yang menyangkut kuliner, fesyen, hiburan serta sektor pariwisata," lanjutnya.
Fenomena ini dibuktikan dengan bagaimana tiap tahun performa industri pariwisata di Indonesia terus meningkat, yang pertumbuhannya sangat kontras bila dibandingkan kinerja industri berbasis komoditas seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa sawit yang terus merosot.
Berdasarkan data dari Bank Dunia saat ini setidaknya 52 juta orang di Indonesia masuk dalam kelas menengah yang berkontribusi pada 43 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
BKPM sendiri mencatat realisasi investasi di bidang industri pariwisata selama lima tahun terakhir (2013-2017) rata-rata tumbuh sebesar 20 persen per tahun, dan khusus pada tahun 2017 tercatat peningkatannya mencapai 31 persen mencapai angka 1,7 miliar dolar AS.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui pertumbuhan sektor pariwisata menunjukkan perkembangan yang menggembirakan karena meningkat pesat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Pariwisata di Indonesia termasuk sektor yang tumbuh paling pesat di dunia. Investasi sektor pariwisata tahun 2017 juga menunjukkan kenaikan dengan capaian 102 persen dari target yang dicanangkan oleh pemerintah," lanjutnya.
Arief menyampaikan bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang masuk di Indonesia naik 22 persen. "Kami telah menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2018, yang mana 10 destinasi pariwisata prioritas (10 Bali baru) tetap akan menjadi prioritas untuk didorong perkembangannya," ungkap Arief.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menambahkan otoritas bank sentral menilai fundamental moneter cukup kondusif bahwa investor di sektor pariwisata untuk menarik lebih banyak wisatawan asing untuk masuk ke Indonesia. Sementara Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Ricky Joseph Pesik menyampaikan kontribusi ekonomi kreatif untuk PDB pada tahun 2016 mencapai Rp922,59 triliun, tumbuh 4.95 persen dan berkontribusi sebesar 7,44 persen terhadap total perekonomian. *ant
Komentar