nusabali

Tewas Usai Tabrak Motor Kelian Banjar

  • www.nusabali.com-tewas-usai-tabrak-motor-kelian-banjar

Kecelakaan maut yang merenggut korban nyawa terjadi di Jalur Denpasar-Gilimanuk kawasan Kota Negara, Kamis (15/3) siang.

Kecelakaan Maut di Jalan Sudirman Negara, 1 Tewas, 2 Luka


NEGARA, NusaBali
Korbannya adalah Wijiati, 39, ibu rumah tangga yang dibonceng anaknya ketika kendaraan mereka menabrak motor Kelian Dinas Banjar Kembang Sari, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana, I Ketut Temon, 43, dari arah belakang.

Saat kecelakaan maut terjadi, Kamis siang sekitar pukul 14.00 Wita, korban Wijiati dibonceng putranya, Andrik Pramana, 21, dengan motor Honda MegaPro nopol P 3152 YW. Ibu dan anak asal Dusun Sumberwadung, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur ini melaju dari arah timur (Denpasar) menuju Gilimanuk. Korban yang kesehariannya merantau di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini hendak pulang kapung ke Banyuwangi berkenan libur Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940.

Begitu memasuki lokasi TKP di Pertigaan Jalan Sudirman Negara kawasan Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana yang dalam kondusu jalan menurun landai dan arus lalulintas cukup padat, Andrik Pramana tidak hati-hati berkendara. Padahal, di depannya ada motor Suzuki Address plat merah nopol DK 4284 W yang ditunggangi sang Kelian Banjar Kembang Sari, I Ketut Temon, melaju pelan karena hendak menyeberang ke utara.

Karena motor yang ditunggangi Andrik Pramana tetap melaju kencang dan berusaha menyalip motor sang kelian banjar yang sudah menyalakan lampu sein kanan, maka tabrakan pun tak terhindarkan. Motor Andri Pramana menabrak motor kelian banjar dari arah belakang. Saking kerasnya benturan, korban Wijiati yang dibonceng sang anak langsung terpelanting dari atas motor, hingga helmnya terlepas. Ibu rumah tangga berusia 39 tahun ini jatuh dalam posisi kepala membentur aspal.

Walhasil, korban Wijiati pun langsung tewas mengenaska di lokasi TKP dalam kondisi kepala pecah. Sedangkan anaknya, Andrik Pramana, yang jatuh bersama motornya dan sempat terseret di aspal, selamat dari maut dalam kondisi luka lecet di jari tangan kiri dan lengan kanan.

Sebaliknya, ang kelian banjar Ketut Temon, yang ditabrak dari belakang, juga selamat dari maut dalam kondisi terluka. Kelian banjar yang kemarin mengenakan busana adat tanpa pakai helm ini, mengalami luka lecet di pipi kiri, pelipis kiri, lengan kiri, dan kaki kiri.

Baik Ketut Temon maupun Andrik Pramana yang sama-sama terluka, kemarin siang langsung dilarikan ke IRD Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) RSU Negara. Demikian pula jasad korban tewas, Wijiati, dibawa ke RSU Negara. Sedangkan dua bangkai motor yang terlibat kecelakaan maut, kemarin diamankan ke Unit Laka Satlantas Polres Jembrana.

Kanit Laka Satlantas Polres Jembrana, Iptu I Made Artika, mengatakan pihaknya telah melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi di lapangan terkait kecelakaan maut di Negara ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kecelakaan maut ini terjadi karena kurang hati-hatinya pengendara motor MegaPro nopol P 3152 YW, Andrik Pramana. Pemuda berusia 21 tahun ini pun ditetapkan sebagai tersangka.

“Ya, sesuai keterangan saksi-saksi, pengendara motor MegaPro nopol P 3152 YW melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Denpasar. Waktu kejadian itu, motor MegaPro P 3152 YW ini berbiriringan dengan 2 motor lain dari arah Denpasar. Motor MegaPro P 3152 YW ini berusaha menyalip dari kanan, hingga menabrak motor di depannya,” jelas Iptu Made Artika.

Sementara itu, Kelian Dinas Banjar Kembang Sari, Desa Tukadaya, I Ketut Temon, yang ditabrak dari belakang, mengatakan saat kejadian dirinya baru saja pulang Dinas Dukcapil Jembrana untuk mengambil KTP milik warganya. Saat itu, Ketut Tumon dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana.

Menurut Ketut Temon, saat ditabrak dari arah belakang ketika hendak menyeberang ke utara di Pertigaan Jalan Sudirman Negara, dia telah menyalakan lampu sein kanan. Lagipula, saat itu motornya sudah berada di tengah badan jalan dalam keadan berhenti. “Pas ditabrak, saya sedang posisi berhenti menunggu kesempatan nyeberang,” cerita Ketut Temon. *ode

Komentar