Rangkaian Nyepi Hasilkan 800 Ton Sampah
Setelah Tawur Agung dan Pangerupukan, terkumpul 300 ton sampah. Pembersihan setelah Nyepi, Minggu (18/3), terkumpul 500 ton sampah.
MANGUPURA, NusaBali
Sampah sisa perayaan Tawur Agung Kesanga hingga parade ogoh-ogoh serangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 yang berhasil diangkut petugas Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (LHK) Badung sebanyak 800 ton. Beruntung, berdasar pantauan Dinas LHK, taman yang ada di ruas jalan protokol tidak ada yang rusak.
“Jumlah keseluruhan sampah terangkut sejak pembersihan setelah Tawur Agung Kesanga hingga usai Nyepi tercatat 800 ton. Sekitar 80 persen sampah organik sisa upacara, dan 20 persen adalah sampah plastik termasuk sampah sisa ogoh-ogoh,” ungkap Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, Minggu (18/3).
Untuk sampah setelah Tawur Agung Kesanga dan Pangerupukan, Jumat (16/3), tim di lapangan sedikitnya mengangkut 300 ton di seluruh Badung. Sampah tersebut dikumpulkan dari pukul 13.00 Wita hingga 04.00 Wita. “Kami kerahkan 700 orang tenaga kebersihan serta pengawas lapangan dan dikoordinatori kepala UPT,” tutur Merthawan.
Kemudian, pada pembersihan yang dilakukan Minggu kemarin, petugas berhasil mengangkut sampah sebanyak 500 ton. “Jadi semua jalur utama sudah bersih dari sampah,” tegasnya.
“Kami sudah laporkan hal ini kepada pimpinan. Begitu juga kami laporkan bahwa taman yang ada di Badung tidak ada kerusakan dan tetap dalam pengawasan staf. Untuk lampu dan patung aman,” tandas Merthawan.
Kondisi taman yang tetap terjaga dengan baik ini berkat upaya yang dilakukan Dinas LHK memasang spanduk di sejumlah persimpangan. Intinya mengimbau agar masyarakat tak melakukan perusakan taman, terutama pada saat Pangerupukan.
Di samping untuk mencegah taman agar tak rusak saat malam Pangerupukan, pemasangan spanduk juga dalam rangka kampanye menjaga taman agar terawat dengan baik. Sebab tak lama lagi Badung akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) – World Bank pada Oktober 2018 mendatang. “Jangka pendek Pangerupukan. Jangka menengah untuk annual meeting IMF – World Bank,” kata Merthawan. *asa
“Jumlah keseluruhan sampah terangkut sejak pembersihan setelah Tawur Agung Kesanga hingga usai Nyepi tercatat 800 ton. Sekitar 80 persen sampah organik sisa upacara, dan 20 persen adalah sampah plastik termasuk sampah sisa ogoh-ogoh,” ungkap Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, Minggu (18/3).
Untuk sampah setelah Tawur Agung Kesanga dan Pangerupukan, Jumat (16/3), tim di lapangan sedikitnya mengangkut 300 ton di seluruh Badung. Sampah tersebut dikumpulkan dari pukul 13.00 Wita hingga 04.00 Wita. “Kami kerahkan 700 orang tenaga kebersihan serta pengawas lapangan dan dikoordinatori kepala UPT,” tutur Merthawan.
Kemudian, pada pembersihan yang dilakukan Minggu kemarin, petugas berhasil mengangkut sampah sebanyak 500 ton. “Jadi semua jalur utama sudah bersih dari sampah,” tegasnya.
“Kami sudah laporkan hal ini kepada pimpinan. Begitu juga kami laporkan bahwa taman yang ada di Badung tidak ada kerusakan dan tetap dalam pengawasan staf. Untuk lampu dan patung aman,” tandas Merthawan.
Kondisi taman yang tetap terjaga dengan baik ini berkat upaya yang dilakukan Dinas LHK memasang spanduk di sejumlah persimpangan. Intinya mengimbau agar masyarakat tak melakukan perusakan taman, terutama pada saat Pangerupukan.
Di samping untuk mencegah taman agar tak rusak saat malam Pangerupukan, pemasangan spanduk juga dalam rangka kampanye menjaga taman agar terawat dengan baik. Sebab tak lama lagi Badung akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) – World Bank pada Oktober 2018 mendatang. “Jangka pendek Pangerupukan. Jangka menengah untuk annual meeting IMF – World Bank,” kata Merthawan. *asa
1
Komentar