Atap Ruang Syaraf RSAL Ambruk
Atap Ruang VII Stroke Centre Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) dr Ramelan Surabaya, ambruk.
Baru Direnovasi 3 Bulan
JAKARTA, NusaBali
Atap ruangan yang berfungsi sebagai rawat inap pasien syaraf itu diperkirakan ambruk pada pukul 08.50 WIB, Minggu (18/3). Sebanyak delapan orang menjadi korban akibat ambruknya atap tersebut.Kepala RSAL dr Ramelan Surabaya, Laksamana Pertama TNI I.D.G. Nalendra Djaya Iswara memastikan semua korban telah dievakuasi dan tidak ada luka serius yang dialami korban.
"Untuk luka-luka yang disebabkan oleh peristiwa ini akan kami tanggung semua," ujar Nalendra seperti dilansir cnnindonesia.Nalendra menjelaskan ruangan tersebut sudah lama ada. Namun memang baru direnovasi tiga bulan terakhir ini. Penyanggah diganti dari kayu menggunakan gavalum.
"Karena kayunya banyak yang sudah mulai rapuh saat itu sehingga kami ganti," ujarnya.Nalendra tidak ingin menyebutkan pasti terkait apa penyebab jatuhnya bangunan. Karena masih perlu dilakukan penyelidikan terlebih dahulu. "Akan dilakukan investigasi oleh Polisi Militer Angkatan Laut," bebernya.
Dia menjelaskan saat peristiwa terjadi cuaca dalam keadaan cerah. Tapi satu hari sebelumnya hujan deras disertai angin kencang.Nalendra menambahkan, saat kejadian berlangsung, ada sebanyak 8 pasien yang sedang dirawat. Dari 8 pasien tersebut ada 4 pasien yang mengalami luka yakni Tamadji, Ulin, Sarjono dan Sudarmono.
"Semuanya langsung kami bawa ke UGD. Dari empat orang tersebut dua orang mengalami luka di kepala dan robek sudah dijahit. Yang dua hanya luka ringan saja," ujarnya.Nalendra juga memastikan pasien korban ambruknya bangunan di RSAL tidak ada yang mengalami trauma psikis. Menurutnya, mereka hanya mengalami shock. "Setelah kejadian, mereka masih bisa cerita. Yang memang dampak awalnya shock," ucapnya.
Lebih lanjut, Nalendra mengatakan setelah ditangani di IGD pasien akan dipindahkan ke ruang HCU untuk menjalani perawatan normal kembali. "Sebelumnya korban ini sudah kami CT Scan hasilnya normal. Nanti setelahnya kami pindahkan sementara ke ruangan HCU. Tapi perawatnya khusus," ujarnya.
TNI Angkatan Laut Surabaya telah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi atas ambruknya atap di RSAL, sekaligus pendataan kerugian material oleh pihak TNI AL. Hasil dari investigasi dan penyelidikan terhadap peyebab musibah ini akan diinformasikan lebih lanjut, dan akan menjadi evaluasi penting bagi TNI AL khususnya jajaran RSAL dr Ramelan, sehingga kedepan tidak akan terjadi hal yang serupa. *
JAKARTA, NusaBali
Atap ruangan yang berfungsi sebagai rawat inap pasien syaraf itu diperkirakan ambruk pada pukul 08.50 WIB, Minggu (18/3). Sebanyak delapan orang menjadi korban akibat ambruknya atap tersebut.Kepala RSAL dr Ramelan Surabaya, Laksamana Pertama TNI I.D.G. Nalendra Djaya Iswara memastikan semua korban telah dievakuasi dan tidak ada luka serius yang dialami korban.
"Untuk luka-luka yang disebabkan oleh peristiwa ini akan kami tanggung semua," ujar Nalendra seperti dilansir cnnindonesia.Nalendra menjelaskan ruangan tersebut sudah lama ada. Namun memang baru direnovasi tiga bulan terakhir ini. Penyanggah diganti dari kayu menggunakan gavalum.
"Karena kayunya banyak yang sudah mulai rapuh saat itu sehingga kami ganti," ujarnya.Nalendra tidak ingin menyebutkan pasti terkait apa penyebab jatuhnya bangunan. Karena masih perlu dilakukan penyelidikan terlebih dahulu. "Akan dilakukan investigasi oleh Polisi Militer Angkatan Laut," bebernya.
Dia menjelaskan saat peristiwa terjadi cuaca dalam keadaan cerah. Tapi satu hari sebelumnya hujan deras disertai angin kencang.Nalendra menambahkan, saat kejadian berlangsung, ada sebanyak 8 pasien yang sedang dirawat. Dari 8 pasien tersebut ada 4 pasien yang mengalami luka yakni Tamadji, Ulin, Sarjono dan Sudarmono.
"Semuanya langsung kami bawa ke UGD. Dari empat orang tersebut dua orang mengalami luka di kepala dan robek sudah dijahit. Yang dua hanya luka ringan saja," ujarnya.Nalendra juga memastikan pasien korban ambruknya bangunan di RSAL tidak ada yang mengalami trauma psikis. Menurutnya, mereka hanya mengalami shock. "Setelah kejadian, mereka masih bisa cerita. Yang memang dampak awalnya shock," ucapnya.
Lebih lanjut, Nalendra mengatakan setelah ditangani di IGD pasien akan dipindahkan ke ruang HCU untuk menjalani perawatan normal kembali. "Sebelumnya korban ini sudah kami CT Scan hasilnya normal. Nanti setelahnya kami pindahkan sementara ke ruangan HCU. Tapi perawatnya khusus," ujarnya.
TNI Angkatan Laut Surabaya telah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi atas ambruknya atap di RSAL, sekaligus pendataan kerugian material oleh pihak TNI AL. Hasil dari investigasi dan penyelidikan terhadap peyebab musibah ini akan diinformasikan lebih lanjut, dan akan menjadi evaluasi penting bagi TNI AL khususnya jajaran RSAL dr Ramelan, sehingga kedepan tidak akan terjadi hal yang serupa. *
Komentar