TPA Semakin Penuh, DLH Bangun Transfer Dipo
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng tahun ini berencana melengkapi bangunan transfer dipo yang sudah berdiri di Desa Kaliasem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Pembangunan transfer dipo di kawasan wisata Lovina tersebut untuk mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPD) di wilayah Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan yang semakin penuh.
Kepala DLH Buleleng, Nyoman Genep mengatakan transfer dipo tersebut akan menangani masalah sampah di kawasan desa penyangga wisata Lovina, yakni Desa Kalibukbuk di Kecamatan Buleleng, Desa Temukus dan Kaliasem di Kecamatan Banjar. Sejauh ini bangunan gudang transfer dipo sudah berdiri di tanah seluas 10 are dengan ukuran 15x8 meter.
“Tahun ini rencananya kita lengkapi dengan alat dan bangunan lain, sehingga sampah organik dari transfer dipo ke Jagaraga dapat diolah langsung di sana, tujuannya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Jagaraga,” kata dia.
Ia pun mengatakan masalah sampah di TPA sudah semakin krodit dan penuh. Bahkan volume sampah tiap harinya mencapai 400 meter kubik.
Jumlah itu pun dinyatakan meningkat dari tahun sebelumnya yakni 350 meter kubik per hari. Padahal pemerintah kabupaten Buleleng selama ini juga sudah mengadakan pemberian bantuan sarana kepada desa baik berupa TPST maupun mobil pick up operasional pengangkutan sampah. Namun dari 29 TPST yang ada di Buleleng, belum dapat berfungsi optimal untuk mengurangi sampah masuk ke TPS. “Kendalanya masih di pengolahan yang belum optimal, padahal sarana sudah bantu,” kata dia.
Lanjut soal penyempurnaan transfer dipo tahun ini dianggarkan Rp 700 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Setelah ada transfer dipo diharapkan masalah sampah di Buleleng tengah akan berkurang.
Bahkan pihaknya juga mengaku sudah menyusun rencana strategis (renstra) tahun 2019, untuk pembelian lahan transfer dipo di Buleleng Barat dan Timur. Hal tersebut menurut Genep untuk mendekatkan pengolahan sampah dari penghasil sampah. Sehingga dapat terpecah dan tidak terfokus di satu TPA saja. *k23
Kepala DLH Buleleng, Nyoman Genep mengatakan transfer dipo tersebut akan menangani masalah sampah di kawasan desa penyangga wisata Lovina, yakni Desa Kalibukbuk di Kecamatan Buleleng, Desa Temukus dan Kaliasem di Kecamatan Banjar. Sejauh ini bangunan gudang transfer dipo sudah berdiri di tanah seluas 10 are dengan ukuran 15x8 meter.
“Tahun ini rencananya kita lengkapi dengan alat dan bangunan lain, sehingga sampah organik dari transfer dipo ke Jagaraga dapat diolah langsung di sana, tujuannya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Jagaraga,” kata dia.
Ia pun mengatakan masalah sampah di TPA sudah semakin krodit dan penuh. Bahkan volume sampah tiap harinya mencapai 400 meter kubik.
Jumlah itu pun dinyatakan meningkat dari tahun sebelumnya yakni 350 meter kubik per hari. Padahal pemerintah kabupaten Buleleng selama ini juga sudah mengadakan pemberian bantuan sarana kepada desa baik berupa TPST maupun mobil pick up operasional pengangkutan sampah. Namun dari 29 TPST yang ada di Buleleng, belum dapat berfungsi optimal untuk mengurangi sampah masuk ke TPS. “Kendalanya masih di pengolahan yang belum optimal, padahal sarana sudah bantu,” kata dia.
Lanjut soal penyempurnaan transfer dipo tahun ini dianggarkan Rp 700 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Setelah ada transfer dipo diharapkan masalah sampah di Buleleng tengah akan berkurang.
Bahkan pihaknya juga mengaku sudah menyusun rencana strategis (renstra) tahun 2019, untuk pembelian lahan transfer dipo di Buleleng Barat dan Timur. Hal tersebut menurut Genep untuk mendekatkan pengolahan sampah dari penghasil sampah. Sehingga dapat terpecah dan tidak terfokus di satu TPA saja. *k23
1
Komentar