Polda Bentuk Satgas Anti Kejahatan Cyber
Beredar Isu 67 ATM di Bali Terindikasi Dipasangi Skimming
DENPASAR, NusaBali
Selebaran berisi daftar 67 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) berbagai bank di Bali yang terindikasi dipasangi alat skimming (pencuri data nasabah) oleh para pelaku tindak pidana kejahatan cyber dan perbankan, beredar luas melalui aplikasi Whatshapp, Selasa (20/3). Bantah keluarkan daftar ATM yang terindikasi dipasangi skimming, Polda Bali bentuk Satgas Anti Kejahatan Cyber.
Berdasarkan daftar yang beredar, 67 ATM berbagai bank yang terindikasi sudah dipasangi skimming oleh para pelaku yang didiuga asal Turki dan Bulgaria itu tersebar di berbagai tempat di Bali, terutama yang kerap dikunjungi wisatawan. Dalam daftar 67 ATM itu juga tertuang nama vendor dan kode ATM-nya.
Saat dikonfirmasi NusaBai, Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo mengatakan pihaknya tidak pernah mengeluarkan daftar ATM yang terindikasi dipasangi skimming. “Polresta Denpasar tidak ada mengeluarkan daftar puluhan ATM yang terndikasi dipasangi skimming tersebut. Coba dicek ke Polda Bali,” ujar Kombes Hadi saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.
Sayangnya, Dir Rekrimum Polda Bali Kombes Sang Made Mahendra Jaya belum berhasil dikonfirmasi masalah ini. Saat dikonfirmasi NusaBali melalui aplikasi Whatshapp, Selasa kemain, Kombes Mahendra Jaya belum memberikan jawaban. Sedangkan Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hengky Widjaja, mengaku masih berkoordinasi dengan Cyber Crime Polda Bali perihal 67 ATM yang terindikasi dipasangi skimming ini.
Menurut Kombes Hengky, setelah dilakukan cross check, daftar yang beredar itu diduga kuat hoax alias berita bohong. Pasalnya, unit Cyber Crime Polda Bali juga menampik adanya selebaran yang menunjukan lokasi 67 ATM terindikasi dipasangi alat skimming.
“Tadi saya sudah konfirmasi ke unit Cyeber, ternyata mereka tidak tahu menahu soal selebaran itu. Jadi, selebaran itu diduga hoax dan masih ditelusuri pihak yang menyebarkannya,” tandas Kombes Hengky saat ditemui NusaBali di Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, Selasa sore.
Kombes Hengky sendiri mengimbau masyarakat agar hati-hati bertransaksi melalui ATM, dengan adanya tindak pidana kejahatan skimming tersebut. Apalagi, Bali adalah daerah wisata, ssehingga menjadi sasaran empuk pelaku kejahatan skimming. “Intinya, memang sudah ada beberapa pelaku yang kita tangkap karena kejahatan skimming ini. Itu berarti memang sudah ada kejahatan skimming di Bali. Jadi, saya berharap masyarakat hat-hati dalam bertransaksi,” saran Kombes Henky.
Kombes Henky pun memberikan 5 tips kepada kepada para nasabah bank. Pertama, hati-hati menekan PIN karena kadang pelaku memasang kamera tersembunyi untuk mengetahui password korban. Kedua, hindari menggunakan ATM di daerah redup atau sepi, karena pelaku mudah memasang alat skimming di tempat yang lembah pengawasannya.
Ketiga, periksa saldo rekening secara teratur. Bila ada penarikan uang yang aneh, segera laporkan ke pihak bank. Keempat, jangan terlalu sering mengakses akun bank Anda, karena semakin sering diakses akan kian rentan di bobol penjahat cyber. Kelima, daftarkan di bank Anda setiap transaksi menggunkan dua jenis otentikasi. “Tips sederhana ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, perhatikan dengan baik keanehan setiap melakukan transaksi,” tandas Kombes Hengky.
Sementara itu, Polda Bali melalui unit Cyber Crime telah membentuk Satgas Anti Kejahatan Cyber, menyusul maraknya kejahatan modus skimming yang diduga dilakukan komplotan internasional asal Turki dan Bulgaria. Menurut Kombes Hengky, Satgas Anti Kejahatan Cyber yang dibentuk ini melibatkan berbagai instansi, seperti Tim Cyber Crime Polda Bali dan vendor masing-masing bank.
Dengan dibentuknya Satgas Anti Kejahatan Cyber ini, kata Kombes Hengky, aksi kejahatan skimming bisa dicegah atau dikurangi. Dari catatan yang dimiliki Polda Bali, kejahatan skimming ini dilakukan warga negara asing asal Turki dan Bulgaria. Mereka memiliki keahlian khusus dengan peralatan super canggih, sehingga mudah mengakses data nasabah dan mengguras isi rekeningnya. “Mereka datang ke Bali hanya untuk melancarkan aksinya,” papar Komber Hengky.
Polda Bali sudah berhasil tangkap 3 anggota komplotan pembobol ATM asal Turki yang diringkus di kawasan Badung, Jumat (9/3) dinihari. Mereka masing-masing Kimis Dogan, 43, Mentes Mehmet Ali, 29, dan Koc Tayfun, 35. Mereka ditangkap usai beraksi di bilik ATM Canggu Mart kawasan Jalan Batu Mejan Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, 9 Maret 2018 dinihari.
Tersangka Koc Tayfun dan Mentes Mehmet Ali lebih dulu ditangkap di bilik ATM Canggu Mart kawasan Jalan Batu Mejan Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, dinihari pukul 00.15 Wita. Kemudian, tersangka Kimis Dogan diringkus polisi dalam penggerebekan di kamar sebuah hotel kawasan Jalan Dewi Sartika Kuta, Kecamatan Kuta, Badung, dinihari pukul 02.15 Wita.
Terungkap, komplotan Turki ini sudah membobol ATM milik 12 nasabah di Bali hanya dalam tempo dua hari. Menurut Kombes Hengky, jaringan ini terhubung langsung ke Turki untuk mengirim data setiap nasabah di Bali, “Jaringan skimming ini memang internasional. Selain beraksi di Bali, mereka beraksi di Thailand, Malaysia, dan negara lainnya.” *dar
Selebaran berisi daftar 67 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) berbagai bank di Bali yang terindikasi dipasangi alat skimming (pencuri data nasabah) oleh para pelaku tindak pidana kejahatan cyber dan perbankan, beredar luas melalui aplikasi Whatshapp, Selasa (20/3). Bantah keluarkan daftar ATM yang terindikasi dipasangi skimming, Polda Bali bentuk Satgas Anti Kejahatan Cyber.
Berdasarkan daftar yang beredar, 67 ATM berbagai bank yang terindikasi sudah dipasangi skimming oleh para pelaku yang didiuga asal Turki dan Bulgaria itu tersebar di berbagai tempat di Bali, terutama yang kerap dikunjungi wisatawan. Dalam daftar 67 ATM itu juga tertuang nama vendor dan kode ATM-nya.
Saat dikonfirmasi NusaBai, Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo mengatakan pihaknya tidak pernah mengeluarkan daftar ATM yang terindikasi dipasangi skimming. “Polresta Denpasar tidak ada mengeluarkan daftar puluhan ATM yang terndikasi dipasangi skimming tersebut. Coba dicek ke Polda Bali,” ujar Kombes Hadi saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.
Sayangnya, Dir Rekrimum Polda Bali Kombes Sang Made Mahendra Jaya belum berhasil dikonfirmasi masalah ini. Saat dikonfirmasi NusaBali melalui aplikasi Whatshapp, Selasa kemain, Kombes Mahendra Jaya belum memberikan jawaban. Sedangkan Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hengky Widjaja, mengaku masih berkoordinasi dengan Cyber Crime Polda Bali perihal 67 ATM yang terindikasi dipasangi skimming ini.
Menurut Kombes Hengky, setelah dilakukan cross check, daftar yang beredar itu diduga kuat hoax alias berita bohong. Pasalnya, unit Cyber Crime Polda Bali juga menampik adanya selebaran yang menunjukan lokasi 67 ATM terindikasi dipasangi alat skimming.
“Tadi saya sudah konfirmasi ke unit Cyeber, ternyata mereka tidak tahu menahu soal selebaran itu. Jadi, selebaran itu diduga hoax dan masih ditelusuri pihak yang menyebarkannya,” tandas Kombes Hengky saat ditemui NusaBali di Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, Selasa sore.
Kombes Hengky sendiri mengimbau masyarakat agar hati-hati bertransaksi melalui ATM, dengan adanya tindak pidana kejahatan skimming tersebut. Apalagi, Bali adalah daerah wisata, ssehingga menjadi sasaran empuk pelaku kejahatan skimming. “Intinya, memang sudah ada beberapa pelaku yang kita tangkap karena kejahatan skimming ini. Itu berarti memang sudah ada kejahatan skimming di Bali. Jadi, saya berharap masyarakat hat-hati dalam bertransaksi,” saran Kombes Henky.
Kombes Henky pun memberikan 5 tips kepada kepada para nasabah bank. Pertama, hati-hati menekan PIN karena kadang pelaku memasang kamera tersembunyi untuk mengetahui password korban. Kedua, hindari menggunakan ATM di daerah redup atau sepi, karena pelaku mudah memasang alat skimming di tempat yang lembah pengawasannya.
Ketiga, periksa saldo rekening secara teratur. Bila ada penarikan uang yang aneh, segera laporkan ke pihak bank. Keempat, jangan terlalu sering mengakses akun bank Anda, karena semakin sering diakses akan kian rentan di bobol penjahat cyber. Kelima, daftarkan di bank Anda setiap transaksi menggunkan dua jenis otentikasi. “Tips sederhana ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, perhatikan dengan baik keanehan setiap melakukan transaksi,” tandas Kombes Hengky.
Sementara itu, Polda Bali melalui unit Cyber Crime telah membentuk Satgas Anti Kejahatan Cyber, menyusul maraknya kejahatan modus skimming yang diduga dilakukan komplotan internasional asal Turki dan Bulgaria. Menurut Kombes Hengky, Satgas Anti Kejahatan Cyber yang dibentuk ini melibatkan berbagai instansi, seperti Tim Cyber Crime Polda Bali dan vendor masing-masing bank.
Dengan dibentuknya Satgas Anti Kejahatan Cyber ini, kata Kombes Hengky, aksi kejahatan skimming bisa dicegah atau dikurangi. Dari catatan yang dimiliki Polda Bali, kejahatan skimming ini dilakukan warga negara asing asal Turki dan Bulgaria. Mereka memiliki keahlian khusus dengan peralatan super canggih, sehingga mudah mengakses data nasabah dan mengguras isi rekeningnya. “Mereka datang ke Bali hanya untuk melancarkan aksinya,” papar Komber Hengky.
Polda Bali sudah berhasil tangkap 3 anggota komplotan pembobol ATM asal Turki yang diringkus di kawasan Badung, Jumat (9/3) dinihari. Mereka masing-masing Kimis Dogan, 43, Mentes Mehmet Ali, 29, dan Koc Tayfun, 35. Mereka ditangkap usai beraksi di bilik ATM Canggu Mart kawasan Jalan Batu Mejan Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, 9 Maret 2018 dinihari.
Tersangka Koc Tayfun dan Mentes Mehmet Ali lebih dulu ditangkap di bilik ATM Canggu Mart kawasan Jalan Batu Mejan Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, dinihari pukul 00.15 Wita. Kemudian, tersangka Kimis Dogan diringkus polisi dalam penggerebekan di kamar sebuah hotel kawasan Jalan Dewi Sartika Kuta, Kecamatan Kuta, Badung, dinihari pukul 02.15 Wita.
Terungkap, komplotan Turki ini sudah membobol ATM milik 12 nasabah di Bali hanya dalam tempo dua hari. Menurut Kombes Hengky, jaringan ini terhubung langsung ke Turki untuk mengirim data setiap nasabah di Bali, “Jaringan skimming ini memang internasional. Selain beraksi di Bali, mereka beraksi di Thailand, Malaysia, dan negara lainnya.” *dar
Komentar