Dua Siswi SMPN 3 Denpasar Raih Perak di Ajang Internasional Wintex
Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya dan Ketut Desta Pradnyaswari berhasil menangi persaingan dalam kompetisi World Invention and Technologi Expo (Wintex) yang diikuti 96 tim dari 10 negara: Malaysia, India, Korea Selatan, Srilanka, Taiwan, Kroasia, Rumania, Amerika Serikat, Kanada, dan Indonesia
Berkat Penelitian Biokomposit dari Kombinasi Sampah Daun Ketapang-Daun Dapdap-Jerami Padi
DENPASAR, NusaBali
Dua siswi SMPN 3 Denpasar, Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya, 14, dan Ketut Desta Pradnyaswari, 13, mencatat prestasi gemilang dalam ajang internasional World Invention and Technologi Expo (Wintex) yang digelar di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), 12-13 Maret 2018 lalu. Mereka berhasil meraih medali perak berkat penelitian biokomposit dari kombinasi sampah daun ketapang, jerami padi, dan sampah daun dapdap.
Medali perak yang dibukukan kedua siswi SMPN 3 Denpasar ini terbilang membanggakan. Pasalnya, mereka membukukan prestasi dalam ajang internasional Wintex yang diikuti 96 tim dari 10 negara: Malaysia, India, Korea Selatan, Srilanka, Taiwan, Kroasia, Rumania, Amerika Serikat, Kanada, dan tuan rumah Indonesia.
Dalam ajang internasional Wintex tersebut, duet Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya dan Ketut Desta Pradnyaswari membawakan penelitian tentang biokomposit dari kombinasi sampah daun ketapang, jerami padi, dan sampah daun dapdap, yang berfungsi sebagai dinding bangunan, peredam bising, dan peredam radiasi gelombang elektromagnetik. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh satu dari beberapa permasalahan di daerah perumahan, yakni masalah kebisingan.
Made Galuh Cakrawati menjelaskan, media peredam bising yang ramah lingkungan umumnya bisa dengan memanfaatkan kandungan selulosa pada tanaman. Sebab, kandungan selulosa salah satu manfaatnya mampu meredam kebisingan. Selulosa tersebut terkandung dalam sampah daun ketapang (Terminalia Catappa) dan sampah daun dapdap (Erythrina Variegata). Sedangkan jerami padi (Oriza Sativa) juga mengandung selulosa dan silica.
“Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana potensi prototype biokomposit dua lapisan dari kombinasi sampah daun ketapang, jerami padi, dan sampah daun dapdap sebagai dinding rumah yang kuat, di antaranya untuk meredam bising dan meredam radiasi gelombang elektromagnetik,” ungkap Galuh Cakrawati kepada NusaBali di Denpasar, Selasa (20/3).
Menurut Galuh Cakrawati, penelitian ini menggunakan metode eksprimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dan lima perlakuan. Biokomposit ini terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama berupa material nanokomposit kombinasi sampah daun ketapang dan jerami padi. Sedangkan lapisan kedua, biokomposit kombinasi sampah daun ketapang dan sampah daun dapdap.
Dari hasil ekspresimen disimpulkan bahwa efektivitas prototype biokomposit dua lapisan dari kombinasi sampah daun ketapang, jerami padi, dan sampah daun dapdap sebagai peredam bising sebesar 17 dB dibandingkan control tanpa media peredam bising dan sebesar 12,4 dB dibandingkan control media peredam bising dari kerat telur.
Sedangkan efektivitas prototype biokomposit sebagai peredam radiasi gelombang elektromagnetik, sebesar 356,6 mikro Tesla dibandingkan control (tanpa media peredam radiasi) dan sebesar 2,6 mikro Tesla dibandingkan control media peredam radiasi dari kerat telur.
“Indikator pengujianya, antara lain, tahan benturan, kemampuan meredam kebisingan, dan kemampuan menyerap radiasi gelombang elektromagnetik. Prototype biokomposit dua lapisan ini memiliki ketebalan rata-rata 3 (tiga) cm, dengan lapisan nanokomposit kombinasi sampah daun ketapang dan jerami padi setebal 2 cm, serta lapisan biokomposit kombinasi sampah daun ketapang dan sampah daun dapdap setebal 1 cm,” jelas siswi kelahiran Denpasar, 28 Desember 2004, yang merupalam putri dari pasangan I Wayan Ananta Wijaya dan Made Putri Dharma Suari ini.
Galuh Cakrawati sendiri mengaku sangat bersyukur dan bangga dengan raihan prestasi di ajang internasional Wintex ini. Menurut Galuh Cakrawati, prestai ini menjadi motivasinya untuk terus belajar dan menggali sesuatu yang ada di sekitarnya. “Saya bersyukur karena bisa dapat silver medal di ajang internasional Wintex. Ini menjadi motivasi saya untuk terus belajar,” tandas siswi yang tinggal di Jalan Pulau Bungin Gang Listrik Denpasar, kawasan Banjar Pitik, Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan ini. *ind
Komentar