nusabali

Puluhan Anak Pengungsi Belajar Menari

  • www.nusabali.com-puluhan-anak-pengungsi-belajar-menari

Puluhan anak-anak pengungsi digiring belajar menari tari Bali.

AMLAPURA, NusaBali

Tujuannya agar mereka tidak jenuh tinggal di tenda pengungsian dan ada kegiatan di luar jam sekolah. Tercatat 70 anak pengungsi antusias belajar menari di bawah asuhan relawan Ni Komang Sindi dan Ni Komang Martini dari Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Aktivitas belajar menari digelar di aula Kantor UPTD Dinas Pertanian Kecamatan Rendang, Banjar Singerata, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (20/3).

Anak-anak pengungsi ini mulai diajarkan menari pada Purnama Kasanga, Kamis (1/3) lalu. Anak-anak pun menyambut gembira karena bisa berbaur dengan teman-teman sepulang sekolah. Mayoritas anak-anak pengungsi ini berasal dari Banjar Kesimpar dan Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang. Mereka yang ikut belajar menari adalah pelajar SD dan SMP. “Selain belajar menari, kami bisa bertemu teman sesama pengungsi. Suatu saat bisa bermanfaat untuk ngayah menari di desa,” ungkap Putu Martini.

Sementara Ni Kadek Supartini mengaku selama ini jenuh belajar di tenda tempat mengungsi. “Syukur ada kegiatan baru, belajar menari,” imbuh Supartini. Sementara koordinator relawan PMI Provinsi Bali, I Wayan Aryawan, mengatakan adanya kegiatan belajar menari membuat pengungsi tidak bosan tinggal di tenda. “Setelah bisa menari akan dipentaskan agar mereka punya motivasi belajar menari,” kata Aryawan. Belajar menari setiap sore sekitar 1 jam dari pukul 17.00 Wita-18.00 Wita. “Anak-anak akan kami pentaskan untuk menyambut tamu yang datang atau kegiatan lain. Kami akan upayakan pengadaan pakaian tari,” imbuh Aryawan.

Aryawan mengatakan, telah tujuh bulan mengungsi  di Kantor UPTD Dinas Pertanian Kecamatan Rendang, terhitung September 2017. Walau status Gunung Agung telah diturunkan dari awas ke siaga atau dari level IV ke level III per Sabtu (10/2), tetapi banyak warga yang merasa belum nyaman tinggal di kampungnya. Karena sesekali mendengar suara gemuruh dari kawah Gunung Agung, sebagian warga tidak bisa pulang karena jalannya putus. Kebanyakan pengungsi terutama yang jadi kepala rumah tangga setiap pagi hingga sore bekerja di rumahnya masing-masing, setelah malam balik ke tempat mengungsi. *k16

Komentar