Luhut 'Ancam' Cari Dosa Amien Rais
Meski tak secara langsung menyebut nama Amien Rais, Luhut menyindir seseorang yang disebutnya 'senior'.
Pasca Amien Rais Lontarkan Pernyataan Jokowi Ngibul
JAKARTA, NusaBali
Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan marah ketika ada pihak yang terus mengkritik pemerintah yang dinilainya tak berdasar. Termasuk pada politikus PAN, Amien Rais yang belum lama ini mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan nada tinggi dan berapi-api Luhut balik menyindir Amien Rais yang menyebut bagi-bagi sertifikat yang dilakukan Jokowi adalah pembohongan. Luhut menyebut, yang dilontarkan Amien asal bunyi (asbun). Meski tak secara langsung menyebut nama Amien Rais, Luhut menyindir seseorang yang disebutnya 'senior'.
"Misalnya ada senior bilang bahwa ngasih sertifikat itu ngibulin gitu apanya yang dikibulin? Sertifikat itu dulu prosesnya lama, panjang dan sedikit. Sekarang proses cepat dan banyak. Salahnya di mana? Jadi asbun aja. Jadi nggak boleh kita asal ngomong apalagi senior-senior. Dia kan 70 berapa tahun, saya kan 71 tahun juga," ujar Luhut saat memberikan pidato di Gedung BPK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (19/3).
Luhut mengatakan, pemerintah tidak anti kritik. Namun, kritik yang dilontarkan ke pemerintah sebaiknya adalah kritik yang membangun. Bukan kritik asal bunyi. Bahkan Luhut mengatakan, dia mengetahui rekam jejak sosok senior tersebut. "Jangan asal kritik saja. Saya tahu track recordmu kok. Kalau kau merasa paling bersih kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok, ya sudah diam saja lah. Tapi jangan main-main, kalau main-main kita bisa cari dosamu kok. Emang kau siapa?" tegasnya.
Nada keras Luhut ini pun langsung membuat makin panasnya perang pernyataan antara pihak yang pro pemerintah dan oposisi. Sebagai pendukung pemerintah, PDIP memandang ancaman Luhut sebagai reaksi spontan kemarahan. Meski demikian, PDIP meminta Luhut dan Amien menahan diri. "Hindari debat kusir," ujar politikus PDIP Eva Kusuma Sundari.
Ketua Fraksi Hanura DPR, Inas Nasrullah Zubir mengatakan kebencian Amien Rais kepada Jokowi sudah terpatri layaknya penyakit kronis. "Kebencian dia yang amat sangat ke Jokowi sudah seperti kanker!" kata Inas. Sedangkan Wasekjen PPP, Achmad Baidowi membela Luhut karena reaksinya itu memang dipicu pernyataan Amien Rais yang dinilai berlebihan. "Reaksi LBP (Luhut) sepertinya spontanitas karena tudingan Amien Rais yang dinilai berlebihan," ujar pria yang akrab disapa Awiek ini.
Wasekjen PKB, Daniel Johan memandang seharusnya Luhut tidak perlu reaktif, apalagi di tahun politik seperti saat ini. "Menjelang tahun politik, kita butuh kesejukan, jangan segala hal ditanggapi secara reaktif," kata Daniel. Lalu Demokrat menyarankan Luhut tak perlu mengancam Amien Rais. Menurut Wasekjen Demokrat, Didi Irawadi lebih baik pemerintah mendesak Amien membeberkan bukti-bukti atas tuduhan yang ia lontarkan kepada Presiden Jokowi soal program 'ngibul' sertifikat tanah.
Di sisi lain, Partai Golkar menyebut, ancaman Luhut untuk membongkar 'dosa' Amien itu sebagai bentuk peringatan. "Ini hanya gaya Pak Luhut untuk saling mengingatkan. Kira-kira pesannya 'jangan sembarangan lontarkan fitnah'," kata Wasekjen Golkar, Sarmuji dilansir detik.com. Bagi parpol yang selama ini kontra pemerintah, cara Luhut ini langsung menuai kritik. "Pak Luhut itu Menko Maritim, bukan menteri pencari dosa," ujar Wasekjen Gerindra Ferry Juliantono. Ferry pun membela Amien terkait kritik Jokowi ngibul pada program sertifikat tanah. Dia menyebut memang ada masalah pertanahan di Indonesia.
Lalu Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menyebut sikap Luhut tersebut tidak bijaksana. "Mengkritik kebijakan pemerintah dengan data yang ada sah dan wajar. Tapi mencari-cari dosa seseorang bukan tindakan bijak," kata Mardani.
Sebagai parpol yang menaungi Amien Rais, Waketum PAN Taufik Kurniawan pun mengkritik ancaman yang disampaikan Luhut ke Amien. "Menurut saya, nggak usah terlalu baper ya, nggak usah terlalu kemudian saling mengancam. Kalau akan dibuka dosa-dosa, lah ini kan kita manusia biasa, bagaimana manusia sesama manusia saling membongkar. Kita bukan malaikat Munkar-Nakir," kata Taufik di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa kemarin. *
JAKARTA, NusaBali
Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan marah ketika ada pihak yang terus mengkritik pemerintah yang dinilainya tak berdasar. Termasuk pada politikus PAN, Amien Rais yang belum lama ini mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan nada tinggi dan berapi-api Luhut balik menyindir Amien Rais yang menyebut bagi-bagi sertifikat yang dilakukan Jokowi adalah pembohongan. Luhut menyebut, yang dilontarkan Amien asal bunyi (asbun). Meski tak secara langsung menyebut nama Amien Rais, Luhut menyindir seseorang yang disebutnya 'senior'.
"Misalnya ada senior bilang bahwa ngasih sertifikat itu ngibulin gitu apanya yang dikibulin? Sertifikat itu dulu prosesnya lama, panjang dan sedikit. Sekarang proses cepat dan banyak. Salahnya di mana? Jadi asbun aja. Jadi nggak boleh kita asal ngomong apalagi senior-senior. Dia kan 70 berapa tahun, saya kan 71 tahun juga," ujar Luhut saat memberikan pidato di Gedung BPK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (19/3).
Luhut mengatakan, pemerintah tidak anti kritik. Namun, kritik yang dilontarkan ke pemerintah sebaiknya adalah kritik yang membangun. Bukan kritik asal bunyi. Bahkan Luhut mengatakan, dia mengetahui rekam jejak sosok senior tersebut. "Jangan asal kritik saja. Saya tahu track recordmu kok. Kalau kau merasa paling bersih kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok, ya sudah diam saja lah. Tapi jangan main-main, kalau main-main kita bisa cari dosamu kok. Emang kau siapa?" tegasnya.
Nada keras Luhut ini pun langsung membuat makin panasnya perang pernyataan antara pihak yang pro pemerintah dan oposisi. Sebagai pendukung pemerintah, PDIP memandang ancaman Luhut sebagai reaksi spontan kemarahan. Meski demikian, PDIP meminta Luhut dan Amien menahan diri. "Hindari debat kusir," ujar politikus PDIP Eva Kusuma Sundari.
Ketua Fraksi Hanura DPR, Inas Nasrullah Zubir mengatakan kebencian Amien Rais kepada Jokowi sudah terpatri layaknya penyakit kronis. "Kebencian dia yang amat sangat ke Jokowi sudah seperti kanker!" kata Inas. Sedangkan Wasekjen PPP, Achmad Baidowi membela Luhut karena reaksinya itu memang dipicu pernyataan Amien Rais yang dinilai berlebihan. "Reaksi LBP (Luhut) sepertinya spontanitas karena tudingan Amien Rais yang dinilai berlebihan," ujar pria yang akrab disapa Awiek ini.
Wasekjen PKB, Daniel Johan memandang seharusnya Luhut tidak perlu reaktif, apalagi di tahun politik seperti saat ini. "Menjelang tahun politik, kita butuh kesejukan, jangan segala hal ditanggapi secara reaktif," kata Daniel. Lalu Demokrat menyarankan Luhut tak perlu mengancam Amien Rais. Menurut Wasekjen Demokrat, Didi Irawadi lebih baik pemerintah mendesak Amien membeberkan bukti-bukti atas tuduhan yang ia lontarkan kepada Presiden Jokowi soal program 'ngibul' sertifikat tanah.
Di sisi lain, Partai Golkar menyebut, ancaman Luhut untuk membongkar 'dosa' Amien itu sebagai bentuk peringatan. "Ini hanya gaya Pak Luhut untuk saling mengingatkan. Kira-kira pesannya 'jangan sembarangan lontarkan fitnah'," kata Wasekjen Golkar, Sarmuji dilansir detik.com. Bagi parpol yang selama ini kontra pemerintah, cara Luhut ini langsung menuai kritik. "Pak Luhut itu Menko Maritim, bukan menteri pencari dosa," ujar Wasekjen Gerindra Ferry Juliantono. Ferry pun membela Amien terkait kritik Jokowi ngibul pada program sertifikat tanah. Dia menyebut memang ada masalah pertanahan di Indonesia.
Lalu Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menyebut sikap Luhut tersebut tidak bijaksana. "Mengkritik kebijakan pemerintah dengan data yang ada sah dan wajar. Tapi mencari-cari dosa seseorang bukan tindakan bijak," kata Mardani.
Sebagai parpol yang menaungi Amien Rais, Waketum PAN Taufik Kurniawan pun mengkritik ancaman yang disampaikan Luhut ke Amien. "Menurut saya, nggak usah terlalu baper ya, nggak usah terlalu kemudian saling mengancam. Kalau akan dibuka dosa-dosa, lah ini kan kita manusia biasa, bagaimana manusia sesama manusia saling membongkar. Kita bukan malaikat Munkar-Nakir," kata Taufik di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa kemarin. *
Komentar