SID Libatkan Kawan-kawan Berbagai Komunitas
Band Superman Is Dead (SID) bakal segera merampungkan album kesembilannya.
Syuting Video Klip ‘Batas Cahaya’
DENPASAR, NusaBali
Rencananya sekitar 10 lagu akan dirangkum dalam album teranyar tersebut. Namun sebelum itu, mereka membuat ‘pemanasan’ terlebih dahulu dengan meluncurkan satu single anyar yang berjudul ‘Batas Cahaya’. Proses syuting pun kini tengah dirampungkan.
SID kali ini mengambil lokasi syuting di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Selasa (20/3) sore, dengan melibatkan puluhan orang dari berbagai komunitas. Sebab, beberapa bagian dari lagu tersebut membutuhkan suara massal. “Single Batas Cahaya ini prosesnya sudah mastering, tinggal rilis saja. Untuk proses video klip, kami perlu beberapa scene yang ramai-ramai. Sehingga hari ini (kemarin, red) kami kumpul dan mengundang kawan-kawan lewat sosial media,” ungkap Eka Rock, bassis SID, ditemui di lokasi syuting kemarin sore.
Scene ramai-ramai, kata Eka, menjadi konsep klip yang sesuai dengan tema lagu, yakni mengajak semangat, satu visi, satu frekuensi, dalam melakukan suatu perjuangan. “Intinya mengajak untuk tetap semangat dan konsisten dalam perjuangan. Perjuangan paling krusial tidak hanya di Bali, tapi kita bikin universal. Sebab di luar sana juga masih ada hal-hal krusial yang diperjuangkan,” kata musisi asal Jembrana ini.
Pencipta lagu sekaligus drummer SID, Jerinx, menambahkan, tema yang diangkat memang agak rumit. Jika ditelisik, lagu Batas Cahaya ini adalah tentang perjuangan, dan pertanyaan tentang apa peran kita sebagai manusia. Lirik lagu diakui memang sedikit rumit, berlapis, dan memakai gaya sosok sastrawi. Namun untuk video klipnya dibuat tidak berat dan mampu diterima oleh para masyarakat. “Sebenarnya cahaya adalah bagian dari semesta. Batas Cahaya yang dimaksud adalah bahwa cahaya itu tidak ada batasnya. Jika ditelisik, lagu ini tentang perjuangan, dan pertanyaan sosial tentang apa peran kita sebagai manusia. Apakah bertopeng atau melepas topeng. Perjuangan yang selaras dengan alam, seperti cahaya yang tanpa batas,” kata musisi yang tubuhnya dihiasi tatto ini.
Sementara sang sutradara video klip, Erick Est mengatakan, setelah proses syuting di Taman Baca Kesiman, selanjutnya pengambilan gambar dilakukan di Twice Bar, Kuta. “Pertama sudah diambil waktu ke Jerman, sekarang di Taman Baca Kesiman, kemudian di Twice Bar. Target deadline, akhir April rampung. Ini terakhir kalinya SID bersama Sony Music,” imbuhnya.
Alasan mengambil lokasi di Taman Baca Kesiman, menurut Erick, karena memiliki satu frekuensi yang sama dengan SID, teman seperjuangan, dan memilik energi bagus di tempat tersebut. “Secara spontan saja memilih TBK (Taman Baca Kesiman, red). Dengan mengajak kawan-kawan yang solid untuk ikut merampungkan klip ini. Kawan dari berbagai komunitas, tinggal bagaimana cara menyatukan itu,” tandasnya.*ind
DENPASAR, NusaBali
Rencananya sekitar 10 lagu akan dirangkum dalam album teranyar tersebut. Namun sebelum itu, mereka membuat ‘pemanasan’ terlebih dahulu dengan meluncurkan satu single anyar yang berjudul ‘Batas Cahaya’. Proses syuting pun kini tengah dirampungkan.
SID kali ini mengambil lokasi syuting di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Selasa (20/3) sore, dengan melibatkan puluhan orang dari berbagai komunitas. Sebab, beberapa bagian dari lagu tersebut membutuhkan suara massal. “Single Batas Cahaya ini prosesnya sudah mastering, tinggal rilis saja. Untuk proses video klip, kami perlu beberapa scene yang ramai-ramai. Sehingga hari ini (kemarin, red) kami kumpul dan mengundang kawan-kawan lewat sosial media,” ungkap Eka Rock, bassis SID, ditemui di lokasi syuting kemarin sore.
Scene ramai-ramai, kata Eka, menjadi konsep klip yang sesuai dengan tema lagu, yakni mengajak semangat, satu visi, satu frekuensi, dalam melakukan suatu perjuangan. “Intinya mengajak untuk tetap semangat dan konsisten dalam perjuangan. Perjuangan paling krusial tidak hanya di Bali, tapi kita bikin universal. Sebab di luar sana juga masih ada hal-hal krusial yang diperjuangkan,” kata musisi asal Jembrana ini.
Pencipta lagu sekaligus drummer SID, Jerinx, menambahkan, tema yang diangkat memang agak rumit. Jika ditelisik, lagu Batas Cahaya ini adalah tentang perjuangan, dan pertanyaan tentang apa peran kita sebagai manusia. Lirik lagu diakui memang sedikit rumit, berlapis, dan memakai gaya sosok sastrawi. Namun untuk video klipnya dibuat tidak berat dan mampu diterima oleh para masyarakat. “Sebenarnya cahaya adalah bagian dari semesta. Batas Cahaya yang dimaksud adalah bahwa cahaya itu tidak ada batasnya. Jika ditelisik, lagu ini tentang perjuangan, dan pertanyaan sosial tentang apa peran kita sebagai manusia. Apakah bertopeng atau melepas topeng. Perjuangan yang selaras dengan alam, seperti cahaya yang tanpa batas,” kata musisi yang tubuhnya dihiasi tatto ini.
Sementara sang sutradara video klip, Erick Est mengatakan, setelah proses syuting di Taman Baca Kesiman, selanjutnya pengambilan gambar dilakukan di Twice Bar, Kuta. “Pertama sudah diambil waktu ke Jerman, sekarang di Taman Baca Kesiman, kemudian di Twice Bar. Target deadline, akhir April rampung. Ini terakhir kalinya SID bersama Sony Music,” imbuhnya.
Alasan mengambil lokasi di Taman Baca Kesiman, menurut Erick, karena memiliki satu frekuensi yang sama dengan SID, teman seperjuangan, dan memilik energi bagus di tempat tersebut. “Secara spontan saja memilih TBK (Taman Baca Kesiman, red). Dengan mengajak kawan-kawan yang solid untuk ikut merampungkan klip ini. Kawan dari berbagai komunitas, tinggal bagaimana cara menyatukan itu,” tandasnya.*ind
1
Komentar