Bisnis Akik di Jembrana Diyakini Bakal Bangkit
Pedagang batu akik di Kabupaten Jembrana optimistis bisnis tersebut akan bangkit kembali seperti beberapa tahun lalu.
NEGARA, NusaBali
"Bisnis batu akik memang musiman. Situasi pasar yang sepi seperti sekarang ini tidak akan selamanya," kata Taufiq, salah satu pedagang batu akik di Negara, Selasa (21/3).
Menurut Taufik, meskipun saat ini sulit mendapatkan pembeli, ia tetap menjajakan batu akik sebagai pekerjaan sampingan. Masyarakat pecinta batu saat ini condong ke jenis batu permata, atau batu-batu yang punya nama seperti bacan dan pirus.
"Waktu penjualan batu akik meledak dua tahun lalu, seluruh jenis batu akik bisa dijual. Sekarang pembeli memilih batu yang sudah terkenal saja," kata Taufik.
Terkait harga, ia mengatakan, sangat jauh dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, karena batu akik yang kala itu berharga jutaan rupiah saat ini hanya mencapai ratusan ribu rupiah.
"Harganya jelas sangat jatuh. Yang harga jutaan rupiah sekarang hanya ratusan ribu rupiah, itupun masih sulit mencari pembeli," kata Taufik.
Optimisme penjualan batu akik akan kembali meledak juga disampaikan Imam, pedagang lainnya. Setelah peminat batu akik sepi, Imam beralih ke bisnis minyak selain menawarkan batu akik. Ia juga tetap berkomunikasi dengan pecinta batu akik dari dalam maupun luar Jembrana.
Berbeda dengan Taufiq yang lebih banyak beralih ke batu permata, Imam tetap memilih batu akik sebagai jenis batu jualan utamanya, khususnya yang asli dari Jembrana.
Menurut Imam, terkenal atau tidaknya jenis batu akik hanyalah pencitraan, karena pada dasarnya batu akik dari setiap daerah memiliki kandungan yang hampir sama, dengan keindahan masing-masing.
Sedangkan Dwi, kolektor dan pedagang batu akik lainnya memilih untuk mencari pekerjaan utama lainnya, sambil menunggu penjualan batu akik kembali meledak.
"Ada masanya nanti penjualan batu akik seperti dua atau tiga tahun lalu. Sekarang batu akik koleksi saya lebih banyak tersimpan, toh juga tidak membusuk," kata Dwi. *ant
"Bisnis batu akik memang musiman. Situasi pasar yang sepi seperti sekarang ini tidak akan selamanya," kata Taufiq, salah satu pedagang batu akik di Negara, Selasa (21/3).
Menurut Taufik, meskipun saat ini sulit mendapatkan pembeli, ia tetap menjajakan batu akik sebagai pekerjaan sampingan. Masyarakat pecinta batu saat ini condong ke jenis batu permata, atau batu-batu yang punya nama seperti bacan dan pirus.
"Waktu penjualan batu akik meledak dua tahun lalu, seluruh jenis batu akik bisa dijual. Sekarang pembeli memilih batu yang sudah terkenal saja," kata Taufik.
Terkait harga, ia mengatakan, sangat jauh dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, karena batu akik yang kala itu berharga jutaan rupiah saat ini hanya mencapai ratusan ribu rupiah.
"Harganya jelas sangat jatuh. Yang harga jutaan rupiah sekarang hanya ratusan ribu rupiah, itupun masih sulit mencari pembeli," kata Taufik.
Optimisme penjualan batu akik akan kembali meledak juga disampaikan Imam, pedagang lainnya. Setelah peminat batu akik sepi, Imam beralih ke bisnis minyak selain menawarkan batu akik. Ia juga tetap berkomunikasi dengan pecinta batu akik dari dalam maupun luar Jembrana.
Berbeda dengan Taufiq yang lebih banyak beralih ke batu permata, Imam tetap memilih batu akik sebagai jenis batu jualan utamanya, khususnya yang asli dari Jembrana.
Menurut Imam, terkenal atau tidaknya jenis batu akik hanyalah pencitraan, karena pada dasarnya batu akik dari setiap daerah memiliki kandungan yang hampir sama, dengan keindahan masing-masing.
Sedangkan Dwi, kolektor dan pedagang batu akik lainnya memilih untuk mencari pekerjaan utama lainnya, sambil menunggu penjualan batu akik kembali meledak.
"Ada masanya nanti penjualan batu akik seperti dua atau tiga tahun lalu. Sekarang batu akik koleksi saya lebih banyak tersimpan, toh juga tidak membusuk," kata Dwi. *ant
Komentar