Priyo Loncat ke Partai Berkarya
Langsung Jadi Sekjen Partai Besutan Tommy Soeharto
JAKARTA, NusaBali
Politisi senior Golkar, Priyo Budi Santoso, diam-diam pindah ke Partai Berkarya besutan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Mantan Ketua DPP Golkar 2010-2016 dan Wakil Ketua DPR RI 2009-2014 yang masih jadi Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar ini langsung akan menduduki jabatan strategis sebagai Sekjan DPP Partai Berkarya.
Aksi loncat pagar Priyo Budi Santoso ini diungkapkan Sekjen (Demisioner) Partai Berkarya, Andi Picunang, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (21/3). "Priyo Budi Santoso calon Sekjen Partai Berkarya," ujar Andi Picunang.
Menurut Andi, Partai Berkarya besutan Tommy Soeharto putra bungsu pendiri Golkar, mendiang Presiden Soeharto---sudah mengajukan susunan pengurus baru ke Kemenkum HAM di mana Priyo menduduki kursui Sekjen. "Kita tinggal meminta pengesahan yuridisnya dari Kemenkum HAM. Aturannya kan 30 hari dari saat perubahan pengurus diputuskan di Rapimnas (Munas). Karena kami belum pernah Munas, cukup putusan tertinggi ini dilakukan di Rapimnas," kata Andi.
Dalam kepengurusan yang baru, Andi digeser dari jabatan Sekjen Partai Berkarya. "Posisi saya masih digodok, pengurus inti kita hanya 45 orang, sementara yang mau jadi pengurus ada ribuan nama. Kita serahkan ke Ketua Umum HMP (Hutomo Mandala Putra, Red) sebagai formatur tunggal untuk nyusun," jelasnya.
Priyo sendiri masih belum mau menjawab pasti soal pindah partai dan langsung menjabat sebagai Sekjen Partai Berkarya ini. "Tunggu saja tanggal mainnya. Saya belum bisa menjawab itu," ujar Priyo saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu kemarin.
Yang jelas, Priyo mengaku masih bertemu dengan para senior Partai Golkar untuk mendiskusikan perihal ini. Priyo, antara lain, berupaya menemui Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar BJ Habibie dan wakilnya, Akbar Tandjung. Selain itu, Priyo juga ingin menemui Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical dan mantan Ketua Umum DPP Golkar Jusuf Kalla (JK).
"Saya ingin lapor dulu ke Pak Habibie, Ketua Wanhor. Tapi, tapi beliau masih di Jerman. Saya juga ingin lapor Bang Akbar Tanjung dan Bang Ical. Juga Pak JK, beliau Ketua Umum yang mengangkat saya sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR dan merestui saya menjadi Wakil Ketua DPR," jelas Priyo.
Selain itu, Priyo juga menyatakan ingin bertemu Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto. Menurut Priyo, ini sebuah hal yang harus dilakukan. "Dan, fatsunnya saya juga harus bicara dengan Mas Airlangga, Ketua Umum Golkar sekarang," papar politisi kelahiran Surabaya, 30 Maret 1966, yang sempat bersaing dengan Setya Novanto berebut kursi Ketua Umum DPP Golkar melalui Munaslub 2016 ini.
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Golkar, Sarmuji, mengatakan pindahnya Priyo ke Partai Berkarya menunjukkan berkualitasnya sebagai kader Beringin. "Pak Priyo jadi Sekjen Partai Berkarya, itu menunjukkan kalau kader Golkar banyak yang bagus dan dilirik oleh partai lain," jelas Sarmuji di Hotel Atlet Century Senayan, Jakarta, Rabu kemarin.
Meski salah satu kader terbaiknya pindah partai, menurut Sarmuji, Golkar tidak goyah. Partainya berusaha sebaik mungkin merawat kader-kader yang ada. "Tapi, seandainya ada kader yang berpindah partai karena melihat peluang yang lebih besar, kita nggak bisa tahan. Yang bisa kita lakukan adalah membentengi partai supaya suatu saat jika ada yang pindah, kita tetap bertahan dan semakin lama semakin besar," tandas Sarmuji. *
Aksi loncat pagar Priyo Budi Santoso ini diungkapkan Sekjen (Demisioner) Partai Berkarya, Andi Picunang, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (21/3). "Priyo Budi Santoso calon Sekjen Partai Berkarya," ujar Andi Picunang.
Menurut Andi, Partai Berkarya besutan Tommy Soeharto putra bungsu pendiri Golkar, mendiang Presiden Soeharto---sudah mengajukan susunan pengurus baru ke Kemenkum HAM di mana Priyo menduduki kursui Sekjen. "Kita tinggal meminta pengesahan yuridisnya dari Kemenkum HAM. Aturannya kan 30 hari dari saat perubahan pengurus diputuskan di Rapimnas (Munas). Karena kami belum pernah Munas, cukup putusan tertinggi ini dilakukan di Rapimnas," kata Andi.
Dalam kepengurusan yang baru, Andi digeser dari jabatan Sekjen Partai Berkarya. "Posisi saya masih digodok, pengurus inti kita hanya 45 orang, sementara yang mau jadi pengurus ada ribuan nama. Kita serahkan ke Ketua Umum HMP (Hutomo Mandala Putra, Red) sebagai formatur tunggal untuk nyusun," jelasnya.
Priyo sendiri masih belum mau menjawab pasti soal pindah partai dan langsung menjabat sebagai Sekjen Partai Berkarya ini. "Tunggu saja tanggal mainnya. Saya belum bisa menjawab itu," ujar Priyo saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu kemarin.
Yang jelas, Priyo mengaku masih bertemu dengan para senior Partai Golkar untuk mendiskusikan perihal ini. Priyo, antara lain, berupaya menemui Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar BJ Habibie dan wakilnya, Akbar Tandjung. Selain itu, Priyo juga ingin menemui Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical dan mantan Ketua Umum DPP Golkar Jusuf Kalla (JK).
"Saya ingin lapor dulu ke Pak Habibie, Ketua Wanhor. Tapi, tapi beliau masih di Jerman. Saya juga ingin lapor Bang Akbar Tanjung dan Bang Ical. Juga Pak JK, beliau Ketua Umum yang mengangkat saya sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR dan merestui saya menjadi Wakil Ketua DPR," jelas Priyo.
Selain itu, Priyo juga menyatakan ingin bertemu Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto. Menurut Priyo, ini sebuah hal yang harus dilakukan. "Dan, fatsunnya saya juga harus bicara dengan Mas Airlangga, Ketua Umum Golkar sekarang," papar politisi kelahiran Surabaya, 30 Maret 1966, yang sempat bersaing dengan Setya Novanto berebut kursi Ketua Umum DPP Golkar melalui Munaslub 2016 ini.
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Golkar, Sarmuji, mengatakan pindahnya Priyo ke Partai Berkarya menunjukkan berkualitasnya sebagai kader Beringin. "Pak Priyo jadi Sekjen Partai Berkarya, itu menunjukkan kalau kader Golkar banyak yang bagus dan dilirik oleh partai lain," jelas Sarmuji di Hotel Atlet Century Senayan, Jakarta, Rabu kemarin.
Meski salah satu kader terbaiknya pindah partai, menurut Sarmuji, Golkar tidak goyah. Partainya berusaha sebaik mungkin merawat kader-kader yang ada. "Tapi, seandainya ada kader yang berpindah partai karena melihat peluang yang lebih besar, kita nggak bisa tahan. Yang bisa kita lakukan adalah membentengi partai supaya suatu saat jika ada yang pindah, kita tetap bertahan dan semakin lama semakin besar," tandas Sarmuji. *
1
Komentar