nusabali

Anggota Dewan Banyak Absen, Sidang DPRD Bali Molor 1 Jam

  • www.nusabali.com-anggota-dewan-banyak-absen-sidang-dprd-bali-molor-1-jam

Musim tahun politik ini membuat anggota DPRD Bali ‘males-malesan’ untuk bersidang.

DENPASAR,NusaBali
Seperti pada sidang DPRD Bali dengan agenda penyampaian laporan Pansus Raperda tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali di Gedung DPD Bali, Niti Mandala Denpasar, Kamis (23/3), harus molor 1 jam, karena anggota dewan banyak yang tidak hadir. Sidang yang rencananya digelar pukul 10.00 Wita baru bisa berjalan pukul 11.00 Wita.

Sejak pukul 09.30 wita, Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebenarnya sudah ada di DPRD Bali bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Bali. Gubernur Pastika transit didampingi sejumlah pimpinan DPRD Bali yakni Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama (PDI Perjuangan), Wakil Ketua DPRD Bali I Gusti Bagus Alit Putra (Demokrat), dan I Nyoman Suyasa (Gerindra).

Namun jadwal sidang menjadi molor karena sampai pukul 10.00 Wita, anggota dewan yang hadir ke ruangan sidang masih minim. Terlebih lagi masih berlangsung Rapat Pansus Raperda Bahasa, Aksara dan Sastra Bali di Lantai III DPRD Bali, yang saat itu dipimpin Ketua Pansus Nyoman Parta.

Pantauan NusaBali di ruangan sidang Gabungan Gedung DPRD Bali, sekitar pukul 10.45 Wita, anggota dewan yang terlihat hadir bisa dihitung dengan jari. Tampak I Wayan Kariartha (PDIP), Dewa Mahayadnya (PDIP), Ketut Tama Tenaya (PDIP), Made Budastra (PDIP), Anak Agung Ngurah Adi Ardhana (PDIP), Komang Nova Sewi Putra (Demokrat), Ida Gede Komang Kresna Budi (Golkar), dan I Wayan Tagel Arjana (Gerindra).  

Atas kondisi ini, Sekwan DPRD Bali I Gusti Ngurah Alit sampai wara-wiri mengecek jumlah kehadiran anggota DPRD Bali supaya memenuhi angka kourom. Ngurah Alit yang notabene Sekwan baru dilantik menggantikan I Wayan Suarjana ke luar ruangan sidang, dan buru-buru mengecek bersama staf persidangan. “Anggota dewan banyak yang izin tidak hadir. Mungkin musim pilkada, ada juga yang izin karena ada kegiatan adat di desa. Ada rapat pansus juga,” ujar salah satu staf DPRD Bali, kemarin.

Barulah pada pukul 11.00 Wita, menyusul sejumlah anggota dewan hadir masuk ke ruangan sidang. Tampak Gede Suamba (PDIP), Nyoman Budi Utama (PDIP), Gede Kusumaputra (PDIP), Kadek Setiawan (PDIP), Nyoman Parta (PDIP), Made Suardana (Golkar), I Nyoman Wirya (Golkar), I Ketut Nugrahita Pendit (Gerindra), Bagus Suwitra (Gerindra), Utami Dwi Suryadi (Demokrat),  Made Arini (Hanura), Ketut Jengiskan (PAN), dan Kadek Nuartana (PKPI). Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama pun akhirnya memulai sidang didampingi Nyoman Suyasa dan I Gusti Bagus Alit Putra.

Nyoman Budi Utama yang kemarin menyampaikan laporan Pansus Raperda Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali menyampaikan permohonan maaf kepada hadirin. “Titiang nunas ampura, santukan wawu ngelaksanayang paruman sareng (saya mohon maaf karena bersama pansus melaksanakan rapat dengan) akademisi terkait dengan Raperda Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Dados ne paruman druwene nenten prasida memargi (sidang tidak bisa berjalan),” ujar Budi Utama dengan bahasa Bali alus.

Sementara Sekwan DPRD Bali I Gusti Ngurah Alit yang dikonfirmasi NusaBali, mengatakan molornya sidang paripurna karena anggota Komisi IV yang semuanya berada dalam Pansus Perda Bahasa, Aksara dan Sastra Bali sedang rapat. “Jadinya agak terlambat. Karena anggota Komisi IV menyamakan persepsi dengan perguruan tinggi di Bali, untuk memutuskan Bahasa Bali menjadi mata kuliah penunjang di perguruan tinggi,” ujar birokrat asal Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.

Tetapi dari sisi syarat, mantan Kepala Biro Aset ini mengatakan sidang sudah memenuhi syarat untuk dilaksanakan. “Kalau dari syarat ya sudah terpenuhi untuk dilaksanakan. Hanya karena ada pansus rapat akhirnya terlambat dikit. Tidak masalah itu,” ujar mantan Asisten III Pemprov Bali ini. *nat 

Komentar