Peringatan Hari Air Dunia, Tanam 1.800 Pohon
Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, I Ketut Jayada, pimpin aksi tanam 1.800 pohon di jaba Pura Dalem, Desa Pakraman Jasri, Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kamis (22/3).
AMLAPURA, NusaBali
Aksi tanam pohon yang dihadiri Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, serangkaian peringatan Hari Air Dunia XXVI. Kegiatan ini juga dihadiri Sekda I Gede Adnya Muliadi, Staf Ahli Bupati Priagung Duarsa dan I Wayan Sutapa, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Karangasem I Ketut Sedana Mertha, serta undangan lainnya.
Jayada mengatakan, sebanyak 1.800 bibit pohon yang ditanam terdiri dari cempaka 400 pohon, ketapang 100 pohon, kelapa genjah 200 pohon, mahoni 200 pohon, kayu putih 300 pohon, gaharu 300 pohon, dan durian 300 pohon. Semua bibit ditanam di pinggir jalan dari jalur Amlapura-Denpasar menuju Pura Dalem Desa Pakraman Jasri, sekitar Pantai Lingkungan Jasri Kelod hingga Bukit Kayon. Desa Pakraman Jasri dipilih sebagai tempat acara Hari Air Dunia XXVI karena menjadi juara Desa Wisata Nasional 2016. “Mari kita lestarikan sumber air melalui penghijauan untuk generasi kita. Sebab Karangasem dikenal kekurangan mata air,” kata Jayada.
Ditegaskan, penghijauan di Pantai Jasri sangat penting agar panorama alam pantai menjadi lebih rindang. Begitu juga Bukit Kayon dihijaukan agar ke depan menjadi hutan wisata dan bermanfaat untuk penyerapan air. Aksi tanam pohon ini juga didukung krama dari 7 banjar adat. Mereka antusias melakukan penghijauan. Banyak juga yang membawa bibit untuk ditanam di kebunnya masing-masing, terutama bibit kelapa genjah.
Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, yang membuka acara Hari Air Dunia XXVI juga menekankan memelihara alam tetap berpegang pada konsep Tri Hita Karana, salah satunya menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan lingkungan. Caranya dengan menjaga agar tanaman bisa tumbuh subur, terbebas dari hama, dan terbebas dari tangan-tangan yang usil. “Alam adalah sumber kehidupan umat manusia. Maka dari itu bersahabatlah dengan alam,” pintanya. Sebab, jika alam tidak diurus dengan baik tanpa diimbangi penghijauan dan lahan dibiarkan gundul, maka alam bisa menimbulkan bencana. *k16
Jayada mengatakan, sebanyak 1.800 bibit pohon yang ditanam terdiri dari cempaka 400 pohon, ketapang 100 pohon, kelapa genjah 200 pohon, mahoni 200 pohon, kayu putih 300 pohon, gaharu 300 pohon, dan durian 300 pohon. Semua bibit ditanam di pinggir jalan dari jalur Amlapura-Denpasar menuju Pura Dalem Desa Pakraman Jasri, sekitar Pantai Lingkungan Jasri Kelod hingga Bukit Kayon. Desa Pakraman Jasri dipilih sebagai tempat acara Hari Air Dunia XXVI karena menjadi juara Desa Wisata Nasional 2016. “Mari kita lestarikan sumber air melalui penghijauan untuk generasi kita. Sebab Karangasem dikenal kekurangan mata air,” kata Jayada.
Ditegaskan, penghijauan di Pantai Jasri sangat penting agar panorama alam pantai menjadi lebih rindang. Begitu juga Bukit Kayon dihijaukan agar ke depan menjadi hutan wisata dan bermanfaat untuk penyerapan air. Aksi tanam pohon ini juga didukung krama dari 7 banjar adat. Mereka antusias melakukan penghijauan. Banyak juga yang membawa bibit untuk ditanam di kebunnya masing-masing, terutama bibit kelapa genjah.
Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, yang membuka acara Hari Air Dunia XXVI juga menekankan memelihara alam tetap berpegang pada konsep Tri Hita Karana, salah satunya menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan lingkungan. Caranya dengan menjaga agar tanaman bisa tumbuh subur, terbebas dari hama, dan terbebas dari tangan-tangan yang usil. “Alam adalah sumber kehidupan umat manusia. Maka dari itu bersahabatlah dengan alam,” pintanya. Sebab, jika alam tidak diurus dengan baik tanpa diimbangi penghijauan dan lahan dibiarkan gundul, maka alam bisa menimbulkan bencana. *k16
Komentar