Segera Dilantik, Dauh Wijana Kawal Bandara Buleleng
Proses pergantian antar waktu (PAW) anggota DPRD Bali, Tjokorda Raka Kerthayasa (Cok Ibah) oleh I Made Dauh Wijana segera terwujud.
DENPASAR, NusaBali
SK PAW Dauh Wijana kini sudah di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan tinggal menunggu turun dan dijadwalkan pelantikan di DPRD Bali. Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama dikonfirmasi NusaBali, Jumat (23/3) mengatakan PAW Cok Ibah tinggal tunggu jadwal.
"Sudah di Mendagri PAW untuk Cok Ibah oleh Dauh Wijana. Sehingga tinggal menunggu turun dari Mendagri. Kita tunggu dari Mendagri. Kita pastikan secepatnya isi kursi anggota dewan yang kosong," ujar Adi Wiryatama.
Dengan demikian Dauh Wijana selangkah lagi segera akan duduk di DPRD Bali dengan sisa waktu jabatan 2018-2019 mendatang. Sementara saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin, politisi asal Desa Tegalallalang, Kabupaten Gianyar ini menyerahkan sepenuhnya proses tersebut kepada lembaga dewan.
"Saya menyerahkan sepenuhnya proses ini di lembaga dewan. Ketika sudah ditugaskan resmi tentu saya siap kerja maksimal menyambungkan aspirasi masyarakat Bali secara umum dan secara khusus masyarakat Gianyar karena saya mewakili dapil Gianyar," tegas Ketua DPD II Golkar Gianyar ini. Dauh Wijana sudah siap action untuk perjuangan rakyat Bali. Salah satunya perjuangan mewujudkan pembangunan Bandara Buleleng yang saat ini sedang diperjuangkan ke pusat oleh Pemprov Bali baik eksekutif dan legislatif.
"Bagi saya pembangunan Bandara Bali Utara adalah keharusan. Apalagi Bandara Buleleng sudah dimasukkan dalam Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Bali," ujar Dauh Wijana yang ikut andil lahirkan Perda 16 Tahun 2009 ketika menjadi anggota Komisi III DPRD Bali periode 2004-2009.
Dauh Wijana mengatakan masalah Bandara Buleleng perlu dukungan seluruh elemen masyarakat, baik legislatif bersinergi dengan eksekutif, stakeholder dan tokoh masyarakat di Bali. "Ketika saya diberikan kepercayaan sebagai wakil rakyat saya akan bersama masyarakat perjuangkan terwujudnya Bandara Buleleng, " tegas Dauh Wijana. Dauh Wijana menegaskan persoalan lokasi Bandara Buleleng tidaklah menjadi hal yang dipro kontrakan. Apakah itu di darat atau di tengah laut, yang penting ada kajian komprehensif. Ada studi kelayakan dari lembaga yang berkompeten. *nat
"Sudah di Mendagri PAW untuk Cok Ibah oleh Dauh Wijana. Sehingga tinggal menunggu turun dari Mendagri. Kita tunggu dari Mendagri. Kita pastikan secepatnya isi kursi anggota dewan yang kosong," ujar Adi Wiryatama.
Dengan demikian Dauh Wijana selangkah lagi segera akan duduk di DPRD Bali dengan sisa waktu jabatan 2018-2019 mendatang. Sementara saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin, politisi asal Desa Tegalallalang, Kabupaten Gianyar ini menyerahkan sepenuhnya proses tersebut kepada lembaga dewan.
"Saya menyerahkan sepenuhnya proses ini di lembaga dewan. Ketika sudah ditugaskan resmi tentu saya siap kerja maksimal menyambungkan aspirasi masyarakat Bali secara umum dan secara khusus masyarakat Gianyar karena saya mewakili dapil Gianyar," tegas Ketua DPD II Golkar Gianyar ini. Dauh Wijana sudah siap action untuk perjuangan rakyat Bali. Salah satunya perjuangan mewujudkan pembangunan Bandara Buleleng yang saat ini sedang diperjuangkan ke pusat oleh Pemprov Bali baik eksekutif dan legislatif.
"Bagi saya pembangunan Bandara Bali Utara adalah keharusan. Apalagi Bandara Buleleng sudah dimasukkan dalam Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Bali," ujar Dauh Wijana yang ikut andil lahirkan Perda 16 Tahun 2009 ketika menjadi anggota Komisi III DPRD Bali periode 2004-2009.
Dauh Wijana mengatakan masalah Bandara Buleleng perlu dukungan seluruh elemen masyarakat, baik legislatif bersinergi dengan eksekutif, stakeholder dan tokoh masyarakat di Bali. "Ketika saya diberikan kepercayaan sebagai wakil rakyat saya akan bersama masyarakat perjuangkan terwujudnya Bandara Buleleng, " tegas Dauh Wijana. Dauh Wijana menegaskan persoalan lokasi Bandara Buleleng tidaklah menjadi hal yang dipro kontrakan. Apakah itu di darat atau di tengah laut, yang penting ada kajian komprehensif. Ada studi kelayakan dari lembaga yang berkompeten. *nat
1
Komentar