Tahun Ini Jumlah Sampah Kiriman Dua Kali Lipat
Jumlah sampah kiriman yang terjadi pada musim Angin Muson Barat tahun ini mengalami peningkatan hingga dua kali lipat.
MANGUPURA, NusaBali
Jumlah sampah kiriman yang terjadi pada musim Angin Muson Barat tahun ini mengalami peningkatan hingga dua kali lipat. Penambahan jumlah yang signifikan ini terjadi karena fenomena sampah kiriman tahun ini paling lama. Tahun-tahun sebelumnya sampah kiriman yang mengepung bentangan pantai barat Badung sepanjang 12 km hanya tiga bulan, tahun ini terjadi hingga lima bulan. Titik sampah kayu terparah terjadi di Pantai Kuta dan Seminyak. Sementara sampah plastik terbanyak terjadi di Pantai Kedonganan dan Pantai Jimbaran.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan saat dikonfirmasi, Minggu (25/3) mengungkapkan, jumlah sampah kiriman tahun ini mencapai 10.500 ton. Jumlah sampah tersebut setara dengan 2.400 truk pengangkut. Pada tahun sebelumnya jumlah sampah kiriman tahunan itu hanya mencapai 5.000 ton. Dari 10.500 ton sampah kiriman itu sebagian besar sudah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan. Saat ini yang belum terangkut ke TPA sebanyak 1.200 ton. Semuanya itu tersebar di 6 STO sementara.
"Jumlah sampah laut kiriman tahun ini mengalami peningkatan yang luar biasa banyaknya. Sebanyak 700 personel kami tiap hari standby di pantai yang terdampak sampah kiriman. Jumlah sampah kiriman tahun ini mengalami peningkatan karena musim sampahnya panjang. Jika tahun-tahun sebelumnya hanya 3 bulan tahun ini 5 bulan. Terjadi sejak November 2017 hingga sampai dengan Maret 2018. Ribuan ton sampah itu sebagian besar sudah diangkut ke TPA. Sisa 1.200 ton sampah yang belum terangkut ke TPA. Rencananya besok (hari ini) kami tuntaskan itu semua. Kami menggunakan 30 truk dan tiga unit loader," tuturnya.
Melihat fenomena sampah yang terjadi, pihaknya mengaku dapat bekerja maksimal jika ada penambahan alat berat. "Kurangnya loader dibutuhkan 9 unit lagi dan truk 25 unit. Personel 75 orang dan alat sedot pasir 10 unit. Kalau itu bisa terpenuhi baru kami dapat bekerja cepat tak perlu lama lama pantai pasti cepat bersih. Karena musim sampahnya diperkirakan sudah berakhir Maret ini, maka per 1 April, 700 orang personel kami kembali bekerja ke masing-masing tempat yang telah ditentukan. Per 1 April itu, 700 personel yang menangani sampah kiriman di pantai sudah off," ungkapnya.
Merthawan mengaku pada musim sampah kiriman tahun ini, sampah terbanyak adalah sampah plastik. Jumlahnya mencapai 1 persen dari total jumlah sampah yang ditangani. Jumlah 1 persen itu setara dengan 105 ton sampah plastik basah. Sementara sisanya sampah organik. Tahun sebelumnya sampah plastik hanya mencapai 0,5 persen saja dari total sampah yang tertangani. "Jadi jumlah sampah kiriman yang terjadi tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu fenomenanya sudah berbeda. Sebelumnya terjadi hanya 3 bulan, kini 5 bulan. Setelah sampah angin muson barat ini kami bersiap lagi menangani sampah kiriman angin timur Mei mendatang. Biasanya yang terdampak sampah kiriman pada angin timur adalah sepanjang Nusa Dua dan Tanjung Benoa dengan bentangan pantai 4 km," pungkasnya. *p
Jumlah sampah kiriman yang terjadi pada musim Angin Muson Barat tahun ini mengalami peningkatan hingga dua kali lipat. Penambahan jumlah yang signifikan ini terjadi karena fenomena sampah kiriman tahun ini paling lama. Tahun-tahun sebelumnya sampah kiriman yang mengepung bentangan pantai barat Badung sepanjang 12 km hanya tiga bulan, tahun ini terjadi hingga lima bulan. Titik sampah kayu terparah terjadi di Pantai Kuta dan Seminyak. Sementara sampah plastik terbanyak terjadi di Pantai Kedonganan dan Pantai Jimbaran.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan saat dikonfirmasi, Minggu (25/3) mengungkapkan, jumlah sampah kiriman tahun ini mencapai 10.500 ton. Jumlah sampah tersebut setara dengan 2.400 truk pengangkut. Pada tahun sebelumnya jumlah sampah kiriman tahunan itu hanya mencapai 5.000 ton. Dari 10.500 ton sampah kiriman itu sebagian besar sudah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan. Saat ini yang belum terangkut ke TPA sebanyak 1.200 ton. Semuanya itu tersebar di 6 STO sementara.
"Jumlah sampah laut kiriman tahun ini mengalami peningkatan yang luar biasa banyaknya. Sebanyak 700 personel kami tiap hari standby di pantai yang terdampak sampah kiriman. Jumlah sampah kiriman tahun ini mengalami peningkatan karena musim sampahnya panjang. Jika tahun-tahun sebelumnya hanya 3 bulan tahun ini 5 bulan. Terjadi sejak November 2017 hingga sampai dengan Maret 2018. Ribuan ton sampah itu sebagian besar sudah diangkut ke TPA. Sisa 1.200 ton sampah yang belum terangkut ke TPA. Rencananya besok (hari ini) kami tuntaskan itu semua. Kami menggunakan 30 truk dan tiga unit loader," tuturnya.
Melihat fenomena sampah yang terjadi, pihaknya mengaku dapat bekerja maksimal jika ada penambahan alat berat. "Kurangnya loader dibutuhkan 9 unit lagi dan truk 25 unit. Personel 75 orang dan alat sedot pasir 10 unit. Kalau itu bisa terpenuhi baru kami dapat bekerja cepat tak perlu lama lama pantai pasti cepat bersih. Karena musim sampahnya diperkirakan sudah berakhir Maret ini, maka per 1 April, 700 orang personel kami kembali bekerja ke masing-masing tempat yang telah ditentukan. Per 1 April itu, 700 personel yang menangani sampah kiriman di pantai sudah off," ungkapnya.
Merthawan mengaku pada musim sampah kiriman tahun ini, sampah terbanyak adalah sampah plastik. Jumlahnya mencapai 1 persen dari total jumlah sampah yang ditangani. Jumlah 1 persen itu setara dengan 105 ton sampah plastik basah. Sementara sisanya sampah organik. Tahun sebelumnya sampah plastik hanya mencapai 0,5 persen saja dari total sampah yang tertangani. "Jadi jumlah sampah kiriman yang terjadi tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu fenomenanya sudah berbeda. Sebelumnya terjadi hanya 3 bulan, kini 5 bulan. Setelah sampah angin muson barat ini kami bersiap lagi menangani sampah kiriman angin timur Mei mendatang. Biasanya yang terdampak sampah kiriman pada angin timur adalah sepanjang Nusa Dua dan Tanjung Benoa dengan bentangan pantai 4 km," pungkasnya. *p
Komentar