Sampah Kayu Penuhi Pantai Nyanyi
Sejumlah sampah kayu dan ranting kayu memenuhi pasir di kawasan Pantai Nyanyi, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Panorama pantai ini jadi kusam hingga tak sedap dipandang mata. Padahal pantai ini makin ramai dikunjungi wisatawan baik untuk berselancar, yoga, dan rekreasi lainnya.
Daya tarik wisata pantai ini, antara lain, lokasinya masih tenang karena jauh dari keramaian. Perbekel Desa Beraban I Wayan Sukariana membenarkan tumpukan sampah itu. Kata dia, volume sampah tahun sekarang lebih besar dari tahun lalu. "Hal ini karena adanya sampah kiriman dari hulu ketika musim hujan," ungkapnya, Minggu (25/3).
Terkait hal itu, pihaknya sudah melakukan gotong royong dengan melibatkan para karang taruna desa setempat ataupun pemilik vila dekat lokasi. Hanya saja karena keterbatasan tenaga, jadinya kegiatan bersih pantai di fokuskan hanya memungut sampah plastik. "Jadi kami pungut hanya sampah plastik, sedangkan sampah kayu kami biarkan karena bisa lapuk, dan ini rutin kami lakukan seminggu sekali," imbuhnya.
Menurutnya, sampah kiriman ini sudah menjadi atensinya setiap tahun saat musim penghujan. Karena ketersediaan anggaran yang terbatas. Di lain sisi, volume sampah makin tinggi hingga persoalan sampah ini makin sulit diatasi. "Bukannya tidak mau tanggung jawab, perlu anggaran cukup besar. Kalau tenaga digerakan secara sukarela siapa yang mau terus menerus," akunya.
Menurutnya, penanganan sampah membutuhkan anggaran besar. Di satu sisi pemerintah melarang melakukan pungutan bagi wisatawan yang ke pantai. Bahkan terkait volume sampah yang kerap kali sudah muncul di media sosial, tanggapan dari pemerintah terkait, nihil.
Disinggung apakah terkait hal ini sudah lakukan koordinasi ke Dinas Lingkungan Hidup Tabanan, Sukariana mengatakan belum ada. Tetapi jika harus bersurat untuk tindak lanjut penanganan sampah, pihaknya mengaku siap. "Kami memang belum bersurat, tetapi jika itu harus, kami akan lakukan," tandasnya.*d
Panorama pantai ini jadi kusam hingga tak sedap dipandang mata. Padahal pantai ini makin ramai dikunjungi wisatawan baik untuk berselancar, yoga, dan rekreasi lainnya.
Daya tarik wisata pantai ini, antara lain, lokasinya masih tenang karena jauh dari keramaian. Perbekel Desa Beraban I Wayan Sukariana membenarkan tumpukan sampah itu. Kata dia, volume sampah tahun sekarang lebih besar dari tahun lalu. "Hal ini karena adanya sampah kiriman dari hulu ketika musim hujan," ungkapnya, Minggu (25/3).
Terkait hal itu, pihaknya sudah melakukan gotong royong dengan melibatkan para karang taruna desa setempat ataupun pemilik vila dekat lokasi. Hanya saja karena keterbatasan tenaga, jadinya kegiatan bersih pantai di fokuskan hanya memungut sampah plastik. "Jadi kami pungut hanya sampah plastik, sedangkan sampah kayu kami biarkan karena bisa lapuk, dan ini rutin kami lakukan seminggu sekali," imbuhnya.
Menurutnya, sampah kiriman ini sudah menjadi atensinya setiap tahun saat musim penghujan. Karena ketersediaan anggaran yang terbatas. Di lain sisi, volume sampah makin tinggi hingga persoalan sampah ini makin sulit diatasi. "Bukannya tidak mau tanggung jawab, perlu anggaran cukup besar. Kalau tenaga digerakan secara sukarela siapa yang mau terus menerus," akunya.
Menurutnya, penanganan sampah membutuhkan anggaran besar. Di satu sisi pemerintah melarang melakukan pungutan bagi wisatawan yang ke pantai. Bahkan terkait volume sampah yang kerap kali sudah muncul di media sosial, tanggapan dari pemerintah terkait, nihil.
Disinggung apakah terkait hal ini sudah lakukan koordinasi ke Dinas Lingkungan Hidup Tabanan, Sukariana mengatakan belum ada. Tetapi jika harus bersurat untuk tindak lanjut penanganan sampah, pihaknya mengaku siap. "Kami memang belum bersurat, tetapi jika itu harus, kami akan lakukan," tandasnya.*d
1
Komentar