Tiga Banjar Nganyarin Karya Ngerta Gumi, Lalin Macet 3 Km
Tiga banjar adat di Desa Pakraman Selat, Kecamatan Selat, Karangasem menggelar upacara nganyarin serangkaian Karya Ngertha Gumi Pemijilan Ida Bhatara Sakti Ngertha Gumi lan Ida Bhatara Putera Piagem di Pura Bale Agung desa setempat, Redite Wage Landep, Minggu (25/3).
AMLAPURA, NusaBali
Krama dari tiga banjar yakni Banjar Padantunggal, Banjar Bambang Biaung, dan Banjar Jangu, Desa Duda ke pura dengan tradisi mapeed. Dampaknya, arus lalulintas padat merayap bahkan kemacetan hingga 3 kilometer.
Tradisi mapeed ini mengambil start di Banjar Bambang Biaung menuju Pura Bale Agung yang berlokasi di Banjar Selat Kelod. Kapolsek Selat, AKP I Made Sutirta, langsung pimpin anggota di lapangan untuk melancarkan upacara nganyarin itu. Saat krama istri mapeed, arus lalulintas (lalin) dari arah barat jalur Desa Rendang menuju Amlapura dihentikan sementara. Begitu sebaliknya dari jalur Amlapura menuju Desa Rendang. Arus lalin sempat macet sekitar 2,5 jam dari pukul 10.00 Wita- 12.30 Wita. Selain krama istri mapeed, juga ada pamedek mengusung banten salaran (sarad).
Sedangkan akses jalan dari Banjar Selat Kelod, Desa Selat menuju ke utara Desa Sebudi, Kecamatan Selat telah ditutup sejak puncak Karya Ngertha Gumi pada Sukra Kliwon Watugunung, Jumat (16/3). Setelah seluruh pamedek masuk ke areal pura, arus lalin kembali normal. Bendesa Pakraman Selat, Jro Mangku Gede Mustika, didampingi Humas Karya I Wayan Suarta mengatakan, nyaris setiap hari arus lalin macet saat menggelar upacara nganyarin. Sebab nganyarin ditandai datangnya ribuan umat dengan krama istri mapeed mengusung banten dan krama lanang mengusung sarad. Upacara nganyarin berlangsung setiap hari secara bergilir sejak puncak karya.
Banyaknya pemedek yang hendak menggelar upacara nganyarin dari desa penyanding sehingga kedatangannya dijadwalkan. “Sehari tiga banjar adat ngaturang banten penyanyar,” jelas Mangku Gede Mustika. Dijelaskan, Karya Ngertha Gumi berlangsung setiap 10 tahun sekali ditandai dengan nedunang Ida Bhatara untuk menganugerahkan kemakmuran kepada umat sedharma. Ida Bhatara Sakti Ngertha Gumi lan Ida Bhatara Putera Piagem nyejer di Pura Bale Agung selama 35 hari (a sasih atau satu bulan penanggalan Bali) hingga Sukra Kliwon Tolu, Jumat (20/4). Selanjutnya Ida Bhatara nyejer di Pura Puseh selama tujuh hari dan disineb pada Sukra Paing Gumbreg, Jumat (27/4). *k16
Krama dari tiga banjar yakni Banjar Padantunggal, Banjar Bambang Biaung, dan Banjar Jangu, Desa Duda ke pura dengan tradisi mapeed. Dampaknya, arus lalulintas padat merayap bahkan kemacetan hingga 3 kilometer.
Tradisi mapeed ini mengambil start di Banjar Bambang Biaung menuju Pura Bale Agung yang berlokasi di Banjar Selat Kelod. Kapolsek Selat, AKP I Made Sutirta, langsung pimpin anggota di lapangan untuk melancarkan upacara nganyarin itu. Saat krama istri mapeed, arus lalulintas (lalin) dari arah barat jalur Desa Rendang menuju Amlapura dihentikan sementara. Begitu sebaliknya dari jalur Amlapura menuju Desa Rendang. Arus lalin sempat macet sekitar 2,5 jam dari pukul 10.00 Wita- 12.30 Wita. Selain krama istri mapeed, juga ada pamedek mengusung banten salaran (sarad).
Sedangkan akses jalan dari Banjar Selat Kelod, Desa Selat menuju ke utara Desa Sebudi, Kecamatan Selat telah ditutup sejak puncak Karya Ngertha Gumi pada Sukra Kliwon Watugunung, Jumat (16/3). Setelah seluruh pamedek masuk ke areal pura, arus lalin kembali normal. Bendesa Pakraman Selat, Jro Mangku Gede Mustika, didampingi Humas Karya I Wayan Suarta mengatakan, nyaris setiap hari arus lalin macet saat menggelar upacara nganyarin. Sebab nganyarin ditandai datangnya ribuan umat dengan krama istri mapeed mengusung banten dan krama lanang mengusung sarad. Upacara nganyarin berlangsung setiap hari secara bergilir sejak puncak karya.
Banyaknya pemedek yang hendak menggelar upacara nganyarin dari desa penyanding sehingga kedatangannya dijadwalkan. “Sehari tiga banjar adat ngaturang banten penyanyar,” jelas Mangku Gede Mustika. Dijelaskan, Karya Ngertha Gumi berlangsung setiap 10 tahun sekali ditandai dengan nedunang Ida Bhatara untuk menganugerahkan kemakmuran kepada umat sedharma. Ida Bhatara Sakti Ngertha Gumi lan Ida Bhatara Putera Piagem nyejer di Pura Bale Agung selama 35 hari (a sasih atau satu bulan penanggalan Bali) hingga Sukra Kliwon Tolu, Jumat (20/4). Selanjutnya Ida Bhatara nyejer di Pura Puseh selama tujuh hari dan disineb pada Sukra Paing Gumbreg, Jumat (27/4). *k16
1
Komentar