Pedagang Musiman Berharap Rezeki Ngusaba Kadasa
Sejumlah pedagang mulai persiapkan lapak untuk berjualan di dekat Pura Ulun Danu Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli.
BANGLI, NusaBali
Mereka berharap rezeki pada karya Ngusaba Kadasa di Pura Ylun Danu Batur yang digelar pada Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (31/3). Seminggu jelang puncak karya, para pedagang sudah persiapkan lapaknya. Mereka buka lapak di telajakan rumah warga yang berada di jalur menuju Pura Ulun Danu Batur.
Para pedagang menyewa telajakan rumah warga untuk tempat berjualan. Salah seorang pedagang gorengan, Hadi, mengaku menyewa telajakan warga setempat selama karya berlangsung, yakni selama 14 hari. Ia menyewa telajakan ukuran 1,5 meter x 3 meter dengan harga sewa Rp 2 juta selama karya berlangsung. “Harga sewa bervariasi. Sewa lapak yang sudah jadi kisaran Rp 4 juta, untuk sewa toko jauh lebih mahal,” ungkap Hadi, Minggu (25/3).
Agar biaya sewa lebih murah, Hadi memilih membangun lapak sendiri. Hadi mengaku biasa berjualan di areal tersebut setiap karya di Pura Ulun Danu Batur. Kesehariannya ia berjualan di Klungkung. Ia pun sudah membawa perlengkapan ke lokasi. Terpisah, Sekretaris Panitia Karya Pujawali Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur, I Ketut Wijaya, menyampaikan untuk para pedagang musiman tidak dipungut retribusi apapun karena menyewa lahan pribadi warga setempat. “Kami tidak berwenang memungut apapun, sepenuhnya menjadi urusan pemilik lahan dan penyewa,” ungkapnya. *e
Mereka berharap rezeki pada karya Ngusaba Kadasa di Pura Ylun Danu Batur yang digelar pada Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (31/3). Seminggu jelang puncak karya, para pedagang sudah persiapkan lapaknya. Mereka buka lapak di telajakan rumah warga yang berada di jalur menuju Pura Ulun Danu Batur.
Para pedagang menyewa telajakan rumah warga untuk tempat berjualan. Salah seorang pedagang gorengan, Hadi, mengaku menyewa telajakan warga setempat selama karya berlangsung, yakni selama 14 hari. Ia menyewa telajakan ukuran 1,5 meter x 3 meter dengan harga sewa Rp 2 juta selama karya berlangsung. “Harga sewa bervariasi. Sewa lapak yang sudah jadi kisaran Rp 4 juta, untuk sewa toko jauh lebih mahal,” ungkap Hadi, Minggu (25/3).
Agar biaya sewa lebih murah, Hadi memilih membangun lapak sendiri. Hadi mengaku biasa berjualan di areal tersebut setiap karya di Pura Ulun Danu Batur. Kesehariannya ia berjualan di Klungkung. Ia pun sudah membawa perlengkapan ke lokasi. Terpisah, Sekretaris Panitia Karya Pujawali Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur, I Ketut Wijaya, menyampaikan untuk para pedagang musiman tidak dipungut retribusi apapun karena menyewa lahan pribadi warga setempat. “Kami tidak berwenang memungut apapun, sepenuhnya menjadi urusan pemilik lahan dan penyewa,” ungkapnya. *e
Komentar