Pacaruan Agung di Taman Budaya Dipuput 3 Sulinggih
UPT Taman Budaya Provinsi Bali menggelar Upacara Pacaruan Balik Sumpah Madya, Mendem Pedagingan pada Soma Kliwon Landep, Senin (26/3) kemarin.
Hilangkan Traumatik Pascakebakaran Dua Tahun Lalu
DENPASAR, NusaBali
Pacaruan ini merupakan rangkaian dari Piodalan, Pamelaspas Padmasana, dan Ngenteg Linggih pada Saniscara Kliwon Landep saat Purnama Kadasa, Sabtu (31/3) di Pura Taman Beji Taman Budaya. Sebanyak tiga Sulinggih muput Pacuruan Agung, kemarin.
Kepala UPT Taman Budaya Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Diputra mengatakan, Pacaruan Agung yang digelar ini untuk pembersihan Bhuana Agung dan Bhuana Alit. “Pecaruan Agung ini bermakna sangat dalam bagi keluarga besar jajaran Taman Budaya, mengingat pasca kebakaran yang terjadi dua tahun lalu, menimbulkan trauma psikologi bagi kelangsungan kegiatan di Taman Budaya. Kami di sini (Taman Budaya) kerap dihantui ketakutan rasa waswas. Misalnya kalau ada asap sedikit aja, kami kerap panik takutnya ada kebakaran lagi,” ujar Agung Diputra ditemui disela-sela upacara upacara yang juga dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha.
Dikatakannya, Pacaruan yang digelar ini tergolong cukup besar sehingga harus dipuput tiga Sulinggih, masing-masing; Ida Pedanda Gede Pasuruan Manuaba (Pedanda Siwa dari Grya Magelung Sangeh, Ida Jero Gede Bujangga Ari Bawana (Rsi Bujangga dari Jero Gede Sukawati) danIda Pedanda Gede Made Demung Sogatha (Pedanda Budha dari Griya Demung Kerta Mandala, Culik Karangasem).
Sementara itu, pada Purnama Kadasa, Sabtu (31/3) nanti akan digelar Piodalan, Ngenteg Linggih, dan Mlaspas Padmasana. Agung Diputra pun berharap setelah Upacara ini para seniman dan masyarakat pengguna Taman Budaya serta segenap jajarannya akan lebih aman, nyaman dalam melaksanakan aktivitas. “Mudah-mudahan dengan Upacara yang kami gelar bertepatan dengan Purnama Kadasa ini, Taman Budaya menjadi bersih atau kedas dari kotoran baik skala maupun niskala,” harap pejabat asal Desa Tegalcangkring, Mendoyo, Jembrana ini. *isu
DENPASAR, NusaBali
Pacaruan ini merupakan rangkaian dari Piodalan, Pamelaspas Padmasana, dan Ngenteg Linggih pada Saniscara Kliwon Landep saat Purnama Kadasa, Sabtu (31/3) di Pura Taman Beji Taman Budaya. Sebanyak tiga Sulinggih muput Pacuruan Agung, kemarin.
Kepala UPT Taman Budaya Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Diputra mengatakan, Pacaruan Agung yang digelar ini untuk pembersihan Bhuana Agung dan Bhuana Alit. “Pecaruan Agung ini bermakna sangat dalam bagi keluarga besar jajaran Taman Budaya, mengingat pasca kebakaran yang terjadi dua tahun lalu, menimbulkan trauma psikologi bagi kelangsungan kegiatan di Taman Budaya. Kami di sini (Taman Budaya) kerap dihantui ketakutan rasa waswas. Misalnya kalau ada asap sedikit aja, kami kerap panik takutnya ada kebakaran lagi,” ujar Agung Diputra ditemui disela-sela upacara upacara yang juga dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha.
Dikatakannya, Pacaruan yang digelar ini tergolong cukup besar sehingga harus dipuput tiga Sulinggih, masing-masing; Ida Pedanda Gede Pasuruan Manuaba (Pedanda Siwa dari Grya Magelung Sangeh, Ida Jero Gede Bujangga Ari Bawana (Rsi Bujangga dari Jero Gede Sukawati) danIda Pedanda Gede Made Demung Sogatha (Pedanda Budha dari Griya Demung Kerta Mandala, Culik Karangasem).
Sementara itu, pada Purnama Kadasa, Sabtu (31/3) nanti akan digelar Piodalan, Ngenteg Linggih, dan Mlaspas Padmasana. Agung Diputra pun berharap setelah Upacara ini para seniman dan masyarakat pengguna Taman Budaya serta segenap jajarannya akan lebih aman, nyaman dalam melaksanakan aktivitas. “Mudah-mudahan dengan Upacara yang kami gelar bertepatan dengan Purnama Kadasa ini, Taman Budaya menjadi bersih atau kedas dari kotoran baik skala maupun niskala,” harap pejabat asal Desa Tegalcangkring, Mendoyo, Jembrana ini. *isu
1
Komentar