Kerusakan Padi Capai Puluhan Hektare
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, mencatat 45,040 are luas tanaman padi yang rusak akibat bencana hujan yang disertai angin kencang, pada Kamis (23/3) lalu.
SINGARAJA, NusaBali
Kerusakan terjadi karena tanaman padi yang sudah siap panen rebah.Data dihimpun pada Dinas Pertanian menyebut, kerusakan dengan jumlah terbanyak ada di wilayah Kecamatan Buleleng. Di wilayah ini jumlah kerusakan seluas 45 hektare, dengan rincian di Subak Banyuning, dan Subak Anyar Padang Keling, Keluarhan Banyuning masing-masing seluas 15 hektare, kemudian Subak Anyar Tegal, Desa Jinengdalem seluas 15 hektar juga. Sedangkan kerusakan dengan luas 40 are, hanya ditemukan di Subak Keloncing, Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan.
Selain kerusakan tanaman padi, bencana hujan disertai angin kencang itu juga mengakibatkan beberapa saluran irigasi subak yang rusak. Kerusakan saluran irigasi tercata di Subak Anyar Pengelatan, Desa Pengelatan sepanjang 118 meter terdiri dari saluran primer sepanjang 110 meter, dan saluran tersier sepanjang 8 meter. Kemudian kerusakan di Subak Banyuning dan Subak Bedugul, Desa Sari Mekar masing-masing sepanjang 5 meter untuk saluran tersier.
Kepala Dinas Pertanian, Nyoman Suwatantra, Senin (26/2) mengatakan, kerusakan padi akibat bencana hujan disertai angin kencang hanya terjadi di wilayah Kecamatan Buleleng dan Sawan. Sedangkan 7 kecamatan lainnya, Kecamatan Tejakula, Kubutambahan, Sukasada, Banjar, Seririt, Busungbiu dan Kecamatan Gerogak tidak ada laporan kerusakan. “Kita masih mendata lagi, kemungkinan masih ada, karena petani belum semuanya melaporkan,” katanya.
Masih kata Suwatantra, dalam penanganan itu pihaknya hanya dapat menormalisasi kerusakan saluran irigasi yang ada. Sedangkan kerusakan tanaman padi, pihaknya harus melihat situasinya apakah padi sudah bisa dipanen atau belum. Jika sudah bisa dipanen agar segera dipanen. Di samping itu, pihaknya juga akan memastikan petani yang bersangkutan apakah sudah ikut asuransi pertanian. “Tahap awal kita normalisasi dulu salurannya, karena ini untuk memastikan ketersediaan air. Sedangkan untuk tanaman padinya, kita akan lihat dulu kondisinya, apakah memang sudah siap panen atau belum. Ini kan masih data global, nanti kita cek di lapangan,” jelasnya. *k19
Selain kerusakan tanaman padi, bencana hujan disertai angin kencang itu juga mengakibatkan beberapa saluran irigasi subak yang rusak. Kerusakan saluran irigasi tercata di Subak Anyar Pengelatan, Desa Pengelatan sepanjang 118 meter terdiri dari saluran primer sepanjang 110 meter, dan saluran tersier sepanjang 8 meter. Kemudian kerusakan di Subak Banyuning dan Subak Bedugul, Desa Sari Mekar masing-masing sepanjang 5 meter untuk saluran tersier.
Kepala Dinas Pertanian, Nyoman Suwatantra, Senin (26/2) mengatakan, kerusakan padi akibat bencana hujan disertai angin kencang hanya terjadi di wilayah Kecamatan Buleleng dan Sawan. Sedangkan 7 kecamatan lainnya, Kecamatan Tejakula, Kubutambahan, Sukasada, Banjar, Seririt, Busungbiu dan Kecamatan Gerogak tidak ada laporan kerusakan. “Kita masih mendata lagi, kemungkinan masih ada, karena petani belum semuanya melaporkan,” katanya.
Masih kata Suwatantra, dalam penanganan itu pihaknya hanya dapat menormalisasi kerusakan saluran irigasi yang ada. Sedangkan kerusakan tanaman padi, pihaknya harus melihat situasinya apakah padi sudah bisa dipanen atau belum. Jika sudah bisa dipanen agar segera dipanen. Di samping itu, pihaknya juga akan memastikan petani yang bersangkutan apakah sudah ikut asuransi pertanian. “Tahap awal kita normalisasi dulu salurannya, karena ini untuk memastikan ketersediaan air. Sedangkan untuk tanaman padinya, kita akan lihat dulu kondisinya, apakah memang sudah siap panen atau belum. Ini kan masih data global, nanti kita cek di lapangan,” jelasnya. *k19
1
Komentar