Satu Banjar ’Peteng Dedet’
Pada tahun 2014 krama mengajukan permohonan listrik ke PLN Tabanan, namun sampai sekarang belum terealisasi.
TABANAN, NusaBali
Krama Banjar Tanah Barak, Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, sejak 71 tahun Indonesia merdeka belum mendapatkan aliran listrik langsung dari PLN. Mereka terpaksa menempel di tetangga terdekat yang berlokasi di Banjar Dalang. Jarak terdekat rumah penduduk di Banjar Tanah Barak dengan Banjar Dalang sejauh 1 kilometer. Akibat tak terlayani listrik, suasana di banjar berpenduduk 20 kepala keluarga itu ’peteng dedet’.
Menurut Bendesa Adat Pakraman Tanah Barak, I Made Arthana, aliran listrik mulai masuk Banjar Tanah Barak sekitar tahun 1999. Namun bukan bersumber langsung dari gardu PLN. Melainkan sebanyak 7 kepala keluarga (KK) menempel di rumah warga Banjar Dalang. Warga yang menempel mendapatkan daya masing-masing per KK sebanyak 200 VA. Sedangkan sumber daya yang ditempel itu berkekuatan 900 VA. “Namun daya itu tak cukup,” ungkap Arthana, Kamis (18/2).
Akibat sering kekurangan daya, maka kemudian tambah KwH (meteran listrik) dengan kekuatan daya 1300 VA. Setelah ada kekuatan daya 900 VA dan 1.300 VA, barulah seluruh atau 20 krama di Banjar Tanah Barak bisa menikmati listrik tanpa byar pet. Arthana menambahkan, pada tahun 2014 sudah pernah mengajukan permohonan listrik ke PLN Tabanan. Mereka diminta menunggu, alasannya tiang listrik dari ujung terakhir menuju Banjar Tanah Barak sejauh 1 kilometer lebih.
Demi pemenuhan kebutuhan listrik, krama seluruh Banjar Tanah Barak bekerjasama dengan salah satu perusahaan untuk penyediaan listrik. Sehingga mereka tak ketergantungan menempel di tetangga, di luar wilayah Banjar Tanah Barak. Berdasarkan kerjasama itu, krama keluarkan dana Rp 3,7 juta per KK. Mereka berhak atas daya 1.300 VA.
Salah seorang warga Banjar Tanah Barak, Anak Agung Nyoman Suardana mengatakan, kerjasama itu belum rampung. Diperkirakan, aliran listrik dari pihak swasta itu baru akan menyala pada pertengahan tahun 2016. Sehingga saat ini masih menempel di rumah warga Banjar Dalang. Mempercepat proses kerjasama, masing-masing KK di Banjar Tanah Barak telah bayar uang muka sebesar Rp 2,5 juta. “Uang itu digunakan membeli tiang, kabel, meteran dan lainnya,” ujar Agung Suardana.
Agung Suardana menambahkan, saat ini krama belum bisa menggunakan listrik secara leluasa karena kekuatan daya terbatas. Praktis, listrik hanya untuk pemenuhan penerangan saat malam hari saja. Sedangkan uang bulanan untuk bayar beban sewa antara Rp 65 ribu – Rp 80 ribu per bulan. “Saya hanya menggunakan 3 lampu. Nonton tivi jarang, tetapi lumayan juga mahalnya,” keluah Agung Suardana.
Ditambahkan, ketika hanya 7 KK Banjar Tanah Barak yang mampu menempel listrik, mereka ganti-gantian memakai ketika ada upacara agama. Sebab jika dipakai bersamaan lisrik akan byar pet karena daya yang tak kuat. “Kami bergantian makainya, hanya nyala di rumah warga yang memerlukan,” kenangnya.
Manager PLN Rayon Tabanan I Made Jiwa mengatakan, ada beberapa faktor penyebab krama di Banjar Tanah Barak tak teraliri listrik. Di antaranya jarak tiang terdekat ke lokasi itu sejauh 1 Kilometer. Perhitungannya memerlukan 29 tiang. “Kalau jaraknya jauh, memang tidak bisa dijangkau. Harus mengadakan perluasan,” terang Jiwa. Timnya akan mengecek langsung ke lokasi. Jika memang jaraknya jauh, akan diusulkan ke PLN Pusat dengan jalur Listrik Desa. 7 cr61
Komentar