Kuliner Dominasi Ekonomi Kreatif Bali
Sub sektor kuliner mendominasi struktur ekonomi kreatif Bali. Dari 16 sub sektor, ekonomi kreatif persentase kuliner mencapai 41,4 persen.
DENPASAR, NusaBali
Di bawah kuliner, fesyen dan seni kreasi juga menjadi andalan Bali dengan proporsi masing-masing 18 persen dan 15,4 persen. Sedang sub sektor lain, proporsinya di bawah 2 digit.
Proporsi tersebut mengacu data Badan Statistik Pusat (BPS) Provinsi Bali, pada 2016. Meski sudah hampir dua tahun, dominasi ketiga sub sektor tersebut relatif tidak berubah.“Walau perkembangan industri kreatif itu sifatnya dinamis, namun tidak ada perubahan yang signifikan,” ujar Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, Senin (26/3).
Adi Nugroho menyatakan perkembangan yang terjadi di lapangan, tidak ada situasi yang radikal yang memungkinkan perkembangan sub sektor lain dapat menggeser dominasi ketiga sub sektor industri kreatif tersebut. “Perubahan sih pasti ada, tetapi tidak akan cukup menggeser ketiganya ( kuliner, fesyen dan seni kriya,” kata Adi Nugroho. Karena itu, kata Adi Nugroho komposisi struktur proporsi diyakini Adi Nugrogho relatif sama.
Untuk diketahui, ada 16 sub sektor ekonomi kreatif yang dicatat BPS. Prosentase ke-16 sub sektor tersebut yakni Seni Rupa, 0,2 persen, Seni Pertunjukan 0,3 persen, Televisi dan Radio 8,3 persen, Periklanan 0,8 persen. Kemudian penerbitan 6,3 persen, Aplikasi dan Game Depelover 1,9 persen, Fesyen,18,0 persen, Musik 0,5 persen, Kuliner 41,4 persen, Kriya 15,4 persen. Selanjutnya Fotografi 0,5 persen, Film Animasi dan Video 0,2 persen, Desain Produk 0,2 persen, Desain Komunikasi Visual 0,1 persen, Desain Interior 0,2 persen dan Arsitektur 2,3 persen. *k17
Di bawah kuliner, fesyen dan seni kreasi juga menjadi andalan Bali dengan proporsi masing-masing 18 persen dan 15,4 persen. Sedang sub sektor lain, proporsinya di bawah 2 digit.
Proporsi tersebut mengacu data Badan Statistik Pusat (BPS) Provinsi Bali, pada 2016. Meski sudah hampir dua tahun, dominasi ketiga sub sektor tersebut relatif tidak berubah.“Walau perkembangan industri kreatif itu sifatnya dinamis, namun tidak ada perubahan yang signifikan,” ujar Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, Senin (26/3).
Adi Nugroho menyatakan perkembangan yang terjadi di lapangan, tidak ada situasi yang radikal yang memungkinkan perkembangan sub sektor lain dapat menggeser dominasi ketiga sub sektor industri kreatif tersebut. “Perubahan sih pasti ada, tetapi tidak akan cukup menggeser ketiganya ( kuliner, fesyen dan seni kriya,” kata Adi Nugroho. Karena itu, kata Adi Nugroho komposisi struktur proporsi diyakini Adi Nugrogho relatif sama.
Untuk diketahui, ada 16 sub sektor ekonomi kreatif yang dicatat BPS. Prosentase ke-16 sub sektor tersebut yakni Seni Rupa, 0,2 persen, Seni Pertunjukan 0,3 persen, Televisi dan Radio 8,3 persen, Periklanan 0,8 persen. Kemudian penerbitan 6,3 persen, Aplikasi dan Game Depelover 1,9 persen, Fesyen,18,0 persen, Musik 0,5 persen, Kuliner 41,4 persen, Kriya 15,4 persen. Selanjutnya Fotografi 0,5 persen, Film Animasi dan Video 0,2 persen, Desain Produk 0,2 persen, Desain Komunikasi Visual 0,1 persen, Desain Interior 0,2 persen dan Arsitektur 2,3 persen. *k17
1
Komentar