Satpol PP Tegur Pedagang di Atas Trotoar
Anggota Satpol PP Bangli menegur sejumlah pedagang yang berjualan di atas trotoar di seputaran Kota Bangli, Senin (26/3).
BANGLI, NusaBali
Anggota juga menegur pemilik usaha laundry yang menjemur pakaian di trotoar tepat di lingkungan Kelurahan Bebalang, Bangli. Tak hanya itu, pedagang di pasar senggol Bangli yang berjualan di Lapangan Kapten Muditha juga disemprit.
Sekretaris Dinas Pol PP dan Damkar Bangli, I Dewa Agung Suryadharma, mengaku berikan karena pedagang tidak membongkar lapak dagangannya setiap Jumat dan Sabtu malam. “Baru Sabtu dan Minggu libur, pedagang tidak membokar lapak. Sesuai aturan pedagang harus bongkar pasang lapak, meski esoknya libur,” jelas Dewa Suryadharma didampingi Kasi Operasi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, Ngakan Ketut Astawa, Senin (26/3). Jika para pedagang membandel, rombong para pedagang akan disita.
Dewa Suryadharma mengaku sering mendapat keluhan masyarakat terkait lapak pedagang yang tidak dibongkar setiap hari Jumat dan Sabtu atau saat libur pegawai. Padahal momen hari libur dimanfaatkan warga untuk melakukan aktifitas olahraga di luar areal lapangan. “Karena lapak tidak dibongkar, jalan menjadi sempit. Warga tidak bisa berolahraga di luar areal lapangan Kapten Muditha,” jelasnya. Sementara salah seorang pedagang di pasar senggol mengakui setiap hari Sabtu atau sehari sebelum hari libur, tidak bongkar lapak. Alasannya, jalan sepi dan tidak ada aktifitas perkantoran. Selain mempertimbangkan biaya ongkos bongkar pasang lapak. “Ongkos berkisar Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu, lumayan bisa hemat sehari,” ujarnya. *e
Sekretaris Dinas Pol PP dan Damkar Bangli, I Dewa Agung Suryadharma, mengaku berikan karena pedagang tidak membongkar lapak dagangannya setiap Jumat dan Sabtu malam. “Baru Sabtu dan Minggu libur, pedagang tidak membokar lapak. Sesuai aturan pedagang harus bongkar pasang lapak, meski esoknya libur,” jelas Dewa Suryadharma didampingi Kasi Operasi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, Ngakan Ketut Astawa, Senin (26/3). Jika para pedagang membandel, rombong para pedagang akan disita.
Dewa Suryadharma mengaku sering mendapat keluhan masyarakat terkait lapak pedagang yang tidak dibongkar setiap hari Jumat dan Sabtu atau saat libur pegawai. Padahal momen hari libur dimanfaatkan warga untuk melakukan aktifitas olahraga di luar areal lapangan. “Karena lapak tidak dibongkar, jalan menjadi sempit. Warga tidak bisa berolahraga di luar areal lapangan Kapten Muditha,” jelasnya. Sementara salah seorang pedagang di pasar senggol mengakui setiap hari Sabtu atau sehari sebelum hari libur, tidak bongkar lapak. Alasannya, jalan sepi dan tidak ada aktifitas perkantoran. Selain mempertimbangkan biaya ongkos bongkar pasang lapak. “Ongkos berkisar Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu, lumayan bisa hemat sehari,” ujarnya. *e
1
Komentar