Survei Disagregasi PMTB 2018, Investasi Diarahkan Merata
Investasi dan pembangunan infrastruktur saat ini tengah mendapatkan perhatian dari pemerintah.
DENPASAR, NusaBali
Untuk mendapatkan data yang akurat tentang investasi di Indonesia, pemerintah bakal melakukan Survei Disagregasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 2018. Di Provinsi Bali, pengumpulan data akan dimulai dari 1 April dan diharapkan tuntas tanggal 30 Juni oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.
“Pengumpulan data akan dilakukan mulai awal April, sehingga diharapkan pada akhir tahun sudah dapat gambaran struktur investasi secara nasional,” ujar Kepala BPS Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho di sela acara seminar Koordinasi dan Sosialisasi Pelaksanaan Survei Disagregasi PMTB 2018 di Swissbell Hotel Sanur, Selasa (27/3).
Seminar Koordinasi dan Sosialisasi Pelaksanaan Survei Disagregasi PMTB 2018 menghadirkan empat narasumber yakni Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, Ir I Nengah Laba selaku Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali, Perwakilan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Prof Dr IB Raka Suardana SE MM, dan Dr I Gusti Wayan Murjana Yasa SE MSi selaku akademisi dari Universitas Udayana.
Menurut Adi Nugroho, melalui Survei Disagragasi PMTB ini, pemerintah sesungguhnya ingin mendapatkan data yang lebih lengkap terkait dengan investasi, karena pemerintah ingin meningkatkan investasi pada kesempatan-kesempatan mendatang. “Meningkatkan investasi ini dengan maksud untuk meningkatkan lagi pertumbuhan ekonominya, supaya pertumbuhannya itu lebih terarah dan merata,” jelasnya.
Untuk mewujudkan pertumbuhan yang terarah dan merata itu, kata Adi, harus dimulai dengan mengenali uraian serta rincian investasi yang tertanam selama ini. Termasuk pertumbuhan investasi berdasarkan bidang sektor harus diuraikan. “Jadi survei kali ini berbeda, kita menguraikan investasi yang ada. Siapa saja yang melakukan investasi selama ini, apakah pemerintah, swasta atau masyarakat. Demikian juga investasi tertanam pada sektor apa saja. Jangan-jangan selama ini ada penumpukan investasi di sektor tertentu, sementara ada sektor lain yang tidak tergarap dengan penuh. Inilah yang dimaksud disagregasi itu,” katanya.
Setiap survei data dimaksudkan untuk menambahi rujukan yang sudah tersedia sebelumnya. Selama ini sudah banyak ada rujukan tetapi terkait ivestasi masih sangat terbatas. Survei disagregasi merupakan upaya untuk menambah rujukan pada aspek investasi sehingga ke depan pemerintah mempunyai panduan tambahan untuk bagaimana mengarahkan investasi sehingga mengarahkan pertumbuhan ekonominya secara lebih terarah. “Sampai saat ini data investasi yang terkumpul di kami masih dalam bentuk gelondongan. Sehingga kami belum bisa menunjukkan siapa-siapa saja yang berinvestasi. Nah, survei disagregasi ini baru pertama kali dilakukan tahun ini, untuk mengurai hal tersebut (data investasi, red),” imbuhnya.
Adapun metode yang akan digunakan adalah metode sampling tapi bukan probability sampling. BPS Bali tidak bermaksud untuk mengestimasi sesuatu, namun hanya ingin mendapatkan struktur. Sehingga yang akan dilihat adalah neraca perusahaan. “Bagi pengusaha yang akan lihat kami lihat neraca perusahaan. Karena kami akan menyoroti unsur investasinya. Dalam neraca nanti akan ada penanaman modal, dimana itu akan kami kutip. Kemana, sektor apa dan berapa jumlah investasinya. Begitu juga pemerintah, kami akan lihat penggunaan anggaran, pertanggungjawaban APBN dan APBD. Unsur investasinya yang akan kami kutip,” tandasnya. *ind
Untuk mendapatkan data yang akurat tentang investasi di Indonesia, pemerintah bakal melakukan Survei Disagregasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 2018. Di Provinsi Bali, pengumpulan data akan dimulai dari 1 April dan diharapkan tuntas tanggal 30 Juni oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.
“Pengumpulan data akan dilakukan mulai awal April, sehingga diharapkan pada akhir tahun sudah dapat gambaran struktur investasi secara nasional,” ujar Kepala BPS Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho di sela acara seminar Koordinasi dan Sosialisasi Pelaksanaan Survei Disagregasi PMTB 2018 di Swissbell Hotel Sanur, Selasa (27/3).
Seminar Koordinasi dan Sosialisasi Pelaksanaan Survei Disagregasi PMTB 2018 menghadirkan empat narasumber yakni Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, Ir I Nengah Laba selaku Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali, Perwakilan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Prof Dr IB Raka Suardana SE MM, dan Dr I Gusti Wayan Murjana Yasa SE MSi selaku akademisi dari Universitas Udayana.
Menurut Adi Nugroho, melalui Survei Disagragasi PMTB ini, pemerintah sesungguhnya ingin mendapatkan data yang lebih lengkap terkait dengan investasi, karena pemerintah ingin meningkatkan investasi pada kesempatan-kesempatan mendatang. “Meningkatkan investasi ini dengan maksud untuk meningkatkan lagi pertumbuhan ekonominya, supaya pertumbuhannya itu lebih terarah dan merata,” jelasnya.
Untuk mewujudkan pertumbuhan yang terarah dan merata itu, kata Adi, harus dimulai dengan mengenali uraian serta rincian investasi yang tertanam selama ini. Termasuk pertumbuhan investasi berdasarkan bidang sektor harus diuraikan. “Jadi survei kali ini berbeda, kita menguraikan investasi yang ada. Siapa saja yang melakukan investasi selama ini, apakah pemerintah, swasta atau masyarakat. Demikian juga investasi tertanam pada sektor apa saja. Jangan-jangan selama ini ada penumpukan investasi di sektor tertentu, sementara ada sektor lain yang tidak tergarap dengan penuh. Inilah yang dimaksud disagregasi itu,” katanya.
Setiap survei data dimaksudkan untuk menambahi rujukan yang sudah tersedia sebelumnya. Selama ini sudah banyak ada rujukan tetapi terkait ivestasi masih sangat terbatas. Survei disagregasi merupakan upaya untuk menambah rujukan pada aspek investasi sehingga ke depan pemerintah mempunyai panduan tambahan untuk bagaimana mengarahkan investasi sehingga mengarahkan pertumbuhan ekonominya secara lebih terarah. “Sampai saat ini data investasi yang terkumpul di kami masih dalam bentuk gelondongan. Sehingga kami belum bisa menunjukkan siapa-siapa saja yang berinvestasi. Nah, survei disagregasi ini baru pertama kali dilakukan tahun ini, untuk mengurai hal tersebut (data investasi, red),” imbuhnya.
Adapun metode yang akan digunakan adalah metode sampling tapi bukan probability sampling. BPS Bali tidak bermaksud untuk mengestimasi sesuatu, namun hanya ingin mendapatkan struktur. Sehingga yang akan dilihat adalah neraca perusahaan. “Bagi pengusaha yang akan lihat kami lihat neraca perusahaan. Karena kami akan menyoroti unsur investasinya. Dalam neraca nanti akan ada penanaman modal, dimana itu akan kami kutip. Kemana, sektor apa dan berapa jumlah investasinya. Begitu juga pemerintah, kami akan lihat penggunaan anggaran, pertanggungjawaban APBN dan APBD. Unsur investasinya yang akan kami kutip,” tandasnya. *ind
1
Komentar