nusabali

Dari Masatua Bali Hingga Perankan Gek Sherly

  • www.nusabali.com-dari-masatua-bali-hingga-perankan-gek-sherly

Ida Bagus Nyoman Badra Satwika, Pelajar Multi Talenta

GIANYAR, NusaBali
Muda, kreaktif, dan multitalenta, jadi ciri khas Ida Bagus Nyoman Badra Satwika, alias Gus Badra,18. Pelajar kelas XII Jurusan Tari SMKN 3 Sukawati, asal Banjar/Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini, aktif berkesenian sejak usia 10 tahun. Dia  mengawali terjun ke kancah seni masatua Bali (bercerita dengan bahasa Bali).

Seni itu mengantarkannya ke dunia siaran. "Waktu SD, saya paling suka tampil di depan kelas untuk masatua Bali. Setiap ada lomba masatua, pasti ditunjuk untuk mewakili kelas atau sekolah," jelas alumni SDN 5 Mas Ubud ini.

Dalam sebuah acara lomba Masatua Bali tingkat sekolah, Gus Badra hanya meraih juara III dan harapan I. Semangatnya ngajegang budaya Bali dengan masatua tak pernah surut. Putra bungsu dari pasangan Ida Bagus Suluh Buana - Ni Jero Ratnadi ini, dipercaya mengisi siaran Masatua Bali di Radio YPG (Yogadhi Parama Guhya), bentukan (alm) Ida Pedanda Gede Made Gunung di Desa Blahbatuh, Gianyar.

Dia jadi penyiar radio berawal dari dirinya menjadi sisya (siswa) Pasraman YPG. Di mengikuti kegiatan yoga dan meditasi. Saat itu, ketahuan pintar masatua dan suka mengobrol. "Ketemu sama penyiar, ditawari mau gak handel acara anak? Tiyang coba, akhirnya bertahan sampai sekarang,’’ jelasnya.

Hobi cuap-cuap membuatnya betah siaran meski tak dibayar. Sejak delapan tahun hingga kini, dia mengisi mata acara ‘Lagu Bali’. "Semua penyiar ngayah. Tidak ada yang dibayar. Tapi jika dapat iklan, kita bisa dapat fee," jelas alumni SMPN 3 Ubud ini. Remaja kelahiran 23 Maret 2000 ini biasa siaran sepulang sekolah, pukul 14.00 Wita - 16.00 Wita. Setiap siaran dia memakai nama Gus Badra.

Lantas bagaimana bisa berperan sebagai Liku?, Gus Badra mengaku mengawalinya dengan bergabung di sanggar Arja Seni Siwaratri di Desa Keramas, Blahbatuh pada usia 13 tahun. "Awalnya bukan liku. Saya diberi peran sebagai wijil," jelasnya. Layaknya remaja yang punya rasa ingin tahu, Gus Badra juga berkeinginan mencoba hal baru. Peran liku, menurutnya, cocok untuk karakter dirinya yang cerewet. "Saya juga terinspirasi dari banyaknya muncul liku-liku baru. Jadi saya pikir, kenapa gak coba," jelasnya. Liku yang jadi inspirasinya yaitu Gek Cerling asal Desa Keramas. Dari tokoh idolanya itu, Gus Badra belajar memerankan liku secara otodidak. "Belajar dari melihat," jelas putra bungsu dari tiga bersaudara ini. Lalu dia benar-benar mendalami tokoh liku sekitar lima tahun terakhir. Tokoh liku dia sukai karena bisa bebas berekspresi. Sembari sesekali mengkritik perkembangan remaja zaman now. Untuk memerankan liku, Gus Badra pun dihadapkan pada sebuah tantangan. "Liku itu kan peran cewek, maka banyak yang salah faham. Sebut saya bencong. Tapi saya tidak peduli, yang penting bakat saya berguna bagi orang lain. Terutama bisa menghibur. Lebih penting bisa melestarikan seni budaya Bali," jelasnya.

Profesinya sebagai penari liku kini menjadi mata pencaharian. Dengan honor dari peran ini, dia tak lagi minta uang untuk bayar sekolah dan keperluan sehari-hari. Dalam Liku, dia memakai nama Gek Sherly Liku Kemenuh. "Sherly itu centil, dan mudah diingat. Jadi bisa sekaligus jadi brand," jelas remaja yang tinggal di Griya Ketewel, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar ini.

Pertama kali, Gus Badra pentas Liku di Banjar Cagaan, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring. Hingga kini seluruh pelosok Bali sudah dijamahnya. "Ada rencana pentas di Nusa Penida dan Lombok nanti," jelasnya. Terkait materi lawakan, Gus Badra mengaku tidak ada persiapan khusus. "Selalu spontanitas. Tapi tidak asal-asalan, minimal saya paham acara dan suasana. Selebihnya melihat situasi sekitar, paling suka ada interaksi dengan penonton," jelasnya. Selain menjadi Liku dan penyiar radio, Gus Badra juga kerap diminta untuk nge-MC atau memandu acara. *nvi

Komentar