AS-Dharma Negara Saling Sindir
Ombudsman RI perwakilan Bali menghadirkan tiga pasangan calon Walikota-Wakil Walikota Denpasar dalam Pemaparan Visi Pelayanan Publik dan Penandatanganan Komitmen Mewujudkan Pelayanan Publik Berkualitas, Jumat (16/10) kemarin di Kantor ORI Bali, Jalan Diponogoro, Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Tiga pasangan calon yakni nomor urut 1 (IB Rai Dharmawijaya Mantra-IGN Negara), nomor urut 2 (Ketut Resmiyasa-IB Batuagung Antara) dan nomor urut 3 (Made Arjaya-AA Ayu Rai Sunasri) diuji visinya dalam hal pelayanan publik.
Yang menarik, dalam pemaparan visi pelayanan publik ini, terjadi saling sindir antara paket Made Arjaya- Rai Sunasri (AS) dengan paket IB Rai Dharmawijaya Mantra-IGN Jaya Negara (Dharma-Negara). Salah satu permasalahan yang dimunculkan yakni pelantikan pejabat ‘bodong’. Seperti yang diungkapkan Made Ajaya dalam 6 program unggulan dalam hal pelayanan publik. Arjaya menjanjikan peningkatan kualitas pelayanan publik seperti perijinan, administrasi kependudukan dan transparansi pelayanan. “Meski sudah ada perijinan terpadu, nyatanya kita masih lihat banyak pelanggaran,” ujar pria asal Sanur yang identik dengan Udeng Poleng ini.
Nah, jika terpilih sebagai Walikota Denpasar, Arjaya pun berjanji akan memangkas proses pelayanan publik yang selama ini harus dilakukan di gedung Sewaka Dharma. “Nanti pusat perijinan terpadu ada di kecamatan, tidak lagi terpusat di Lumintang,” jelasnya. Sementara dalam hal integritas, pihaknya akan menerapkan reward and punishment sehingga pegawai bekerja secara profesional. “Kita angkat pegawai sesuai kinerja, bukan melihat dari unsur kedekatan. Kita tidak akan mungkin lantik pegawai bodong di luar aturan dan UU yang berlaku. Kepentingan pribadi akan kita lepaskan. Kami akan memberikan kejujuran, jujur di luar, jujur di dalam. Karena kami percaya di Bali ada hukum karmaphala,” terangnya.
Arjaya juga menyorot kemacetan yang saat ini terjadi di Denpasar diakibatkan karena masih marak badan jalan dijadikan lahan parkir. Untuk itu pihaknya merancang akan ada pembangunan tiga sentral parkir, masing-masing di Lapangan Puputan Badung, GOR Ngurah Rai, dan di atas sungai antara jalan Gajah Mada dan Hasanuddin. “Centra parkir di GOR Ngurah Rai kita akan koordinasikan dengan pusat dan provinsi. Akan ada dua shuttle bus yang mengantarkan warga yang bekerja kantoran dan warga yang status pelajar, sehingga dengan itu bisa mengurangi kemacetan di Jalan Kamboja,” ujarnya. Selain itu pihaknya juga berencana membangun underpass di perempatan Gatot Subroto, khususnya perempatan Ubung, perempatan Jalan Nangka, dan Jalan Mahendradatta. Sebagai fungsi kontrol, Arjaya mengaku akan menggelar Simakrama rutin setiap bulan.
Selanjutnya...
Komentar