Dekranasda Harapkan Pengrajin di Bangli Makin Berkembang
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi serta Dekranasda Bangli mendatangi sejumlah pengrajin di Bangli, Selasa (27/3).
BANGLI, NusaBali
Mereka tang dikunjungi yakni pengrajin alat music Hand Pan milik I Ketut Suda di Banjar Manuk, Desa/Kecamatan Susut serta pengrajin keripik Ni Luh Adiari warga Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Kecamatan Susut Bangli. Kunjungan dipimpin langsung Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny Ayu Pastika, didampingi Ketua II Dekranasda Bangli, Ny Ida Ayu Suardini Giri Putra.
Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny Ayu Pastika, mengaku terkesima dengan produk alat musik Hand Pan produksi I Ketut Suda. Menurutnya, alat musik ini sangat khas, unik, dan bernilai seni tinggi. Karena tidak semua orang bisa memainkannya. Ia pun mengaku baru pertama kali melihat alat musik jenis ini. Sehingga ia meminta Ketut Suda lebih sering ikut pameran dan Dekranasda Provinsi Bali siap memfasilitasi sehingga alat musik Hand Pan bisa lebih dikenal. “Hand Pan alat musik yang unik. Suaranya sangat indah. Alat musik ini harus dipromosikan sehingga semakin banyak yang tahu. Di PKB mendatang, Hand Pan harus dipamerkan,” serunya.
Saat mengunjungi pengerajin keripik, Ayu Pastika, mengatakan produk ini sangat menjanjikan di pasaran. Apalagi banyak jenis keripik yang diproduksi, seperti keripik berbahan kacang ijo, kacang merah, kedelai, dan kacang tanah. Nanyak variasi rasa dan rasanya enak. “Ini bisnis yang menjanjikan. Cocok untuk bekal pensiun nanti,” ujarnya seraya tersenyum. Sementara Wakil Ketua Dekranasda Bangli, Ny Ida Ayu Suardini Giri Putra, menyampaikan kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian Dekranasda Provinsi Bali terhadap eksistensi pengerajin di Bangli. “Kami mewakili pengerajin di Bangli menyampaikan ucapan terima kasih atas kedatangan sekaligus pembinaan yang diberikan kepada pengerajin,” ungkapnya
Terkait dengan pembinaan ini, ia pun mengaku ikut memberikan masukan kepada pengrajin, khususnya kepada Ni Luh Adiari, pengerajin keripik asal Banjar Kayuambua. Menurutnya, produk keripik dengan merek ‘Santi’ yang diproduksi sangat menjanjikan. Terlebih dari usaha ini, Ni Luh Adiari bisa mempekerjakan sampai 22 orang. Untuk itu, Suardini Giri Putra mengimbau Ni Luh Adiari agar bisa mempertahankan kebersihan serta kualitas produk keripik Santi. Selain itu, ia pun menekankan agar menghindari pemakaian bahan pengawet, pemanis, maupun pewarna. Karena bukan tidak mungkin keripik Santi ini bisa digunakan sebagai produk unggulan oleh-oleh khas Bangli.
Sementara Ni Luh Adiari mengaku mulai merintis usaha keripik sejak tahun 2001. Namun produksinya baru berkembang pesat sejak 3 tahun belakangan. Ia mengaku dalam kondisi normal bisa memproduksi sampai 100 Kg bahan baku. Sedangkan saat hari raya, bisa memproduksi sampai 200 Kg. Sedangkan untuk penjualan, sudah memiliki pelanggan tetap. “Untuk pemasaran sampai saat ini tidak terlalu ada masalah. Ada yang ngambil langsung ke sini, ada juga kami antar. Itu tergantung pelanggan,” ujarnya. Harga jual bervasiasi, tergantung kemasan. Mulai Rp 1.000 sampai harga Rp 5.000. Sedangkan ketahanan produk selama 2 minggu. Ia pun menjamin produk keripik yang ia buat sangat aman untuk kesehatan karena tidak menggunakan bahan kimia, pengawet maupun pemanis.
Sementara pengrajin alat musik Hand Pan, I Ketut Suda, mengaku saat ini pemasaran produknya lebih banyak menyasar pasar luar seperti Amerika, Prancis, dan Jerman. Ia mengaku musik Hand Pan kurang mendapat sambutan di pasar lokal. Penjualan per bulan rata-rata 15 unit dengan harga Rp 3,5 juta per unit. Satu unit Hand Pan pengerjaannya 5 sampai 6 hari. Kendala pembuatan adalah memunculkan nada yang sesuai. Hand Pan lebih banyak digunakan untuk mengiringi kegiatan yoga. Customer yang memesan Hand Pan kebanyakan wanita. *e
Mereka tang dikunjungi yakni pengrajin alat music Hand Pan milik I Ketut Suda di Banjar Manuk, Desa/Kecamatan Susut serta pengrajin keripik Ni Luh Adiari warga Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Kecamatan Susut Bangli. Kunjungan dipimpin langsung Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny Ayu Pastika, didampingi Ketua II Dekranasda Bangli, Ny Ida Ayu Suardini Giri Putra.
Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny Ayu Pastika, mengaku terkesima dengan produk alat musik Hand Pan produksi I Ketut Suda. Menurutnya, alat musik ini sangat khas, unik, dan bernilai seni tinggi. Karena tidak semua orang bisa memainkannya. Ia pun mengaku baru pertama kali melihat alat musik jenis ini. Sehingga ia meminta Ketut Suda lebih sering ikut pameran dan Dekranasda Provinsi Bali siap memfasilitasi sehingga alat musik Hand Pan bisa lebih dikenal. “Hand Pan alat musik yang unik. Suaranya sangat indah. Alat musik ini harus dipromosikan sehingga semakin banyak yang tahu. Di PKB mendatang, Hand Pan harus dipamerkan,” serunya.
Saat mengunjungi pengerajin keripik, Ayu Pastika, mengatakan produk ini sangat menjanjikan di pasaran. Apalagi banyak jenis keripik yang diproduksi, seperti keripik berbahan kacang ijo, kacang merah, kedelai, dan kacang tanah. Nanyak variasi rasa dan rasanya enak. “Ini bisnis yang menjanjikan. Cocok untuk bekal pensiun nanti,” ujarnya seraya tersenyum. Sementara Wakil Ketua Dekranasda Bangli, Ny Ida Ayu Suardini Giri Putra, menyampaikan kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian Dekranasda Provinsi Bali terhadap eksistensi pengerajin di Bangli. “Kami mewakili pengerajin di Bangli menyampaikan ucapan terima kasih atas kedatangan sekaligus pembinaan yang diberikan kepada pengerajin,” ungkapnya
Terkait dengan pembinaan ini, ia pun mengaku ikut memberikan masukan kepada pengrajin, khususnya kepada Ni Luh Adiari, pengerajin keripik asal Banjar Kayuambua. Menurutnya, produk keripik dengan merek ‘Santi’ yang diproduksi sangat menjanjikan. Terlebih dari usaha ini, Ni Luh Adiari bisa mempekerjakan sampai 22 orang. Untuk itu, Suardini Giri Putra mengimbau Ni Luh Adiari agar bisa mempertahankan kebersihan serta kualitas produk keripik Santi. Selain itu, ia pun menekankan agar menghindari pemakaian bahan pengawet, pemanis, maupun pewarna. Karena bukan tidak mungkin keripik Santi ini bisa digunakan sebagai produk unggulan oleh-oleh khas Bangli.
Sementara Ni Luh Adiari mengaku mulai merintis usaha keripik sejak tahun 2001. Namun produksinya baru berkembang pesat sejak 3 tahun belakangan. Ia mengaku dalam kondisi normal bisa memproduksi sampai 100 Kg bahan baku. Sedangkan saat hari raya, bisa memproduksi sampai 200 Kg. Sedangkan untuk penjualan, sudah memiliki pelanggan tetap. “Untuk pemasaran sampai saat ini tidak terlalu ada masalah. Ada yang ngambil langsung ke sini, ada juga kami antar. Itu tergantung pelanggan,” ujarnya. Harga jual bervasiasi, tergantung kemasan. Mulai Rp 1.000 sampai harga Rp 5.000. Sedangkan ketahanan produk selama 2 minggu. Ia pun menjamin produk keripik yang ia buat sangat aman untuk kesehatan karena tidak menggunakan bahan kimia, pengawet maupun pemanis.
Sementara pengrajin alat musik Hand Pan, I Ketut Suda, mengaku saat ini pemasaran produknya lebih banyak menyasar pasar luar seperti Amerika, Prancis, dan Jerman. Ia mengaku musik Hand Pan kurang mendapat sambutan di pasar lokal. Penjualan per bulan rata-rata 15 unit dengan harga Rp 3,5 juta per unit. Satu unit Hand Pan pengerjaannya 5 sampai 6 hari. Kendala pembuatan adalah memunculkan nada yang sesuai. Hand Pan lebih banyak digunakan untuk mengiringi kegiatan yoga. Customer yang memesan Hand Pan kebanyakan wanita. *e
Komentar