nusabali

Hari Keluarga Bumi Dijiwai Spirit Karangasem

  • www.nusabali.com-hari-keluarga-bumi-dijiwai-spirit-karangasem

Hari Keluarga Bumi diselenggarakan di Objek Wisata Bukit Putung, Banjar Putung, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Selasa (27/3).

AMLAPURA, NusaBali

Peringatan Hari Keluarga Bumi dijiwai 9 aspek spirit Karangasem sesuai penjabaran konsep Tri Hita Karana secara universal menuju keharmonisan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Presiden Komite Perdamaian Dunia, Prof dr Djuyoto Suntani, mengikrarkan alasan memilih Karangasem sebagai tempat perayaan Hari Keluarga Bumi yang didasari 9 aspek.

Prof Suntani mengulas tentang dipilihnya Selasa, 27 Maret 2018, yakni Selasa merupakan hari yang tidak boleh bertransaksi, 27 angka tertinggi perpaduan angka 2 dan 7 digabung jadi 9. Sedangkan dipilihnya bulan Maret merupakan bulan ketiga, berkaitan Tri Hita Karana. Mengenai 9 aspek sebagai alasan utama mengambil tempat perayaan di Karangasem, yakni aspek spiritual, budaya, geografis, religius, demografi, sosial, siklus kehidupan, filosofi, dan  etika serta tata krama. “Semoga Ida Sang Hyang Widhi tidak pernah salah memilih tempat Hari Keluarga Bumi yang nantinya dikenang masyarakat internasional terutama di 202 negara,” kata Prof Suntani.

Usai Prof Suntani menetapkan Hari Keluarga Bumi dilanjutkan menandatangani prasasti yang nantinya diukir di batu massif, telah ditancapkan sebagai sejarah memperingati Hari Keluarga Bumi. Sementara Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, mengapresiasi Objek Wisata Putung dijadikan tempat peringatan Hari Keluarga Bumi. “Nantinya agar objek ini dikunjungi 202 negara setiap tahun, mengingat perayaannya terus dilaksanakan setahun sekali,” katanya.

Perbekel Desa Duda Timur, I Gede Pawana, juga menyambut antusias ditancapkannya prasasti Hari Keluarga Bumi berupa batu di Objek Wisata Putung. Harapannya agar wisatawan terbius untuk datang. Hadir di acara itu Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, Sekda I Gede Adnya Muliadi, Staf Ahli Bupati I Wayan Sutapa, Priagung Duarsa, dan I Nengah Toya, serta sejumlah pimpinan OPD, perbekel, relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung, dan undangan lainnya. *k16

Komentar