Luhut Pastikan Bandara Buleleng Dibangun
Peletakan batu pertama Bandara Buleleng akan dilakukan setelah dibangunnya Jalan Tol Bali Selatan-Bali Utara
DPRD Bali Minta Kemenhub Segerakan Penetapan Lokasi
DENPASAR, NusaBali
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, tegaskan rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Buleleng akan tetap dilanjutkan. Peletakan batu pertama akan dilakukan jika Jalan Tol Bali Selatan-Bali Utara telah dibangun. Sementara, DPRD Bali minta Kementerian Perhgubungan percepat penetapan lokasi Bandara Buleleng.
"Pembangunan Bandara Bali Utara akan dilakukan, jalan yang menghubungkan Bali Utara dan Bali Selatan juga akan dibangun. Jika pembangunan jalan sudah dilakukan, maka Bandara Bali Utara bisa peletakan batu pertama. Tinggal masalah penyesuaian kalender saja, karena investasinya cukup besar," jelas Luhut dalam keterangan tertulis yang dilansir Antara di Jakarta, Jumat (30/3).
Menurut Luhut, pembangunan Bandara Buleleng dan Jalan Tol rute Bali Selatan-Bali Utara diharapkan dapat menyeimbangkan perkembangan kedua wilayah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Bali Utara hingga di wilayah barat dan timur.
"Kita minta studinya (Jalan Tol, Red) segera diselesaikan. Infrastruktur jalan di kiri kanan Bali, seperti yang di Karangasem, Tanah Lot, akan berjalan dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan," papar Luhut.
Selain membangun Bandara Buleleng, kata Luhut, perluasan Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung) juga dinilai cukup mendesak untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan pesawat yang akan membawa para peserta pertemuan internasional ke Bali. "Tadi diputuskan pembangunan lapangan terbang (Bandara Ngurah Rai) tetap dilakukan pengembangannya. Rekomendasi dari Bapak Gubernur keluar Kamis (29/3)," tandas politisi senior Golkar ini.
Perluasan Bandara Ngurah Rai, kata Luhut, rencananya akan dimulai awal bulan depan. Kamis lalu, Luhut telah lakukan peninjauan sejumlah lokasi yang disiapkan untuk acara Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia yang akan digelar di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Oktober 2018 mendatang. Saat tinjau lokasi, Luhut didampingi Gubernur Bali, Pangdam IX/Udayana, dan Kapolda Bali. Luhut juga tinjau penyelesaian pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan,yang rencananya akan menjadi lokasi akbar makan malam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia.
Menurut Luhut, progres pembangunan patung GWK telah mencapai 60 persen, sementara pemasangan mahkota akan dilakukan 20 Mei 2018 mendatang dengan upacara keagamaan. "Kami berharap Presiden Joko Widodo sudah bisa meresmikan Garuda Wisnu Kencana pada 28 Agustus 2018," harap Luhut.
Sementara itu, DPRD Bali menyambut positif rencana peletakan batu pertama Bandara Buleleng. "Saya selaku anggota legislatif mengucapkan terima kasih karena rencana pembangunan Bandara Buleleng segera diwujudkan. Mudah-mudahan apa yang diwacanakan benar-benar teralisasikan," ujar anggota Komisi III DPRD Bali, I Kadek Nuartana, Jumat kemarin.
Jika pemerintah pusat meminta kerja sama dengan legislatif, kata Nuartana, pihaknya siap mendukung penuh, apa pun bentuknya. "Saya berharap sekali penentuan lokasinya (Bandara Buleleng) segera keluar, sehingga investor bisa mulai bekerja," tandas politisi PKPI asal Karangasem ini.
Nuartana menyebutkan, dengan teralisasinya Bandara Buleleng, maka secara ekonomi akan terjadi pemerataan pembangunan di Bali. Selain itu, secara otomatis kalau berbicara kemacetan saat ini, akan terurai karena objek tidak terfokus lagi di Bali Selatan. "Tidak kalah pentingnya, dari sisi sektor pariwisata akan muncul multifier effect bagi kesejahteraan masyarakat.”
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama meminta agar Kementerian Perhubungan dan World Bank percepat pelaksanaan survei untuk penentuan lokasi Bandara Buleleng. "Kami meminta Kemenhub dan World Bank menggandeng stakeholder, segera lakukan kajian ulang seperti yang disampaikan Gubernur Bali. Kami tunggu segera kajian dan survei untuk penentuan lokasi. Kami ingin supaya ada kepastian soal penlok (penetapan lokasi) pembangunan Bandara Buleleng. Sebab, masyarakat sudah menunggu kepastian ini," ujar politisi senior PDIP yang mantan Bupati Tabanan dua periode (2009-2005, 2005-2010) ini.
Adi Wiryatama pun tegas menyatakan masalah lokasi Bandara Buleleng tidaklah penting, entah di darat maupun di laut. Yang terpenting itu realisasi pembangunan Bandara Buleleng. “Bagi kami mewakili masyarakat, barangnya segera ada, tidak lagi berdebat soal di laut atau di darat," tegas Adi Wiryatama yang juga ayah dari Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.
Sedangkan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, sebelumnya menegaskan rapat-rapat pemantapan untuk pembangunan Bandara Buleleng terus dilalukan. "Kami sampaikan Bandara Buleleng ini harus jalan, tidak ada alasan lagi karena pasirnya pantai di Buleleng hitam, penumpang tidak ada di Buleleng. Nggak-lah. Jangan lagi pakai alasan begitu. Kalau sudah ada bandara, pasti ada penumpangnya," ujar Pastika yang ditemui NusaBali di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Selasa (27/3) siang.
Gubernur Pastika juga tidak mau Bandara Buleleng batal dibangun dengan alasan Bandara Ngurah Rai akan diperlebar. "Kalau Bandara Ngurah Rai mau diperlebar run way-nya, nggak masalah. Sama-sama jalan. Kalau mau bangun jalan Denpasar-Singaraja, ya silahkan, kan bisa sama-sama jalan. Saya sudah minta ke pusat Bandara Buleleng harus direalisasikan. Prosesnya harus dimulai, karena membangun bandara butuh waktu 5-10 tahun,” tandas Pastika. *nat
DENPASAR, NusaBali
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, tegaskan rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Buleleng akan tetap dilanjutkan. Peletakan batu pertama akan dilakukan jika Jalan Tol Bali Selatan-Bali Utara telah dibangun. Sementara, DPRD Bali minta Kementerian Perhgubungan percepat penetapan lokasi Bandara Buleleng.
"Pembangunan Bandara Bali Utara akan dilakukan, jalan yang menghubungkan Bali Utara dan Bali Selatan juga akan dibangun. Jika pembangunan jalan sudah dilakukan, maka Bandara Bali Utara bisa peletakan batu pertama. Tinggal masalah penyesuaian kalender saja, karena investasinya cukup besar," jelas Luhut dalam keterangan tertulis yang dilansir Antara di Jakarta, Jumat (30/3).
Menurut Luhut, pembangunan Bandara Buleleng dan Jalan Tol rute Bali Selatan-Bali Utara diharapkan dapat menyeimbangkan perkembangan kedua wilayah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Bali Utara hingga di wilayah barat dan timur.
"Kita minta studinya (Jalan Tol, Red) segera diselesaikan. Infrastruktur jalan di kiri kanan Bali, seperti yang di Karangasem, Tanah Lot, akan berjalan dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan," papar Luhut.
Selain membangun Bandara Buleleng, kata Luhut, perluasan Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung) juga dinilai cukup mendesak untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan pesawat yang akan membawa para peserta pertemuan internasional ke Bali. "Tadi diputuskan pembangunan lapangan terbang (Bandara Ngurah Rai) tetap dilakukan pengembangannya. Rekomendasi dari Bapak Gubernur keluar Kamis (29/3)," tandas politisi senior Golkar ini.
Perluasan Bandara Ngurah Rai, kata Luhut, rencananya akan dimulai awal bulan depan. Kamis lalu, Luhut telah lakukan peninjauan sejumlah lokasi yang disiapkan untuk acara Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia yang akan digelar di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Oktober 2018 mendatang. Saat tinjau lokasi, Luhut didampingi Gubernur Bali, Pangdam IX/Udayana, dan Kapolda Bali. Luhut juga tinjau penyelesaian pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan,yang rencananya akan menjadi lokasi akbar makan malam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia.
Menurut Luhut, progres pembangunan patung GWK telah mencapai 60 persen, sementara pemasangan mahkota akan dilakukan 20 Mei 2018 mendatang dengan upacara keagamaan. "Kami berharap Presiden Joko Widodo sudah bisa meresmikan Garuda Wisnu Kencana pada 28 Agustus 2018," harap Luhut.
Sementara itu, DPRD Bali menyambut positif rencana peletakan batu pertama Bandara Buleleng. "Saya selaku anggota legislatif mengucapkan terima kasih karena rencana pembangunan Bandara Buleleng segera diwujudkan. Mudah-mudahan apa yang diwacanakan benar-benar teralisasikan," ujar anggota Komisi III DPRD Bali, I Kadek Nuartana, Jumat kemarin.
Jika pemerintah pusat meminta kerja sama dengan legislatif, kata Nuartana, pihaknya siap mendukung penuh, apa pun bentuknya. "Saya berharap sekali penentuan lokasinya (Bandara Buleleng) segera keluar, sehingga investor bisa mulai bekerja," tandas politisi PKPI asal Karangasem ini.
Nuartana menyebutkan, dengan teralisasinya Bandara Buleleng, maka secara ekonomi akan terjadi pemerataan pembangunan di Bali. Selain itu, secara otomatis kalau berbicara kemacetan saat ini, akan terurai karena objek tidak terfokus lagi di Bali Selatan. "Tidak kalah pentingnya, dari sisi sektor pariwisata akan muncul multifier effect bagi kesejahteraan masyarakat.”
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama meminta agar Kementerian Perhubungan dan World Bank percepat pelaksanaan survei untuk penentuan lokasi Bandara Buleleng. "Kami meminta Kemenhub dan World Bank menggandeng stakeholder, segera lakukan kajian ulang seperti yang disampaikan Gubernur Bali. Kami tunggu segera kajian dan survei untuk penentuan lokasi. Kami ingin supaya ada kepastian soal penlok (penetapan lokasi) pembangunan Bandara Buleleng. Sebab, masyarakat sudah menunggu kepastian ini," ujar politisi senior PDIP yang mantan Bupati Tabanan dua periode (2009-2005, 2005-2010) ini.
Adi Wiryatama pun tegas menyatakan masalah lokasi Bandara Buleleng tidaklah penting, entah di darat maupun di laut. Yang terpenting itu realisasi pembangunan Bandara Buleleng. “Bagi kami mewakili masyarakat, barangnya segera ada, tidak lagi berdebat soal di laut atau di darat," tegas Adi Wiryatama yang juga ayah dari Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.
Sedangkan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, sebelumnya menegaskan rapat-rapat pemantapan untuk pembangunan Bandara Buleleng terus dilalukan. "Kami sampaikan Bandara Buleleng ini harus jalan, tidak ada alasan lagi karena pasirnya pantai di Buleleng hitam, penumpang tidak ada di Buleleng. Nggak-lah. Jangan lagi pakai alasan begitu. Kalau sudah ada bandara, pasti ada penumpangnya," ujar Pastika yang ditemui NusaBali di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Selasa (27/3) siang.
Gubernur Pastika juga tidak mau Bandara Buleleng batal dibangun dengan alasan Bandara Ngurah Rai akan diperlebar. "Kalau Bandara Ngurah Rai mau diperlebar run way-nya, nggak masalah. Sama-sama jalan. Kalau mau bangun jalan Denpasar-Singaraja, ya silahkan, kan bisa sama-sama jalan. Saya sudah minta ke pusat Bandara Buleleng harus direalisasikan. Prosesnya harus dimulai, karena membangun bandara butuh waktu 5-10 tahun,” tandas Pastika. *nat
1
Komentar