Tukad Taman Pancing Kembali Berbusa
Selasa ini, pihak Camat akan mengundang DLHK, Satpol PP, desa dan kelompok pengusaha sablon untuk melakukan pertemuan.
DENPASAR, NusaBali
Tukad Badung di Jalan Taman Pancing, Desa Pemogan, Denpasar Selatan kembali berbusa pada, Jumat (30/3). Dari pantauan NusaBali, kemarin, di kawasan tersebut merupakan tempat pemancingan favorit masyarakat. Apalagi anak-anak kerap kali menggunakan sungai tersebut sebagai tempat pemandian sehari-hari mereka. Namun, anak-anak menikmati berenang di sungai yang masih penuh dengan busa tanpa menghiraukannya. Bahkan sampah juga terlihat berada diantara busa tersebut.
Salah satu warga setempat, Roy Markur, 38, saat ditemui di lokasi mengatakan, busa tersebut sudah ada sejak lama. Bahkan, kata Roy, kendati sudah pernah dilakukan pembongkaran pada pipa saluran limbah sebelumnya, namun busa tersebut kembali muncul. Kemunculan itu tidak setiap hari, melainkan seminggu dua kali.
Jika dilihat dari kondisi busa, lanjut Roy, bukan berasal dari pembuangan sabun mandi, karena dilihat dari banyaknya busa menandakan ada penyebab lain. "Busa itu sudah dari lama, cuman kadang muncul kadang hilang. Akhir-akhir ini kemunculan busa tersebut sudah jarang, paling dalam seminggu satu atau dua kali. Banyak petugas yang datang memantau tetapi tetap belum ada hasil. Busa itu tetap terlihat," ungkapnya.
Bahkan dikatakan Roy, sehari setelah hari raya Nyepi, busa tersebut lebih banyak dari saat ini. Apalagi, busa bisa beterbangan hingga ke jalan raya. Diakuinya ada sejumlah usaha sablon di pinggiran sebelah barat sungai tersebut. "Saya menduga limbah itu, karena di sini ada banyak tukang sablon, di sisi barat deretan rumah saya saja ada tiga tempat sablon," ungkapnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Camat Denpasar Selatan, I Wayan Budha, mengatakan, pihaknya sudah melakukan patroli dan penelusuran sampai malam hari. Sayangnya, belum menemukan dari mana asal busa tersebut. Budha pun merasa diajak 'kucing-kucingan' oleh pelaku. “Kami pantau malam tidak ada. Tapi malah keluarnya siang,” ujarnya.
Untuk tindak lanjutnya, Selasa ini, pihaknya akan mengundang DLHK, Satpol PP, pihak desa dan kelompok pengusaha sablon yang berada di desa tersebut untuk melakukan pertemuan. Setelah pertemuan itu, Budha akan mengajak untuk turun lapangan. Ia berencana meminta pengusaha sablon menutup saluran limbah sablon sementara. Hal itu dilakukan untuk membuktikan apakah limbah busa tersebut dari pengusaha sablon atau tidak.
“Selasa, saya akan undang DLHK, trantib, pihak desa, dan kelompok sablon bertemu. Setelah sepakat kita akan turun bersama. Karena para pemilik sablon, waktu kita sidak dua minggu lalu, tidak ada aktivitas penyablonan. Mereka mengelak buang limbah ke sungai. Dan nanti juga kami akan mengundang lagi untuk segera turun ke lapangan,” ujarnya.
Budha juga mencurigai busa tersebut ditimbulkan oleh usaha cuci mobil/motor dan limbah rumah tangga. Selain itu, Budha juga menyebut kemungkinan itu buih-buih air. “Kami terus telusuri sampai malam-malam. Kami akan meminta DLHK untuk turun. Menurut saya, buih itu timbul pas musim kering dan hilang ketika airnya besar. Kami akan berusa tutup saluran sablon sementara waktu,” ucapnya.
Budha juga menyebutkan sebulan lalu, sudah pernah menutup saluran sablon di sebelah timur, tepat di tempat buih itu. Sayangnya, pihaknya belum mendapatkan hasil. “Makanya, kita akan turun dalam minggu depan bersama mereka menelusuri bersama. Kami akan arahkan, nutup dulu semua saluran sablon ke sungai beberapa waktu. Kalau itu masih ada buih, berarti ada penyebab lain,” imbuhnya.
Disisi lain Kepala Desa Pemogan, Nyoman Wiryanata saat dikonfimasi kemarin, mengaku sudah beberapa kali turun bersama Camat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasat serta Satpol PP. Diakuinya, adanya sambungan pipa dibuat oleh pengusaha sablon di sekitar Taman Pancing. Pipa tersebut mengalirkan limbah busa yang dibuang ke sungai.
“Itu sudah kami tindak lanjuti. Mungkin ada titik pipa yang masih terpasang. Pipa itu dari pengusaha sablon. Berapa kali ditindak,” akunya.Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan belum bisa dikonfirmasi saat dihubungi via telpon. Kendati telponnya nyambung namun saat beberapa kali dihubungi tetap belum ada respon. *m
Tukad Badung di Jalan Taman Pancing, Desa Pemogan, Denpasar Selatan kembali berbusa pada, Jumat (30/3). Dari pantauan NusaBali, kemarin, di kawasan tersebut merupakan tempat pemancingan favorit masyarakat. Apalagi anak-anak kerap kali menggunakan sungai tersebut sebagai tempat pemandian sehari-hari mereka. Namun, anak-anak menikmati berenang di sungai yang masih penuh dengan busa tanpa menghiraukannya. Bahkan sampah juga terlihat berada diantara busa tersebut.
Salah satu warga setempat, Roy Markur, 38, saat ditemui di lokasi mengatakan, busa tersebut sudah ada sejak lama. Bahkan, kata Roy, kendati sudah pernah dilakukan pembongkaran pada pipa saluran limbah sebelumnya, namun busa tersebut kembali muncul. Kemunculan itu tidak setiap hari, melainkan seminggu dua kali.
Jika dilihat dari kondisi busa, lanjut Roy, bukan berasal dari pembuangan sabun mandi, karena dilihat dari banyaknya busa menandakan ada penyebab lain. "Busa itu sudah dari lama, cuman kadang muncul kadang hilang. Akhir-akhir ini kemunculan busa tersebut sudah jarang, paling dalam seminggu satu atau dua kali. Banyak petugas yang datang memantau tetapi tetap belum ada hasil. Busa itu tetap terlihat," ungkapnya.
Bahkan dikatakan Roy, sehari setelah hari raya Nyepi, busa tersebut lebih banyak dari saat ini. Apalagi, busa bisa beterbangan hingga ke jalan raya. Diakuinya ada sejumlah usaha sablon di pinggiran sebelah barat sungai tersebut. "Saya menduga limbah itu, karena di sini ada banyak tukang sablon, di sisi barat deretan rumah saya saja ada tiga tempat sablon," ungkapnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Camat Denpasar Selatan, I Wayan Budha, mengatakan, pihaknya sudah melakukan patroli dan penelusuran sampai malam hari. Sayangnya, belum menemukan dari mana asal busa tersebut. Budha pun merasa diajak 'kucing-kucingan' oleh pelaku. “Kami pantau malam tidak ada. Tapi malah keluarnya siang,” ujarnya.
Untuk tindak lanjutnya, Selasa ini, pihaknya akan mengundang DLHK, Satpol PP, pihak desa dan kelompok pengusaha sablon yang berada di desa tersebut untuk melakukan pertemuan. Setelah pertemuan itu, Budha akan mengajak untuk turun lapangan. Ia berencana meminta pengusaha sablon menutup saluran limbah sablon sementara. Hal itu dilakukan untuk membuktikan apakah limbah busa tersebut dari pengusaha sablon atau tidak.
“Selasa, saya akan undang DLHK, trantib, pihak desa, dan kelompok sablon bertemu. Setelah sepakat kita akan turun bersama. Karena para pemilik sablon, waktu kita sidak dua minggu lalu, tidak ada aktivitas penyablonan. Mereka mengelak buang limbah ke sungai. Dan nanti juga kami akan mengundang lagi untuk segera turun ke lapangan,” ujarnya.
Budha juga mencurigai busa tersebut ditimbulkan oleh usaha cuci mobil/motor dan limbah rumah tangga. Selain itu, Budha juga menyebut kemungkinan itu buih-buih air. “Kami terus telusuri sampai malam-malam. Kami akan meminta DLHK untuk turun. Menurut saya, buih itu timbul pas musim kering dan hilang ketika airnya besar. Kami akan berusa tutup saluran sablon sementara waktu,” ucapnya.
Budha juga menyebutkan sebulan lalu, sudah pernah menutup saluran sablon di sebelah timur, tepat di tempat buih itu. Sayangnya, pihaknya belum mendapatkan hasil. “Makanya, kita akan turun dalam minggu depan bersama mereka menelusuri bersama. Kami akan arahkan, nutup dulu semua saluran sablon ke sungai beberapa waktu. Kalau itu masih ada buih, berarti ada penyebab lain,” imbuhnya.
Disisi lain Kepala Desa Pemogan, Nyoman Wiryanata saat dikonfimasi kemarin, mengaku sudah beberapa kali turun bersama Camat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasat serta Satpol PP. Diakuinya, adanya sambungan pipa dibuat oleh pengusaha sablon di sekitar Taman Pancing. Pipa tersebut mengalirkan limbah busa yang dibuang ke sungai.
“Itu sudah kami tindak lanjuti. Mungkin ada titik pipa yang masih terpasang. Pipa itu dari pengusaha sablon. Berapa kali ditindak,” akunya.Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan belum bisa dikonfirmasi saat dihubungi via telpon. Kendati telponnya nyambung namun saat beberapa kali dihubungi tetap belum ada respon. *m
1
Komentar