Tahun 2018, Masih Nihil Perbaikan
Dinas PU telah mengajukan permohonan bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Pusat.
Longsor Jalan Tegenungan – Sukawati
GIANYAR, NusaBali
Jalan Tegenungan, Desa Kemenuh–Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar yang longsor sejak sebulan lalu, hingga kini belum mendapat penanganan dari pemerintah. Akibatnya, jalan yang jadi jalur pariwisata dari Desa Sukawati ke Objek Wisata Air Terjun Tegenungan, Desa kemenuh ini, hanya bisa dilintasi oleh sepeda motor dan pejalan kaki.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Gianyar Ir I Nyoman Nuadi, mengakui untuk tahun 2018 ini, jalan itu belum bisa mendapat penanganan. “Untuk perbaikan di anggaran induk tahun ini belum bisa, karena anggarannya belum masuk dalam anggaran. Sesuai aturan, pemasangan pos anggaran harus dilakukan setahun sebelumnya,’’ ujarnya.
Selanjutnya, jika menunggu anggaran dari ABPD Perubahan, kata Nuadi tidak memungkinkan. “Kalau pakai anggaran perubahan, waktu pengerjaan pasti tidak cukup. Perubahan itu waktunya singkat,” ujar Nuadi. Apabila nekat menggarap jalan itu menggunakan anggaran perubahan, risikonya akan tak selesai dalam pase anggaran perubahan. Karena proyek memakan waktu tak pendek, karena harus melalui render. “Solusi yang bisa ditempuh dengan mengajukan di ABPD 2019. Saya sedang mengusulkan untuk perbaikannya,” ujar Nuadi.
Diakui, jika dikerjakan atau menunggu dana lewat ABPD 2019, tentunya cukup lama. Terlebih, jalur itu merupakan jalur lintasan wisata. Banyak juga kendaraan travel maupun bus mini melintas di jalur yang berpemandangan tebing itu. Maka, pihak PU Gianyar telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar. “Kami sudah koordinasi dengan BPBD, karena ini bentuknya bencana, maka kami ajukan ke Pusat,” ujarnya.
Kini pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Pusat. “Kalau tidak dapat anggaran dari Pusat, ya, harus pakai ABPD 2019,” terangnya. Mengenai jumlah dana yang diperlukan, berdasarkan hasil kajian PU, dibutuhkan Rp 4 - 5 miliar. “Karena jalan itu terjal. Itu sampai ke bawah harus dikerjakan,” tukasnya. Pihaknya juga meminta masyarakat bersabar atas kondisi itu.
Kelian Tegenungan Gusti Raka berharap perbaikan terhadap jalan itu bisa cepat dilakukan. Mengingat akses jalan itu juga untuk pariwisata, selain untuk masyarakat sekitar. “Karena jalan putus ini, warga yang dari arah Sukawati, untuk ke Tegenungan, harus muter melalui Desa Batuan (Kecamatan Sukawati),” ujarnya.
Pantauan koran ini, kondisi jalan di jalur Tegenungan - Sukawati itu cukup berbahaya untuk dilintasi. Posisi jalan berada pada kemiringan terjal, menanjak dari selatan ke utara.
Untuk pengamanan, petugas mengisi jalan jebol ini berupa drum dan tali membatasi jalan. Hanya kendaraan roda dua, pesepeda dayung, dan pejalan kaki yang bisa melintasi jalan itu. Itu pun harus waspada dan hati-hati karena di samping jalan ada tebing sisa longsor yang curam. Sedangkan, bagi kendaraan roda empat harus mengambil haluan memutar, melalui Desa Batuan. *nvi
GIANYAR, NusaBali
Jalan Tegenungan, Desa Kemenuh–Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar yang longsor sejak sebulan lalu, hingga kini belum mendapat penanganan dari pemerintah. Akibatnya, jalan yang jadi jalur pariwisata dari Desa Sukawati ke Objek Wisata Air Terjun Tegenungan, Desa kemenuh ini, hanya bisa dilintasi oleh sepeda motor dan pejalan kaki.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Gianyar Ir I Nyoman Nuadi, mengakui untuk tahun 2018 ini, jalan itu belum bisa mendapat penanganan. “Untuk perbaikan di anggaran induk tahun ini belum bisa, karena anggarannya belum masuk dalam anggaran. Sesuai aturan, pemasangan pos anggaran harus dilakukan setahun sebelumnya,’’ ujarnya.
Selanjutnya, jika menunggu anggaran dari ABPD Perubahan, kata Nuadi tidak memungkinkan. “Kalau pakai anggaran perubahan, waktu pengerjaan pasti tidak cukup. Perubahan itu waktunya singkat,” ujar Nuadi. Apabila nekat menggarap jalan itu menggunakan anggaran perubahan, risikonya akan tak selesai dalam pase anggaran perubahan. Karena proyek memakan waktu tak pendek, karena harus melalui render. “Solusi yang bisa ditempuh dengan mengajukan di ABPD 2019. Saya sedang mengusulkan untuk perbaikannya,” ujar Nuadi.
Diakui, jika dikerjakan atau menunggu dana lewat ABPD 2019, tentunya cukup lama. Terlebih, jalur itu merupakan jalur lintasan wisata. Banyak juga kendaraan travel maupun bus mini melintas di jalur yang berpemandangan tebing itu. Maka, pihak PU Gianyar telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar. “Kami sudah koordinasi dengan BPBD, karena ini bentuknya bencana, maka kami ajukan ke Pusat,” ujarnya.
Kini pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Pusat. “Kalau tidak dapat anggaran dari Pusat, ya, harus pakai ABPD 2019,” terangnya. Mengenai jumlah dana yang diperlukan, berdasarkan hasil kajian PU, dibutuhkan Rp 4 - 5 miliar. “Karena jalan itu terjal. Itu sampai ke bawah harus dikerjakan,” tukasnya. Pihaknya juga meminta masyarakat bersabar atas kondisi itu.
Kelian Tegenungan Gusti Raka berharap perbaikan terhadap jalan itu bisa cepat dilakukan. Mengingat akses jalan itu juga untuk pariwisata, selain untuk masyarakat sekitar. “Karena jalan putus ini, warga yang dari arah Sukawati, untuk ke Tegenungan, harus muter melalui Desa Batuan (Kecamatan Sukawati),” ujarnya.
Pantauan koran ini, kondisi jalan di jalur Tegenungan - Sukawati itu cukup berbahaya untuk dilintasi. Posisi jalan berada pada kemiringan terjal, menanjak dari selatan ke utara.
Untuk pengamanan, petugas mengisi jalan jebol ini berupa drum dan tali membatasi jalan. Hanya kendaraan roda dua, pesepeda dayung, dan pejalan kaki yang bisa melintasi jalan itu. Itu pun harus waspada dan hati-hati karena di samping jalan ada tebing sisa longsor yang curam. Sedangkan, bagi kendaraan roda empat harus mengambil haluan memutar, melalui Desa Batuan. *nvi
1
Komentar