Sungai Keruh, Peternak Kesulitan Air
Sungai di lingkungan Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Kecamatan/Kabupaten Bangli, sejak beberapa hari terakhir airnya keruh, berwarna coklat pekat.
BANGLI, NusaBali
Dampaknya para peternak sapi kebingungan dapatkan air minum untuk ternaknya. Sejumlah peternak terpaksa bawa air dari rumah untuk diberikan pada ternaknya. kerungnya air sungai diduga akibat musibah longsor di daerah aliras sungai Melangit Dusun Cingang, Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, yang juga menghancurkan jaringan pipa PDAM.
Salah seorang peternak, Anak Agung Pramana, mengaku kesulitan dapatkan air untuk sapinya. Buat sementara sapinya diberikan batang pohon pisang sebagai pengganti air. “Kadar airnya tinggi. Tapi kalau lama seperti ini, kami pasti kesulitan mencari gedebong (batang pisang),” ungkapnya, Jumat (30/3). Diakui, masih ada sumber air lagi untuk ternaknya. Namun lokasinya jauh dan medannya terjal. Menurutnya tak memungkinkan bawa air dari rumah untuk minuman ternak karena suplai air juga terbatas pasca jaringan PDAM terganggu akibat longsor.
Peternak lainnya, I Ketut Nurada, mengatakan air di sungai Pucuk, Kelurahan Cempaga juga keruh. Ia terpaksa bawa air dari rumah untuk ternaknya. “Kami bawa air ke kandang menggunakan jeriken,” ungkapnya. Nurada menduga, keruhnya air sungai disebabkan air di hulu terkontaminasi tanah akibat longsor yang terjadi di daerah aliran sungai Melangit, tepatnya di Dusun Cingan, Desa Kayubihi, Bangli. Daerah aliran sungai Melangit terbentang dari Desa Kayubihi hingga perbatasan dengan Klungkung. “Airnya banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk minum ternak, mencuci pakaian, maupun mencuci kendaraan,” ungkapnya. *e
Salah seorang peternak, Anak Agung Pramana, mengaku kesulitan dapatkan air untuk sapinya. Buat sementara sapinya diberikan batang pohon pisang sebagai pengganti air. “Kadar airnya tinggi. Tapi kalau lama seperti ini, kami pasti kesulitan mencari gedebong (batang pisang),” ungkapnya, Jumat (30/3). Diakui, masih ada sumber air lagi untuk ternaknya. Namun lokasinya jauh dan medannya terjal. Menurutnya tak memungkinkan bawa air dari rumah untuk minuman ternak karena suplai air juga terbatas pasca jaringan PDAM terganggu akibat longsor.
Peternak lainnya, I Ketut Nurada, mengatakan air di sungai Pucuk, Kelurahan Cempaga juga keruh. Ia terpaksa bawa air dari rumah untuk ternaknya. “Kami bawa air ke kandang menggunakan jeriken,” ungkapnya. Nurada menduga, keruhnya air sungai disebabkan air di hulu terkontaminasi tanah akibat longsor yang terjadi di daerah aliran sungai Melangit, tepatnya di Dusun Cingan, Desa Kayubihi, Bangli. Daerah aliran sungai Melangit terbentang dari Desa Kayubihi hingga perbatasan dengan Klungkung. “Airnya banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk minum ternak, mencuci pakaian, maupun mencuci kendaraan,” ungkapnya. *e
Komentar